Mohon tunggu...
Quinsha Nurul
Quinsha Nurul Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Quinsha Nurul Aisha MTsN Padang Panjang A'44

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebahagiaan Keluarga Nomor Satu

26 Januari 2025   23:59 Diperbarui: 26 Januari 2025   23:59 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rumah memang sepi, tetapi besok tidak akan sepi lagi. Dapat kabar dari kakak tertua ku, Elok, dia akan sampai setelah shalat dzuhur bersama suami, anaknya, dan kakak keempatku, Kak Icut. Kakak keduaku, Ayang, akan sampai jam dua belas siang. Sedangkan kakak ketigaku, Incim pun setelah shalat dzuhur.

Aku mengambil alih meja belajar yang biasa dipakai Khalil. Aku mengambil kumpulan soal SMAN BOARDING. Mengerjakan soal soal yang mudah. Setelah tiga jam berlangsung akhirnya kantuk mulai menguasai ku. Aku pun memilih tidur dan akan dilanjutkan esok hari.

Pagi harinya, aku tersentak karena Khalil membangunkan ku. Aku menepuk jidatku sendiri. Jika sudah pulang begini, pasti kewajibanku tidak terpenuhi. Aku langsung ke kamar mandi, cuci muka dan mengambil wudhu. Aku membentangkan sajadah di lantai lalu melaksanakan shalat subuh.

Dilanjutkan dengan mandi pagi. Aku keluar dan melihat Bunda ku sudah berkutat di dapur. Aku menolong bundaku memasak. Setelah 2 jam akhirnya selesai. Ayam kecap masakan terenak buatan Bundaku.

Ayang sudah sampai. Lalu azan dzuhur berkumandang. Aku segera melaksakan sholat dzuhur. Ternyata Elok, Kak Icut, Bang Naldo-suami Elok, dan Incim sudah sampai. Mereka tengah menunggu ku ternyata. Akhirnya kami makan siang bersama.

Setelah selesai makan bersama, aku lanjut membersihkan peralatan makan. Lalu mencucinya. Dan menelungkupkannya.

Karena masih siang menjelang sore aku tidak tahu ingin melakukan apa. "Lihat durian jatuh Ke, Ayang dan Bunda akan memasak ketan dulu." suruh Ayang dan aku langsung meluncur ke kebun Papa. Terlihat disana Papa dan Incim tengah mengambil manggis, serta Bang Naldo dan Khalil mengambil rambutan.

BUMB!
Bunyi durian jatuh membuyarkan lamunan ku. Aku berlari dan melihat ada tiga buah durian yang jatuh. Baunya enak dan pasti rasanya enak. Nyam....

Setelah mendapatkan durian, aku berlari ke rumah. Terlihat Papa tengah mengatur buah yang mereka ambil bersama tadi. Elok menghampiriku, "tumben, biasanya main hp." aku merotasikan mataku saking kesalnya. "Gini salah gitu salah juga." ujar ku kesal.

"Sudah, kak lebih baik kakak menjaga Zakira. Dan kamu sebaiknya shalat ashar dulu, nanti kita makan durian dan buah lainnya bersama, kebetulan Bunda ada ketan cadangan, jadi memasaknya tidak lama." aku menurut dan langsung mengerjakan shalat ashar.

Setelah selesai ternyata semua sudah berkumpul. Menunggu ku lagi ternyata. Lalu kami memakan hasil pungutan kami. Enak. Aku bangga, karena aku atau setidaknya berkat aku manjaga durian, kami semua bisa bekumpul lagi. Jarang jarang seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun