Mohon tunggu...
cici
cici Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Pontianak

saya lebih menyukai dunia tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sholawat di Desa Punggur Kecil: Harmoni Ibadah dan Budaya yang Terus Hidup

5 Agustus 2024   16:49 Diperbarui: 5 Agustus 2024   17:00 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) kelompok 18 mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak di Desa Punggur Kecil, jalan Perintis Baru Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat ikut serta meramaikan tradisi sholawat yang dilaksanakan setiap malam Selasa yang terus dilestarikan oleh masyarakat setempat, Senin 29 Juli 2024.

Sholawat adalah tradisi yang sudah mengakar kuat dalam budaya masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan umat Islam. Tradisi ini merupakan bentuk pujian dan doa yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, biasanya dilantunkan dengan iringan musik atau secara lisan dalam berbagai acara keagamaan maupun sosial. Dalam Islam, melantunkan sholawat merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan sebagai bentuk cinta dan penghormatan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Di berbagai daerah Indonesia, tradisi sholawat ini memiliki ciri khas sesuai dengan budaya lokal masing-masing. Misalnya, di desa Punggur Kecil jalan Perintis Baru, tradisi sholawat dilantunkan dengan diiringi musik rebana.

Menurut penuturan Ridwan, salah satu masyarakat yang aktif mengikuti tradisi sholawat ini, pada awalnya tradisi ini hanya melantunkan sholawat Nariyah yang pertamakali di pimpin oleh habib Abdul Muthalib putra dari habib Ali Al-Haddad di kediaman ayahnya yang kemudian diperkenalkan kepada masyarakat desa Perintis Baru. Seiring perubahan zaman, tradisi ini semakin berkembang, masyarakat Perintis Baru tidak hanya melantunkan sholawat Nariyah saja tetapi juga melantunkan sholawat Mahallul qiyam atau Ya Nabi Salaam 'Alaika yang diiringi dengan music rebana. Tradisi ini berlangsung selama 30 tahun hingga sampai saat ini.

"Mulanya tradisi sholawatan ini cuma membaca sholawat Nariyah yang pertamakali dibawa oleh habib Abdul Muthalib putra dari habib Ali Al-Haddad, kebetulian beliau mengajar di sekolah Miftahul Ulum 2 ini. Kemudian beliau mengajak masyarakat disini untuk membaca sholawat Nariyah bersama-sama sebagai bentuk untuk mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya," jelasnya

Pelaksanaan tradisi sholawat ini sempat terhenti, namun setelah kedatangan ustad Musleh tokoh agama di Desa Perintis Baru memegang peranan penting dalam menghidupkan kembali tradisi sholawat ini. Dengan kepemimpinan dan komitmennya, Musleh berhasil menggerakkan masyarakat untuk kembali menjadikan sholawat menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat.

"Sebelumnya sempat diubah beberapa kali, dari sholawat Asyraqal bersinji, tahlil dan sempat berhenti karena tidak ada penerusnya. Tapi kemudian datang ustad Musleh yang kembali memimpin tradisi sholawat ini hingga sampai saat ini tradisi ini terus dilaksanakan" ucap Ridwan.

Sementara itu, Nur Hasanah sebagai tuan rumah yang menggelar acara sholawatan menjelaskan bahwa pelaksanaan tradisi sholawat ini selain bertujuan untuk mendapatkan syafaat dari nabi Muhammad SAW, juga untuk mempererat silaturrahmi antar sesama masyarakat. Acara tradisi ini dihadiri 90 hingga 100 orang.

"Awalnya ada kegiatan sholawat malam selasa ini d musholla, awalnya tidak ramai yang datang, cuma beberapa orang yang datang. Hingga akhirnya mereka tertarik dengan sholawat. Itulah kekuatan sholawat, semua pada ngikut dan ramai hingga mencapai 90 orang kadang lebih dari serratus orang" ujar Hasanah

"Untuk tujuannya sendiri ialah untuk mempererat silaturrahmi. Dengan adanya sholawat kita bisa mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad SAW. Ini jugakan kegiatan positif bagi anak-anak, juga dengan adanya tradisi sholawatan ini kampung terasa lebih aman dan berkah," sambungnya

Sementara Ridwan mengatakan dari adanya tradisi sholawatan ini, ia mendapatkan banyak manfaat. Salah satunya ialah ketenangan jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun