Wiranto memilih PDIP sebagai gerbongnya. Hary Tanoe yang sebagai pengusaha juga bersikap membantu dua pengusaha di poros berbeda ; Poros Indonesia Hebat (PDIP) dan Poros Indonesia Raya (Gerindra). Sikap yang diterjemahkan Wiranto sebagai pembangkangan terhadap kebijakan partainya.
Karena bernafsu ingin menang dan tanpa berfikir apa yang telah diperjuangkan bersama selama ini, Wiranto langsung memenuhi persyaratan itu.
Akhirnya terputuslah hubungan Wiranto - Hary Tanoe. Tanpa ucapan terima kasih atau lainnya. Putus begitu saja.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!