Mohon tunggu...
Ahmad Maruf
Ahmad Maruf Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - طالب

عبد فقير راج إلى عفو ربه

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kejujuran dalam Negeri Pertiwi

16 Juni 2021   23:07 Diperbarui: 16 Juni 2021   23:10 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Muhammad Farhan Bahrun

Jujur atau Kejujuran, siapa diantara kita yang tidak mengenal istilah berikut ini. Dalam wikipedia sendiri menyatakan bahwasanta jujur atau kejujuran mengacu pada aspek karakter, moral dan berkonotasi atribut positif dan berbudi luhur seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan, termasuk keterusterangan pada perilaku, dan beriringan dengan tidak adanya kebohongan, penipuan, perselingkuhan, dll Selain itu, kejujuran berarti dapat dipercaya, setia, adil, dan tulus. Kejujuran dihargai di banyak budaya etnis dan agama [1] "Kejujuran adalah kebijakan terbaik" adalah pepatah dari Benjamin Franklin.; Namun, kutipan "Kejujuran adalah bab pertama dalam buku kebijaksanaan" tersebut diberikan untuk Thomas Jefferson, seperti yang digunakan dalam sebuah surat kepada Nathaniel Macon.

Dalam masa saat ini khususnya jujur atau kejujuran sendiri merukapakan salah satu harta yang banyak hilang dari pribadi insan manusia saat ini. Dalam pandangan khusus selaku seorang muslim sendiri, banyak diantara mereka yang lupa akan hal yang begitu penting ini. Dimana dalam sejarah keberadaan Islam dan kaum muslimin, tak pernah luput dari sifat terpuji ini. Sejarah bahkan mencatat salah satu julukan yang melekat kepada Sang Baginda Rasulullah SAW yakni Al-Amin yang berarti Terpercaya atau dalam pemahaman lainnya jelas berarti pribadi yang bersifat jujur. Maka dari itu tak salah bila mana sifat jujur atau kejujuran merupakan salah satu hal dasar yang begitu sangat di tekankan oleh islam kepada para penganutnya. Olehnya itu islam meletakkan kejujuran pada derajat yang tinggi dalam nilai keagamaannya sebagai mana yang di perintahkan Allah SWT kepada hambanya "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah Swt., dan bersamalah dengan orang-orang yang benar." (QS: At-Taubah :199)

Olehnya itu perlu kiranya penanaman sifat kejujuran dalam diri setiap muslim baik secara penanaman pribadi ataupun dalam luang ringkup keluarga, masayarakat, dan bernegara. Khususnya dalam negeri kita ini republik indonesia yang bisa dikataka dalam keadaan krisis moral dan akhlak yang tengah melanda kita yang didalamnya pun telah mencakup krisis kejujuran pada banyak pribadi dibangsa kita. Dari kalangan bawah hingga kalngan atas negarawan yang tak mampu kita berbohong akan hal ini, bahwa begitu jauh kita dari sifat jujur dan kejujuran itu sendiri.

Hal ini tentunya bukan tanpa bukti kami paparkan, salah satu argumen dalam Kompas.com yang di kemukakan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebut uang pengganti yang kembali ke negara atas kerugian kasus korupsi pada 2020 hanya berjumlah Rp 8,9 triliun. Padahal, menurut data ICW, total kerugian negara akibat tindak pidana korupsi mencapai Rp 56,7 triliun.  "Jadi pengenaan pidana tambahan uang pengganti juga cukup miris. Kalau kerugian negara besar, harapannya uang pengganti juga besar. Akan tetapi di tahun 2020 tidak seperti itu," ungkap Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana, dalam konfrensi pers virtual tentang Laporan Hasil Pemantauan Persidangan Korupsi 2020, Senin (22/3/2021).

Kurnia melanjutkan, berdasarkan data tersebut berarti hanya sekitar 12-13 persen, uang negara yang kembali dari total kerugian akibat tindak pidana korupsi. "Jadi praktis di tahun 2020 hanya sekitar 12-13 persen (uang) itu kembali ke negara melalui vonis pidana tambahan yang diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi," jelas Kurnia. Jumlah uang pengganti tersebut, lanjut Kurnia, ditemukan ICW berdasarkan vonis pengadilan pada kasus korupsi sepanjang 2020.

Dari apa yang terpampang di atas ini bahwa sangat betul, bumi pertiwi dan kaum muslimin begitu sangat membutuhkan pendidikan kejujuran yang lebih mendalam dalam setiap elemennya bukan hanya pada anak-anak usia dini, namun juga pada para petinggi-petinggi negara. Dengan tujuan yang tentunya tidak terlepas dari salah satu sila negara republik indonesia "KEADILAN YANG ADIL DAN BERADAB"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun