Salah satu UMKM yang cukup terkenal di Ponorogo dan berfokus pada pemberdayaan kaum disabilitas adalah Batik Ciprat. Batik ciprat adalah batik yang diproduksi oleh pengrajin disabilitas di Desa Karangpatihan, Ponorogo, Jawa Timur. Berdiri sejak tahun 2011 dilatar belakangi ketika seorang guru keterampilan di SLBN Semarang melatih siswa tuna grahita berat membatik. Setelah berusaha berkali-kali, siswa tersebut kesulitan membatik menggunakan canting, sehingga mereka mencipratkan dan meneteskan larutan malam ke kain secara acak, Jadilah nama batik tersebut Batik Ciprat dan terkenal hingga saat ini. Usaha ini tidak hanya dikenal karena produknya yang unik, tetapi juga karena keterlibatan penyandang disabilitas dalam proses produksi. Saat ini motif Batik Ciprat sudah tampil dengan berbagai varian. Mulai dari motif abstrak,binatang,wayang,tumbuhan,dan masih banyak lainnya,serta menggunakan metode kombinasi antara batik ciprat dan batik tulis sehingga menghasilkan karya yang unik dan khas. Batik Ciprat memberikan kesempatan bagi para penyandang disabilitas untuk belajar keterampilan baru dan berkontribusi secara ekonomi. Lingkungan kerja di Batik Ciprat dirancang agar inklusif dan aksesibel. Hal tersebut mencakup Fasilitas yang Ramah Disabilitas di mana memastikan tempat kerja yang nyaman, mudah diakses bagi penyandang disabilitas dan Budaya Kerja yang Inklusif, membangun budaya kerja yang mendukung dan mendorong kolaborasi antara semua karyawan. Selain itu, para karyawan penyandang disabilitas diberikan tanggung jawab dalam proses produksi, sehingga mereka merasa dihargai dan memiliki peran penting dalam usaha. Dari sini membuktikan bahwa Batik Ciprat sangat memberikan dukungan penuh terhadap pemberdayaan penyandang disabilitas yang dapat berperan aktif dalam dunia kerja dan berkontribusi secara signifikan. Â
Selain Batik Ciprat, masih banyak lagi UMKM di ponorogo yang memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengasah potensi dan mengembangkan keterampilan mereka. Di antaranya seperti usaha kerajinan tangan yang membuat produk-produk seperti tas, aksesoris, barang dekoratif. Usaha pengolahan sampah daur ulang, menjadi kerajinan yang estetik. Produk olahan pertanian, beberapa usaha kuliner yang mulai menerapkan model inklusif, dan juga kegiatan produktif seperti beternak. Dengan semakin banyak penyandang disabilitas yang terlibat dalam kegiatan ekonomi, masyarakat secara keseluruhan akan lebih memahami dan menghargai potensi mereka. Hal ini akan sangat membantu mengurangi adanya stigma dan diskriminasi.Â
Kesimpulan
Tentunya, segala upaya yang telah dirancang sedemikian rupa oleh pemerintah tidak akan bisa terwujud tanpa adanya keterlibatan dan kontribusi masyarakat terhadap program-program yang mendukung penyandang disabilitas, membangun solidaritas dan kerjasama dalam komunitas. Mengangkat potensi kaum disabilitas melalui UMKM bukan hanya memberikan manfaat bagi individu, tetapi juga untuk masyarakat secara keseluruhan. Dengan memberdayakan penyandang disabilitas, kita menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan, yang pada akhirnya memperkaya kehidupan semua orang di dalamnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H