Mohon tunggu...
Queenina Yusuf
Queenina Yusuf Mohon Tunggu... -

"LOVE is not about winning someone and not about owning a relationship. It’s about BEING HAPPY!"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Buruk Rupa! Jangan Bersaing Denganku!

12 September 2011   04:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:02 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku benci ketika aku harus bertemu dan melihatmu tanpa sengaja. Atau kamu tiba-tiba datang padaku. Paling menyebalkan saat kamu berani datang ke mimpiku atau ke rumahku tanpa memberitahu sebelumnya. Bagaimana tidak? Kamu datang dengan wajah meringis, tersenyum atau tergelak.Tapi, tidak sekalipun membuat aku bahagia.Sesekali datang hanya sekedar sekelebat lewat atau berlenggok didepanku dengan darah carut marut di bajumu.. Pernah aku melihatmu bergerombol dengan teman-temanmu di sebuah warung diatas lerenhg gunung dekat pemandian air terjun itu.Wajah kalian sungguh sangat jelek!! Legam tanpa bentuk..tak ada hidung, mata, bibir, alis,rambut..! Semua dataaarr dan gosong.. Plus pakaian tanpa model melilit ketat tubuh kalian! Hanya diikat di bagian pinggang, kaki dan kepala.Seumpama dunia fashion mengikuti gaya trendi kalian, pastilah perlahan-lahan akan mati suri. "Kemarin ada lima orang yang disemayamkan disitu, mereka hilang digunung ini selama lima hari" Cape dweeh... Pernah juga aku melihatmu dalam bentuk yang lain.Kali ini lebih jeleeek lagii..sumpah! Bermata satu, berwarna merah saga tepat ditengah dahi dan telinga memanjang seperti kerucut phyramid. Kamu siap meniduriku, saat aku telentang diranjang dengan lingerie-kesayanganku. Jelas saja kamu tergoda, karena kamu melihat siluet tubuhku. Sebegitu sexikah aku, hingga bukan hanya pria normal saja yang tertarik padaku...?? Sayangnya... aku jijik padamu! jelas aku tidak bisa bercinta denganmu.. Sungguh, badanmu tidak proporsional. Lihatlah kakimu panjangnya saja hampir dua meter. Plus badan dan telinga kerucutmu. Total tinggimu mencapai 5 meter. Semua dipenuhi bulu lebat nan gondrong dan kulitmu hitam melebihi hitamnya malam.. Please deh,buat gairahku langsung lenyap tak berbekas. "Biasa mbak...disini memang begitu. Dia itu yang menjaga kamar mbak, hati-hati loh mbak...nanti bisa hamil, Koq mbak cuek saja sih bertemu dia? !" kata ibu kos ku.. Wah, tak sudi aku dihamili makhluk sepertimu...seperti apa nanti keturunanku??? Cape dweeh.. Berbagai wujudmu datang dan pergi. Memperlihatkan dan mempertontonkan keahlian masing-masing kepadaku Seperti tadi malam.... Tidak mau kalah bersaing denganku, kamu tertawa panjang dan genit ketika sekumpulan pemuda lewat tepat di bawah rumah pohonmu... Barangkali kamu berharap mereka jatuh cinta padamu ya?? Keahlianmu tertawa dan terbang memang terkadang memancing keingintahuan orang lain, tapi bukan untuk menjadikanmu seorang komedian, jago kungfu atau kekasih...apalagi menjadi istri... "Mending gue ga kawin deh kalau bini gue bolong ditengah dan berulat pula....hiiiihh!! " Wkwkwkwk...tuh kan! Tetap saja kamu tidak bisa bersaing denganku... Sudah kukatakan pada kalian...Sumpah, wajah kalian itu BURUK RUPA! Jangan mencoba bersaing denganku..Percuma! Belum lagi, kalian suka mengeluarkan bau-bauan aneh....menyebalkan!! Secantik atau segantengnya kalian, Itupun menurut golongan kalian, tidak akan pernah membuat kami jatuh cinta... Kalaupun ada yang jatuh cinta, itu tidak lebih hanya memanfaatkan kelebihan kalian saja, seperti memenuhi syarat dunia perdukunan agar cepat kaya, atau "kebutuhan" paranormal yang memerlukan omong kosong kalian akan masa depan. Maka...menjauhlah dariku!! Percuma kalian sering muncul dihadapanku Tidak akan pernah membuatku merasa bersaing denganmu, takut, ..apalagi jatuh cinta...!! Justru aku muak dengan kalian,menetaplah di rumahmu sendiri.. Neraka!!! Bencoolen 10-09-2011 Dinihari 02.30 Teruntuk makhluk ghaib yang sayang padaku :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun