Mohon tunggu...
Langit Quinn
Langit Quinn Mohon Tunggu... Freelancer - Ghost writer, Jokower, Ahoker...

Founder Fiksiana Community

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Nasi Goreng Bu Mega

25 Juli 2019   09:48 Diperbarui: 25 Juli 2019   10:58 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sepiring nasi goreng ada kehangatan, kita bisa melihat nasi sisa itu kembali HANGAT, bukan lagi nasi sisa kemarin malam yang bagi sebagian  orang mungkin tidak lagi terasa enak. Bahkan mungkin   tak segan memberikannya ke ternak.

Dalam sepiring nasi goreng, kita juga bisa merasakan berbagai macam bumbu, yang BERSATU PADU agar rasanya menjadi lezat. Bayangkan jika hanya garam saja yang ditaburkan. Atau cabai saja yang ditambahkan. asin saja, atau PEDAS saja. Penyatuan bumbu yang berpadu menjadikannya istimewa.

Dalam sepiring nasi goreng kita juga dapat melihat berbagai macam suyuran, daging, bakso, sosis, telur, agar kandungan nilai gizinya mencukupi, dan penampilanya lebih INDAH. Ada penyatuan bahan makanan menjadi satu, dengan kandungan gizi yang lebih banyak, sehingga bermanfaat bagi tubuh.

Pada akhirnya, jika kita mau bersyukur, menghargai, dan pantang menyia-nyiakan makanan, nasi sisa kemarin malam ternyata masih sangat bermanfaat untuk tubuh kita, dan rasanyapun istimewa, selagi kita dapat menghidangkannya  dengan rasa yang lebih lezat, istimewa, dan tampilan yang menggirukan ketimbang nasi yang baru dimasak, semua tergantung bagaimana  cara kita memberi bumbu, mengolah dan menyajikannya.

Coba kita renungkan apa kita kita dapat dari sepiring nasi goreng...
Dan mengapa disebut diplomasi nasi goreng?
Semua bebas berpendapat bukan?

Selamat makan.. nasi goreng..😃

Langit Quinn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun