*
Kebetulan ayah-ibuku memiliki usaha toko bangunan di kota kecilku itu. Usaha yang menurut beliau dirintis dari bawah. Uang tak jatuh dari langit, begitu kata mereka. Berusaha dari nol. AKu ceritakan sedikit mengenai keluargaku. Kakeku asli datang dari Meixein (orang kadang menyebutnya dengan Moyan) sebuah provinsi di China sana, ke Indonesia hanya bermodalkan satu koper baju. Bekerja ke sana kemari, tanpa kenal lelah, hingga mampu merintis usaha sendiri, yaitu sebuah toko bangunan kecil-kecilan yang kemudian berkembang. Mau sukes? Jangan malas, itu kata mereka. Berusahalah tanpa kenal lelah, jangan takut untuk mencoba.
*
Kakekku berjodoh dengan orang Sukabumi yaitu nenekku yang juga masih warga keturunan. Membekali anak-anaknya dengan ilmu. Menurut ayahku, ia di gembleng sejak kecil oleh kakekku. Pulang sekolah bantu di toko. Benar-benar harus disiplin. Menginjak dewasa, ayah cinta lokasi dengan ibuku yang asli jawa tersebut, ibuku bekerja di toko kakekku sebagai kasir. Mereka menikah dan lahirlah saya. Yang di beri nama Lina. Keturunan Cina-Jawa.
*
Ayahku kemudian memilih tingga di kota kecil ini. Tempat kelahiran ibuku. Merintis usaha yang sama dengan kakekku, yaitu toko bahan bangunan. Awalnya kata ayahku susah sekali mereka menerima kehadiran ayahku. Entah apa yang mereka pikirkan. Tapi seiring berjalannya waktu, semua berjalan baik-baik saja.
*
Coba tebak berapa usiaku?? Aku sudah 35 tahun. Memiliki dua orang putri yang cantik-cantik. Aku juga menikah dengan orang Jawa. Anaku item manis, tapi matanya sipit. Masih ada saja sih yang menyebutnya "Cina gosong". Tak mengapa. Hak masing-masing. Ia memang keturunan Cina - Jawa memang kenapa?
*
Mari kita mencoba bicara jujur, masihkan perbedaan itu ada diantara kalian semua sebagai warga negara Indonesia yang ngakunya saling menghargai dan menghormati? Tanpa pandang warna kulit, bentuk mata, agama, ras dan segala macamnya?? Nah silahkan di jawab dalam hati masing-masing. Jawabanya hanya dirimu yang tau. Semoga tidak.
*