Sekali lagi suara tembakan.
Sang ayah mengarahkan pistol ke kepala sendiri. Seketika itu ia mati. Dan Sinta di bawa polisi.
Masih di ruangannya. Sang ibu menyaksikan dengan seksama. Kematian dua orang yang ia cintai melalui berita. Ia tersenyum sinis. lalu menangis histeris. Ia tertawa terbahak. Kemudian menjerit...
***
Dialah seorang istri yang setia. Menemaninya di kala suka dan duka. Hidup dari awal mereka sengsara. Setelah bahagia, ia di tinggalkanya. Dialah istri yang mempertahankan cintanya. Hanya doa yang ia panjatkan dihari-harinya. Meski sakit ia tak pernah lupa, bahkan tak pernah membenci suaminya. Dan Alia anak semata wayangnya, setia mendampinginya. Tak peduli bahwa dirinya juga sedang menderita. Kanker yang menggerogoti payudaranya. Alia putri satu-satunya. Sampai mati berbakti kepadanya.
Adilkah hidup ini???
Kejamkah dunia ini???
Ia hanya bisa tertawa. Menertawakan hidupnya. Menertawakan dirinya... Ia tak mampu berbuat apa - apa. Ia tertawa dan terus tertawa...
***
Di sebuah kamar
"Nak... Kita telah berkumpul lagi. Kita hidup bahagia sekarang. Ayahmu telah kembali. Di rumah ini. Kita telah berkumpul lagi. Ayah tak akan pergi lagi kan Yah???"