Tidak diketahui kapan batik Indonesia pertama kali dibuat, tetapi keterampilan tradisional sangat berkembang dengan baik selama ratusan tahun di Jawa Tengah terutama sekitar Yogyakarta dan Solo di bawah perlindungan Sultan dan istananya.
Desain adalah salinan dan dalam beberapa kasus kain hanya bisa digunakan oleh orang-orang tertentu atau pada kesempatan tertentu. Bahkan, keluarga kerajaan pun punya desain terlarang mereka sendiri, lho.
Sementara itu, kalau desain pantai dikembangkan secara berbeda biasanya dipengaruhi oleh para pemukim dari Cina, penjajah, dan pedagang Belanda dari India dan Arab.
Berikut ini dua metode membatik dengan lilin:
- Kain digantung di atas bingkai dan desain digambar dengan canting (cerat bertangkai tembaga kecil yang dilekatkan pada pegangan bambu atau kayu). Canting dicelupkan ke dalam panci berisi lilin panas dan kemudian dibiarkan mengalir melalui cerat ke kain. Pada kain yang lebih tebal, membatik dengan lilin dilakukan di kedua sisi. Proses ini biasanya dilakukan oleh para wanita.
- Kain direntangkan ke atas meja panjang dan alat cap atau stamping tembaga digunakan. Alat ini dicelupkan ke dalam panci berisi lilin panas dan ditekan ke kain. Hal ini memungkinkan desain diulang berkali-kali dan biasanya dilakukan di kedua sisi kain oleh laki-laki. Ini adalah metode aplikasi lilin yang jauh lebih cepat.
Nah, untuk warnanya sendiri, pewarna tradisional yang umum digunakan untuk membuat batik di Jawa Tengah (Yogyakarta, Solo, Pekalongan) adalah warna biru nila dan soga.
Penulis: Jan Wiguna
https://video.quipper.com/id/blog/tips-trick/your-life/kenalan-dengan-batik-indonesia/Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H