Mohon tunggu...
Queena Harjoko
Queena Harjoko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Smart City from Smart People

1 November 2021   15:12 Diperbarui: 8 November 2021   22:56 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada hal ini, masyarakat dan pemerintah harus benar benar bekerja sama untuk mencapai suatu smart environment itu sendiri. Karena akan menjadi percuma saja jika pemerintah sudah menyiapkan berbagai macam sistem, berbagai macam cara untuk mencapai hal tersebut namun masyarakat tidak membantu dan mengindahkan alternatif yang telah disiapkan.

Salah satu hal penting dalam smart city adalah pemerintah. Jadi, dalam hal ini, pemerintah harus mampu memfasilitasi perubahan, dan membangun masyarakat dengan baik. Misalnya melalui regulasi ekonomi strategis yang dibuat untuk mendorong pengembangan UKM dan industri kreatif lainya. 

Atau dengan hukuman elektronik yang menggunakan teknologi untuk mengurangi gangguan dari orang tidak bertanggung jawab. Hal ini kemudian dapat menciptakan kepercayaan dan transparansi antara pemerintah dan masyarakat akan tercipta dengan baik. 

Sebagai bahan perbandingan, dimana pemerintah Singapura membuat perencanaan smart government dengan mengedepankan tingkat kapabilitas sebagai indikator utama (CGF Research Institute, 2014) yang menitik beratkan pada tersedianya house of government (Annisah, 2018).

Berikutnya adalah smart living. Smart living bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat menjadi target selanjutnya. Penyediaan media berupa informasi kesehatan, pengembangan program literasi digital, dan pembangunan fasilitas ramah difabel merupakan beberapa cara untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 

Dari apa telah dijelaskan, ini berdampak dan menyentuh mengenai permasalahan hoax yang terjadi belakangan ini. Dengan literasi digital, misalnya, masyarakat bisa memperkecil dan menyaring berita bohong atau hoax tersebut.

Mengenai smart mobility, hal ini dapat berfokus pada peningkatan kualitas transportasi bagi masyarakat. Seperti transportasi yang memudahkan masyarakat serta dapat mengatasi masalah masalah kemacetan di jalan. Seperti MRT atau LRT dipandang sebagai solusi untuk mengurangi kemacetan. 

Sedangkan untuk kota kota padat yang tidak mengalami kemacetan memiliki fokus, prioritas, dan solusi yang berbeda karena tiap daerah memiliki potensi yang berbeda beda. Misalnya, kota memiliki potensi pada pertanian, daerah tersebut dapat mengembangkan teknologi yang mendukung pertanian dan lain lain.

Yang terakhir, smart city tidak akan berjalan jika tidak memiliki sumber daya manusia (SDM) yang baik dan memiliki pemikiran yang smart. Semua indikator yang telah dijelaskan diatas bertumpu pada kualitas masyarakat dan pemerintahnya. Itulah mengapa tanpa adanya korelasi antara kedua pihak tersebut, maka smart city tidak akan tercapai dan tidak akan berjalan dengan baik.

Semua indikator yang telah dijelaskan tersebut tidak bisa berjalan sendiri melainkan harus beriringan. Masing-masing dari indikator tersebut memiliki perannya masing-masing dan saling bergantung satu dengan yang lainnya.

Jadi untuk memulai membangun smart city, kita harus memastikan bahwa pemerintah dan masyarakat siap untuk mewujudkan dan mencapai smart city tersebut. Namun, dengan teknologi yang sudah memadai pada saat ini, kita bisa melakukan pembekalan masyarakat dan pemerintah mengenai smart city yang ingin kita capai dengan sangat mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun