Ditengah kegelisahan karena sering "dipaksa" untuk memakai bahan kimia paling berbahaya di dunia, styrofoam, dalam berbagai karya yang kami hasilkan, dan senada dengan konsep GO GREEN yang makin mendapat tempat istimewa di hati kami semua, maka kamipun berusaha mencari alternatif material terbaik yang tidak membahayakan kami sebagai pembuat, memuaskan klien sebagai pemesan sekaligus proyek idealis masa depan yaitu mewariskan dunia yang lebih sehat dan bersahabat pada anak cucu kelak. Maka kamipun berusaha untuk lebih mencari tahu kira-kira material apa yang dapat kami pakai dalam berkarya sekaligus dapat kami eksplore tetapi tidak beracun dan lebih ramah serta bersahabat. Melalui majalah, buku atau di internet kamipun memulai pencarian tersebut. Secara mendadak ada sebuah tulisan mengenai rumah bambu tahan gempa menyelinap mencuri perhatian disela-sela pencarian kami melalui mesin pencari Google yang super komplit tersebut. Sekilas tertarik akan tulisan tersebut, maka kata demi kata dalam tulisan tersebut mulai kami lahap. Semakin jauh membacanya, ketertarikan dan rasa kagum kami akan bambu, material yang selama ini terabaikan dan sama sekali tak tersentuh oleh hasrat seni kami, semakin membuka mata kami bahwa ada material yang murah, indah, kuat sekaligus begitu banyak tersedia di sekitar kita menanti untuk di 'jamah' oleh tangan-tangan yang haus akan rasa kreatifitas ini. Secara mendadak pula, bambu menjadi topik pembicaraan yang hangat diantara kami, sekaligus membuat kami penasaran dengan rasa ingin tahu yang begitu deras mengalir memenuhi ruang imajinasi kami. Bahkan saking tiba-tibanya kami jatuh cinta akan material tersebut, salah seorang anggota team kami memutuskan untuk menggunakan bambu sebagai material konstruksi utama dalam pembangunan rumah yang sedang ia laksanakan. Lagi-lagi dengan bapak Google yang setia menemani sekaligus melakukan diskusi-diskusi bersama rekan-rekan komunitas pencinta bambu di jagat maya kami berusaha mencari informasi yang lebih dalam mengenai material yang mendadak jadi primadona di lingkungan kami itu. Thanks God, tidak berapa lama bergabunglah orang yang selama ini sering bergelut dengan bambu secara tradisional ke dalam team kami. Di daerahnya dia dikenal sebagai pengrajin yang sering mengerjakan bambu, baik untuk arsitektural, furniture maupun handicraft, dalam pola serta design yang tradisional dan baku dari waktu ke waktu. Namun secara tradisional pula kami yakin bahwa pengetahuannya akan tanaman serta material yang bernama bambu itu pasti sudah mumpuni. Oleh karenanya ide kami yang lebih moderat kami coba untuk dipadukan dengan pengetahuan tradisional yang beliau miliki, hasilnya sebuah karya yang kami rasa lain daripada yang lain. Tetap fungsional namun memiliki sentuhan seni yang lumayan sekaligus tetap mengandung unsur kekinian sehingga still up to date. Inilah beberapa handicraft bambu yang telah kami hasilkan dalam perjalanan kami mengeksplore material ini :
Karena perkenalan kami yang intens dengan material ini belum lama , maka kamipun terus belajar sambil berkarya (learning by doing). Selain barang-barang handicraft seperti di atas, kamipun memberanikan diri untuk mencoba membuat sesuatu yang dari segi kekuatan perlu dipertanggung jawabkan, seperti misalnya untuk arsitektural maupun konstruksi secara umum. Karya-karya kami di seksi ini, diantaranya :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H