Nah, gara-gara Obama pula, sekarang banyak menu nasi goreng  yang dinamai nasi goreng Obama di pinggir jalan. Rejeki bagi abang nasi gorengpun mengalir.
Mundur sedikit ke dua tahun lalu. Pada Juli 2017 lalu, SBY juga menyuguhkan nasi goreng kepada Prabowo dalam pertemuannya di  Cikeas.
 "Setelah kita maka nasi goreng begitu enaknya. Saya jujur, nasi goreng ini menyangi nasi goreng Hambalang  Beliau tahu kelemahan Prabowo ini soal nasi goreng", ujar Prabowo bergurau saat itu.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan bahkan menyebut pertemuan SBY-Prabowo sebagai "diplomasi nasi goreng".
"Saya bilang 'diplomasi nasi goreng'. Nasi goreng itu kan sangat merakyat dan ini juga biasa jualan di pinggir jalan juga," ujar Hinca saat itu.
Mundur setahun ke belakang.  Pada 2018 lalu ketika sembilan sekretaris jenderal partai politik koalisi pendukung Joko Widodo  mengadakan pertemuan untuk membahas Nawacita jilid II dan struktur tim pemenangan.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan aneka jajanan kaki lima yang dihidangkan malam ini seperti nasi goreng, bakso malang, bubur ayam dan sate padang memiliki filosofi tersendiri. Misalnya nasi goreng yang memiliki makna khusus.
"Kami menyajikan sesuatu secara simbolik makanan Indonesia. kami menyajikan nasi goreng karena di masa-masa krusial agar kita enggak saling menggoreng isu," kata Hasto di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, (6/8/18) malam.
Lalu apa sih sebetulnya istimewanya nasi goreng?
Banyak orang tau wanginya  kopi yang filosofinya telah menjamur di seluruh jagad raya, tapi jarang atau bahkan banyak yang tidak tau, bahwa nasi goreng memiliki filosofi tersendiri.
Berawal dari orang-orang Tionghoa yang pantang membuang sisa makanan, terutama sisa nasi dari makan pagi atau makan malam, pada akhirnya mereka memutuskan menggorengnya pada keesikan paginya sebagai menu sarapan. Atau menggoreng pada malam hari sebagai menu makan malam.