Mohon tunggu...
Qurotil hasanah
Qurotil hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

bukan seorang penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengalaman di Pondok

24 Februari 2021   21:58 Diperbarui: 24 Februari 2021   22:03 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini Loo Pengalaman Hidup Aku di Pondok

Awal cerita ini mulai ketika orang tuaku berinisiatif untuk memasukkan aku ke pondok. Tahun 2015 tepatnya, aku pergi bersama ayah untuk mengikuti test masuk pondok di kabupaten Bengkalis. Karna tempat tinggalku di Meranti, aku harus ke bengkalis menggunakan feri. Dan Alhamdulillah ternyata aku lulus dengan nilai ya lumayan cukup bagus. Setelah test selesai aku dan ayah pulang kerumah. Bakalan masuk nanti kepondok setelah lebaran

Lebaran berlalu kini saatnya aku harus pergi kepondok. Kali ini ayahku tidak ikut mengantar kan aku ke bengkalis jadi, aku hanya pergi dengan teman-teman yang mereka adalah santriwati dipondok itu. Aku berangkat dari pelabuhan tanjung samak, ketika sampai di pelabuhan tanjung harapan selat panjang ada pertukaran feri untuk membedakan antara penumpang yang ke bengkalis dengan penumpang yang bakalan berangkat ke tanjung buton. 

Ketika tiba di bengkalis ternyata koper ku terbawa ke tanjung buton, aku nangis karna ini pengalaman pertama ku pergi jauh tanpa orang tua, sedangkan temen-temen ku sama umurnya dengan ku bahkan lebih muda dari aku. Dan lucunya ada temen ku yang salah tujuan, dia ketiduran ketika feri berangkat dari tanjung samak ke selat panjang, sehingga ketika pertukaran feri dia tidak sadarkan diri hingga sampailah dia di pelabuhan tanjung buton bukan ke bengkalis.

Ketika mengingat itu ada lucunya ada juga sedihnya. Aku nangis sape kesengukan karna aku tidak punya satu helai pun pakaian kecuali yang aku kenakan waktu itu. Ketika udah sampai dipondok aku melihat mereka diantarkan dengan orang tua mereka itu semakin membuat hatiku sedih. Ketika temen-temen baruku mereka menyusun pakaian aku hanya bisa membersihkan lemari karna memang tidak ada pakaian yang aku bawa. Hanya merapikan beberapa jajan yang aku bawa dari rumah. Besoknya terpaksa orang tua ku ke bengkalis untuk mengantar koper ku yang kebawa ke tanjung buton dengan temenku juga.

Waktu demi waktu pun berlalu, temen-temenku banyak yang nangis, yang kabur, tidak betah, bahkan ada yang pindah. Sedangkan aku sama sekali tidak ada nangis sedikit pun. Aku ada sedikit rasa bangga pada diriku karna waktu temen-temenku nangis aku bahkan bisa tertawa bahagia karna tidak ada rasa tidak betah dihidupku waktu. Hingga tiba waktu itu ketika sholat ashar dimushola khusus perempuan aku nangis karna aku sakit perut, perutku kram sehingga untuk berjalan pun aku nggak bisa. 

Mulai dari situlah aku sering nangis dan sering sakit. Pernah waktu itu untuk pertama kalinya aku masuk bagian keamaan krna melanggar disiplin, terpaksa aku harus pura-pura sakit dan nangis-nangis nelpon orang tua bilang tidak betah. Karna bagiku masuk bagian keamanan itu bagian menyeramkankan dan mengerikan bagiku. Sudah hampir setahun berlalu aku sudah terbiasa dengan segala keadaan yang terjadi dipondok, bahkan ketika aku masuk bagian karna melangar disiplin pun. Aku juga sudah tidak ada nangis lagi dan mulai merasa betah dipondok.

Waktu demi waktu berlalu, tanpa terasa udah hampir 2 tahun dipondok. Semester 2 dari kelas 3int aku dan teman-temanku naik jabatan dari anggota menjadi pembimbing kamar. bergabung lah kami denga anak kelas 4. Kelas 4 atau biasa kami sebut anak ADI itu adalah mereka yang masuk pondok dari tamatan SD, sedangkan int atau intensive itu adalah mereka yang masuk pondok dari tamatan SMP/MTs. Seperti aku adalah anak int/intensive. 

Tujuan menjadikan kami pembimbing kamar agar bisa membimbing,mengarahkan, dan mencari pengalamn dari hal itu. Kami membimbing para anggota atau adik kelas kami itu untuk sholat,makan dengan tepat waktu, dan menjalanka disiplin dengan baik. Inilah awal pemulaan kami untuk bisa menjadi contoh yang baik buat adik-adik / anggota kami. Disini kami bertanggung jawab penuh atas semua prilaku dan tindakan anggota kami. Jika ada yang melangar maka kami yang akan ditegur bahkan dihukum juga. Walaupun hati kesal tapi kami yakin ini sebagian dari sebuah pengalaman.

Ketika kenaikan kelas kami yang dari intensive naik kekelas 5 bergabung dengan anak ADI. Ketika disini absen saya turun dari 3 besar turun ke ranking 8. Semakin tinggi kelas semakin berat beban yang ditanggung. Selain belajar menjadi contoh yang baik buat anggota kami juga harus belajar yang rajin dalam akademiik karna pelajarannya semakin sulit dan susah. Setahun berlalu maka habislah masa kami menjadi pembimbing kamar. Semester 2 kelas 5 kami akan naik jabatan dan itu akan lebih susah tentunya. Kami naik menjadi OPPM (organisasi pelajar pondok modern) atau jika disekolah luar seperti OSIS. 

Pada OPPM ini kami diberi tugas untuk bisa membimbing satu asrama anggota dibawah bimbingan para ustazah, tanggung jawab semakin besar dan semakin besar pula contoh yang baik harus dilakukan oleh kami. Iya bahagia untuk petama kalinya kami menjabat bagian tertinggi ini. Setelah lika-liku susahnya menjadi anggota, kini kami yang mengerakkan disiplin itu. Ya walaupun tidak mudah setidaknya lebih enak daripada mejadi seorang anggota atau adik kelas. Disiplin kami pun lansung ditanggani dan dipantau dengan para ustazah pembimbing kami.

Pada kali ini aku diberikan kesempatan dan tanggung jawab menjadi ketua koodinator pramuka. Yah akupun tidak menyangka mendapat bagian itu, karna bagiku ilmu pramuka ku sangat lah tidak baik, ada mereka-mereka lagi yang lebih baik dan bagus. Disini aku hanya membimbing anggota untuk melakukan kegiatan pramuka setiap kamis siang. Jika di asrama aku tidak mendapatkan bagian, jadi ya hidupku agak sedikit tidak sibuk. Padahal awalnya aku ingin menjadi bagian keamanan. Karna bagi anggota aku galak dan bisa ditakuti oleh para anggota. 

Tapi ku undurkan niat itu karna aku berpikir aku bukan seorang yang berdisiplin . lagi pula bagian itu memegang amanah yang berat. Setengah tahun berlalu, tanpa terasa kami sudah menjalankan amanah itu setengah priode. Tentu ada suka bahkan dukanya ya. Karna itu bukan hal yang mudah untuk bisa memahami semua sifat dan sikap anggota yang berbeda kepala dan pendapat. Dan memahami sifat teman satu bagian.

Kini kami selain disibukkan mengurus para anggota kami juga disibukkan dengan belajar karna kami telah menjadi santri akhir. Kami harus belajar giat untuk bisa menuntaskan masa belajar kami dengan baik dan benar serta menjalankan disiplin yang lebih ketat lagi tentunya. Ini semester awal kami ketika duduk dikelas 6. Ya begitulah belajar pun semakin sulit dan susah. Ujian semester awal pun berlansung, selain kami harus mengurus anggota kami juga disibukkan menjadi panitia ujian syafahi(lisan). 

Kami juga diberi kesempatan untuk membantu ustazah menjadi penguji ujian lisan. Kami juga disibukkan dengan belajar karna ketika ujian tahriri(tulisan) kami harus mengahadapi ujian yang pelajarannya dari kelas 1 sampai dengan kelas 5. Jadi pelajaran kelas 6 semester 1 ini akan kami ujiankan nanti ketika ujian akhir semester 2. Kami harus bener-bener bisa membagi waktu yang baik dan benar. Yah gitulah kedengarannya mengerikan tapi tetep harus dijalanin. Dan Alhamdulillah bisa melewati itu dengan baik ya pasti butuh perjuanganlah ya,wkwk. Karna aku sedikit terobsesi ingin menjadi mumtaz/comloude. Walaupun susah dan saingannya berat setidaknya aku pernah berjuang masa itu. Aku juga tidak disibukkan dengan amanah oppm karna ketika ujian kegiatan pramuka diberhentikan sementara waktu ketika masa ujian. Aku hanya focus ke ujian ketika itu.

Pulang sekolah lansung sholat, makan, dan lansung belajar, sorenya aku juga belajar anggap aja refresh otak . Malam pun ketika waktu belajar aku main-main sebentar saja karna aku gamau keliatan belajarnya. Setelah waktu belajar wajib habis aku bakalan kekamar ganti baju dan minum kopi untuk persiapan belajar. Aku belajar di balkon asramaku, kadang juga didepan kamar. Aku belajar bisa sampai jam 12 malam setelah itu baru tidur, terkadang tidak tidur dikamar, tapi dimana tempat aku belajar. Serta menyetel alarm agar bisa bangun pagi. Jam 2 nya aku bangun untuk sholat tahajud dan melanjutkan belajar sampe jam 4. Setelah itu tidur sebentar dan bangun lagi ketika sholat subuh. Setelah sholat pun aku belajar lagi dan alhamdulillahnya tidak ada merasakan ngantuk. 

Hingga masa ujian pun berlalu. Semua santri pulang kerumah untuk liburan kecuali kami kelas 6. Kami harus mukim dipondok untuk mengikuti sebagian kegiatan kelas 6. Dikegiatan ini kami diajari banyak hal seperti cara meruqyah, mengurus jenazah,tahsin,kajian dan banyak lagi. Masa liburan pun habis semua santri sudah harus datang kepondok tepat pada waktunya. Kami pun menjadi panitia penyambutan santri datang kepondok. Kini sampailah pada akhir febuari 2019 kami harus turun jabatan dari OPPM. Dan digantikan dengan adik kelas kami yaitu kelas 5. Dan namanya LPJ yaitu laporan pertanggung jawaban. Kami harus melaporkan apa kejadian dan pencapaian kami selama 1 tahun mejabat organisasi itu. Krna dipondok patah tumbuh hilang berganti. Kini kami sudah bebas dari semua amanah yang berat itu menurut kami. Kami juga sudah berada di penghujung masa belajar kami. Kini kami digabungkan dalam 1 kamar yang sama untuk bisa focus dengan semua kegiatan dan ujian kelas 6. Pada masa ini biasanya kami dinamakan masa karantina. Kami dikarantina untuk bisa focus menghadapi masa akhir kami. Kegiatan semester 2 ini adalah pertama kami harus mengikuti simulasi bukan try out lagi karna kami ujian sudah menggunakan computer. Simulasi demi simulasi berlalu kami dihadapkan dengan ujian UAM,UAS dan pada akhirnya kami menghadapi UAN. Karna kami dipondok belajar umum tidak terlalu banyak jadi kami begitu kesulitan dalam menghadapi ujian UAN ini. Ujian umum pun berlalu kami dihadapkan lagi dengan ujian lisan dan tulisan pelajaran kelas 6 semester 1&2. Begitu mengerikan menurut kami,huuuuuaaa.. Setelah ujian itu kami dihadapkan lagi dengan ujian amaliyatut tadris(ujian ngajar). Ini ujian yang mengerikan bagi kami karna bikin deg-geg an harus bisa mengajar dengan baik dan benar sesuai konsep tadris yang baik didepan para ustadz dan ustadzah senior. Kami juga diperintahkan untuk bisa menulis karya ilmiah kami sendiri menggunakan bahasa arab dan inggris. Disini aku kebagian bahasa arab padahal aku berharap bahasa inggris. Karna tulisan arabku tidak begitu cantik tapi ya lumayan lah untuk dibaca, hehehe. Ujian demi ujian berlalu aku begitu bersyukur bisa melewati ini dengan baik. Yah walapun aku tidak sesemangat semester 1 dulu. Karna aku sering sakit kepala jika aku tidur larut malam. Dan tentunya banyak main karna udah gabung 1 marhalah di dalam 1 kamar. Agenda akhir yaitu kami study tour,khataman dan yudisium lagi. Kami study tour ke medan selama satu minggu dan acara khataman pun akan berlansung setelah 3 hari kami pulang dari study tour. Pada acara khataman ini orang tua kami wajib datang. Dan orang tua kami datang dari berbagai kabupaten tentunya. Kami menggunakan toga yang kami sewa dari sekolah tinggi didaerah kami mondok itu. Seakan-akan kami wisuda waktu itu, huaaaa. Aku berharap aku bisa mumtaz, tapi aku ga begitu yakin. Eh ternyata benar aku tidak masuk mumtaz. Yah kecewa sih tapi mungkin usahaku kurang keras lagi, heheh. Nilai ku hanya mendapat jaid jiddan. Walapun begitu aku sudah bersyukur atas usaha yang aku lakukan waktu itu. Besok paginya kami harus bangun pagi-pagi untuk acara yudisium. Acara ini untuk mengetahui siapa saja yang bakalan lulus/tidak lulus,mengabdi/tidak mengabdi. Dari 120 jumlah kami putra putri, 60 putra 60 putri(sweet bukan,hehhe) hanya 30 yang tidak mengabdi dan 2 orang yang tidak lulus ujian pondok. Aku mendapatkan untuk mengabdi di pondok ini alias tetap, sedangkan temen-temen ada juga yang mendapatkan bagian ngabdi di karimun,siak,siak kecil,inhil,duri,dumai dan daerah lainnya. Kami dipencar kesemua daerah untuk bisa mengabdikan diri kami dipondok tersebut atas ilmu yang kami dapat selama dipondok. Kami pun sedih harus berpisah dan melanjutkan perjuangan hidup kami selanjutnya. Maybe ini sebagian dan cerita singkat aku selama menuntut ilmu dipondok. Eh iya BTW nama marhalah kami Eltizam Generation looo,wkwk. Dengan bermottokan we come as stranger, we leave is family. Thank you.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun