Mohon tunggu...
Queeninsya Qanahaya
Queeninsya Qanahaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Fakultas Kesehatan Masyarakat Prodi Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perlunya Kerjasama Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Masyarakat untuk Mewujudkan Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue

18 September 2024   18:47 Diperbarui: 18 September 2024   18:51 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

QUEENINSYA QANAHAYA/191241077
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
 
Salah satu jenis penyakit menular yang menjadi endemik di Indonesia adalah demam berdarah dengue (DBD). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. DBD ditandai dengan demam mendadak 2 sampai dengan 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechiae, lebam/echymosis atau ruam (purapura), terkadang beserta mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau renjatan (shock).

Penyebaran DBD di Indonesia sangat dipengaruhi oleh mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, dan kondisi lingkungan seperti keberadaan wadah/tempat buatan atau alami di tempat pembuangan sampah atau tempat sampah lainnya. Di Indonesia insiden DBD masih tinggi dan penyebarannya semakin meluas, sehingga dibutuhkan pengendalian vektor yang lebih intensif. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menimbulkan masalah bagi masyarakat. WHO melaporkan bahwa setiap tahunnya 50 juta penduduk dunia terinfeksi virus dengue dan 2,5% dari mereka meninggal dunia.

Sebagai daerah tropis, Indonesia sangat rentan terhadap penyakit berbasis penularan vektor (vector borne disease) sehingga jumlah penderita dan luas daerah penyebaran DBD semakin bertambah seiring meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Menurut berbagai penelitian, perubahan siklus cuaca juga terbukti meningkatkan kemungkinan dan resiko penyakit berbasis vector-borne, khususnya DBD disebabkan virus dengue. Virus dengue ini sangat sensitif terhadap perubahan iklim karena perubahan suhu rata-rata, kelembaban, dan curah hujan yang meningkat dapat mempengaruhi siklus hidup dan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus tersebut. Tentu, masalah kesehatan yang sering kali menjadi wabah ini menjadi perhatian penting bagi pemerintah kesehatan & tenaga-tenaga kesehatan masyarakat.

Dengan rentannya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masyarakat harus lebih mewaspadai akan timbulnya gejala yang dapat terjadi, dan masyarakat diharapkan lebih siap untuk melakukan tindakan pencegahan, oleh karena itu diperlukan peran tenaga kesehatan masyarakat dalam kegiatan upaya pelayanan masyarakat atau puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tim kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan juga dalam memberikan pendidikan serta pemahaman kepada individu, keluarga, atau kelompok baik dirumah, puskesmas dan di masyarakat. Khususnya mengenai cara penanganan bagaimana mengurangi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Upaya untuk melaksanakan penanganan untuk mengurangi peningkatan kasus adalah dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui penyuluhan, pelatihan dan pendampingan kepada ibu rumah tangga atau karang taruna di bawah bimbingan fasilitator, petugas kesehatan dan dukungan dari kepala desa/rt setempat. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) sangat diperlukan untuk memfasilitasi permasalahan atau problem yang ada di masyarakat di wilayah. Tenaga kesehatan yang ada belum mencukupi untuk melaksanakan program-program yang perlu ditindaklanjuti di masyarakat, sehingga perlu Pemberdayaan Masyarakat untuk membantu pelaksanaan program-program dari Dinas Kesehatan di masing-masing wilayah.
Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat untuk mencegah dan memberantas penyebaran demam berdarah (DBD) di antaranya: Program 3M atau menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali limbah barang bekas, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) atau kegiatan prioritas Dana Desa di bidang kesehatan, kegiatan ini dilakukan untuk mengajak masyarakat menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat, dan menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk. Jadi, untuk mewujudkan pengurangan kasus DBD di Indonesia, bukan hanya peran tenaga kesehatan masyarakat saja yang dibutuhkan. Tetapi juga membutuhkan kerja sama masyarakat.

"KATA KUNCI: DBD, Masyarakat, Penyebaran, Upaya, Virus."
 
 
 
 
 

Daftar Pustaka
- Agnesia, Yoana. (2023). Demam Berdarah Dengue (DBD): Determinan dan Pencegahan. Pekalongan: Penerbit NEM.
- Yulianto, Budi. (2023). Memberdayakan Masyarakat Mencegah dan Mengatasi DBD/DHF Dengan PSN 3M PLUS. Surabaya: Scopindo Media Pustaka.
- N, Frida. (2020). Mengenal Demam Berdarah Dengue. Semarang: Alprin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun