Mohon tunggu...
Queena ratu
Queena ratu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedia

yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beli Cinta dengan Rupiah

6 Juni 2022   00:16 Diperbarui: 6 Juni 2022   00:19 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Taj Queena Fita Irawan

Nim : 21107030144

Prodi : Ilmu Komunikasii

Difabel : Tuli

TUGAS JURNALISTIK

NOVEL JUDUL " BELI CINTA DENGAN RUPIAH "

Pelorotan Akan Waktu

PERNAH tidak sih menyadari kalau kamu lagijatuh cinta, rasanya pengen terus. Kamu itu terus ngebayangin doi sampai-sampai kamu tidak mau makan, tidak bisa tidur, malahan kebawa mimpi, tidak mau " mandi " ( bik bik bik iihh bau dong keteknya ).

Ketika kamu jatuh cinta, kamu telah bermain-main dengan waktu. Satu hari terasa lama banget kalau tidak jumpa doi, kamu pengen terus menghubungi dia. Mau tau aja, apa kegiataannya, dia lagi ngapain , gimana kabarnya hari ini. Pas malam  menjelang tidur kamu masih nanya udah bobo belim. Terus paginya kamu bangunin dia lewat telepon sedekar mau ngucapin " selamat pagi dunia ". Pas bareng dia, kamu merasa saat-saat yang begitu indah sampai kamu tidak nyadari ternyata delapan jam itu cuma sebentar. Kalau orang kantoran biasanya bosan dengan jam kerja yang begitu lama, kamu dengan entengnya ngabisin waktu banyak itu sama doi cuma sedekar ngobrol bareng nanyain interest nya doi apa, hobinya apa. Cerita ngalur ngidul tanpa manfaat.

Nah... Itu kalau kamu berada pada pase pedekate. Bisa membayangin itu kan? Bagaimana relanya kamu berdarah-darah demi ngedapetin sang target. Gimana kalau udah pacaran alias jadian, berapa aja waktu yang kamu habisin buat bareng si doi...

Berdasarkan analisis saya terhadap banyak pasangan, mereka telah menghabiskan banyak waktu buat berdua. Apalagi kalau misalnya sekolah/kuliah satu jurusan, mereka akan kemana-mana bareng. Di sinilah kelemahannya, pasangan pasti berdua terus, nempel kaya perangko. Mereka tidak tau berapa waktu yang telah mereka boroskan.

Untuk kasus pasangan yang sudah bekerja, biasanya mereka punya kesibukan masing-masing dan agak dibatasi oleh job-nya sehingga mereka jarang pada jam kerja.

Dari jam 07.00-15.00 mereka terlibat pekerjaan kantor atau mengurus bisnis. Selepas itu baru mereka memiliki waktu free. Walaupun sesibuk itu, tetap saja mereka akan menghabiskan waktu berdua. Katanya  harus ada " jam cinta " buat pasangan untuk berdua sedekar melepas rindu. Pada kasus seperti ini saya pikir wajar karena cinta memang membutuhkan kebersamaan.

Nah... ada beberapa yang bisa pasangan yang bisa sampai lebih dari dua belas jam bersama. Kemana-mana berdua, nempel terus. Dikasus seperti inilah om akan mengangkat sisi keerugian alias pemborosan waktunya. Pasangan ini akan menghabiskan banyak waktu tanpa mereka tahu waktu yang habiskan itu sangat bermanfaat.

Kita ambil rata-rata berapa jam waktu yang dihabiskan pasangan ini dengan intersitas kebersamaan berdua tiap hari. Tiap hari mereka akan menghabiskan 10 jam ( melebihi jam kerja kantor ). biasanya pasangan seperti ini adalah mahasiswa yang kebetulan kuliah satu jurusan, tinggal jauh dari kontrol orang tua.

Mari Kita Hitung 

Sepuluh jam kalikan tujuh hari dalam satu minggu, hasilnya adalah 300 jam. Wow ... Luar biasa. Pemborosan waktu yang sangat banyak. Yang bener, emang ada pasangan yang kaya gini? Sering banget berduanya? Tanyamu.

Dengerin nih, temen saya anak kuliahan ada yang pacaran satu kampus, satu angkatan dan satu jurusan. Mau tau jam terbang mereka berdua? Kemana-mana selalu terlihat berdua. Jam 07.00 sang pria langsung berangkat kekampus dan mampir menjemput pacarnya. Mereka baru pulang sekitar jam 16.00. pasangan ini juga ikut beberapa kegiatan mahasiswa dikampus, ngerjain tugas selalu bersama. Dan bahkan kadang-kadang si wanitanya sampai nginap dikost si pria itu. Bagaimana pemborosan waktu mereka?? Apa yang mungkin terjadi? Selanjutnya terserah kamu.

Wah bos, itu mah iklan banget..

Ya deh, kita lanjutin ya pelajaran Matematikanya.

Terus ... satu tahun berapa, kalikan aja, nak.

10 jam X 360 hari = 3.600 jam. Weleh-weleh weleh...

Banyak amit tuh waktu terbuang percuma.

It's okay, anggap aja pasangan ini udah siap menjalin hubungan kejenjang yang lebih jauh dan sangat serius jadi ... maklumin aja ya, pemborosan waktu sebanyak ini anggap aja angin lalu. Tidak penting. Mungkin nanti mereka akan jadi pasangan suami-istri.

Wew.. cepat kali kamu mikirnya, sejauh itu lagi. Nak, masa depan itu tidak bisa diprediksi. Sangat mungkin terjadi hal-hal diluar dugaan dan rencana kamu.

Mari Kita Hitung Pemborosan Waktu Pada Kasus Lain

Ambil saja, satu pasangan membutuhkan waktu untuk bersama dalam satu hari seabanyak dua jam ( ini rata-rata waktu yang dihabiskan pasangan muda ). Tetapi cobalah lihat betapa pemborosan waktu itu masih sangat banyak.

Sekali lagi kamu mungkin tidak melihat dan merasakan bahwa hal ini merupakan kesia-siaan. Kalau saya sendiri, dua jam tiap hari bersama pasangan membuat pikiran tidak menentu, kenapa? Karena waktu kita terporsir hanya untuk dia. Kita mau melakukan aktivitas lain jadi agak terhambat. Pacar ditinggal sendirian dikost sangat tidak mengenakkan. Inilah masalahnya. Kalau kamu punya banyak kegiatan diluar, kamu memerlukan waktu dan jam terbang yang tinggi pula. Kalau kamu punya urusan kantor dan bisnis yang menuntut tinggi, pas ketemu tiap hari sebanyak dua jam akan terasa sangat menyita waktu.

Bukan masalah apakah kita sayang pada pasangan atau tidak, persoalannya adalah kembali lagi pada waktu kita yang sangat terbatas. Dua jam tiap hari dibuang begitu saja sementara pekerjaan/bisnis membutuhkan keterlibatan kita tetap menyelesaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun