Mohon tunggu...
Kiki Asih
Kiki Asih Mohon Tunggu... profesional -

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sharing Pengalaman Umrah Pertama Bersama Anak-anak

5 Agustus 2011   01:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:05 4490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Berkunjung ke tanah suci adalah momen terindah bagi umat Islam. Apalagi jika disertai keluarga tercinta. Alhamdulillah di awal Juli ini kami berempat yaitu saya, suami dan 2 anak kami(10 dan 12 tahun), mendapat jamuan Allah pergi berumrah untuk pertama kalinya. Berdasarkan pengalaman kami, berikut beberapa tips&tricks yang mungkin bermanfaat untuk anda.

Persiapan Keberangkatan

Jika gagal membuat persiapan, maka anda bersiap untuk gagal.

Persiapan dapat dibagi menjadi beberapa agenda besar yaitu persiapan dana, fisik/pikiran, dan hati.

1.Persiapan dana inti yaitu untuk membayar biaya umrah. Jumlahnya tentu sangat bervariasi tergantung pilihan kelas penyelenggara/biro travel (biasa, semi, atau eksklusif). Ada harga tentunya ada rupa. Kelas biro travel antara lain dapat mempengaruhi pilihan hotel (bintang dan posisi relatif terhadap masjid), area ziarah yang dikunjungi, dan bimbingan sebelum dan selama perjalanan umrah. Mintalah referensi dari teman terpercaya yang pernah menggunakan jasa biro travel tersebut. Pastikan anda sendiripun melakukan konter cek secara langsung ke biro travel tsb, karena situasi dapat berbeda dari waktu ke waktu. Sebagai info, kami memilih travel kecil, kelas semi, yang jemaahnya maksimal 30 orang.

2.Persiapan dana non inti yaitu untuk transaksi dan berjaga-jaga diluar paket umrah yang disediakan biro travel. Dana transaksi ini jadi penting manakala anda memiliki hobi berbagi cindera mata bagi keluarga, kerabat dan rekans tercinta atau jika anda pencicip kuliner atau yah…memang doyan belanja. Maklumlah, sepanjang jalan menuju masjid baik di Madinah atau Makkah dipenuhi oleh toko-toko yang isinya menggiurkan. Sementara dana berjaga-jaga diperlukan khususnya untuk memberi tips (tergantung keikhlasan) atau jika mendadak ada tambahan tempat yang dikunjungi. Hal ini terjadi pada rombongan kami saat menyambangi jabal magnet. Untuk itu kami patungan @10 SR yang diberikan kepada supir bis.

3.Persiapan fisik/pikiran secara umum dapat dibedakan menjadi 4 yaitu dalam kaitannya dengan intensitas bimbingan dari biro travel, suntik, olah raga, dan sandang.

a.Jasa bimbingan Umrah vs Persiapan Mandiri

Jika minim bimbingan seperti biro travel yang kami pilih, maka sebagai konsekuensinya anda harus mandiri mempelajari ritual umrah. Karena ini pengalaman pertama bagi kami maka sekitar sebulan sebelum keberangkatan, kami membeli berbagai buku dan mengunduh video gratis tentang haji dan umrah. Hal utama yang harus diketahui bahwa umrah hanya melibatkan 4 kegiatan utama yaitu niat sekaligus mengambil miqat, tawaf, sa’i dan tahalul. Miqat dapat diambil di salah satu dari 4 tempat diluar wilayah tanah haram. Selain pengetahuan dasar mengenai umrah, membaca sejarah nabi juga perlu dilakukan sehingga kita bisa memaknai ziarah dengan lebih baik. Berbekal buku doa haji dan umrah dari Depag plus inspirasi dari buku karya bapak Jamil Azzaini, kami dan anak-anak menuliskan doa di block note masing-masing. Doa dalam bahasa Indonesia, ditambah hopes and dreams pribadi dan semuanya ditulis tangan. Menurut kami ini hal yang efektif agar anak paham lalu membayangkan dan menuliskan akan apa yang mereka maui di masa kini dan yang akan datang, menyampaikannya secara jelas dari mereka sendiri, dan berkeyakinan bahwa hanya kepadaNYA-lah mereka meminta.

b.Suntik vaksin Meningitis

Buat keluarga kami, soalan suntik ini sangat penting karena semua ragu disuntik akibat status halal/haram (tapi pada dasarnya kami memang musuhan sama jarum suntik hehehe). Dasar kewajiban suntik vaksin meningitis adalah peraturan pemerintah Arab Saudi yang berlaku sejak 2006. Menurut MUI dan Depkes telah tersedia vaksin meningitis halal yaitu Novartis Vaccine and Diagnostics S.r.i sejak September 2010. Sebelumnya, jamaah haji, umrah dan TKI disuntik vaksin meningitis yang menggunakan enzim babi dengan argumen ‘darurat’. Wedew…. Kabarnya kehalalan vaksin ini telah diverifikasi oleh beberapa pakar, so kembali ke fisik, pikiran dan hati anda. Siapkah anda? Jika ya silahkan suntik di unit Depkes di bandara terdekat, jika tidak, banyak berdoa semoga Allah menghindarkan anda dari penyakit ini dan memudahkan jalan anda berumrah tanpa suntik hehehe…

c.Olah Raga

Pastikan anda berolahraga secara teratur dengan intensitas yang meningkat. Tawaf dan sa’i memerlukan kekuatan fisik yang prima. Apalagi jika berumrah di musim panas. Sorotan matahari 45⁰ C akan menjadi tantangan. Sekedar gambaran, kami sekeluarga berusaha melakukan treadmill minimal 2 km per hari sejak 2 minggu sebelum keberangkatan.

d.Sandang dan Pernik lainnya

Persiapan sandang disini tidak hanya terkait pakaian melainkan juga pernak-pernik lain yang anda butuhkan saat ber-umrah. Karena kami ber-umrah di musim panas maka kami membawa pakaian sejumlah hari. Batik adalah pilihan terbaik. Untuk hijab, saya dan putri saya mengenakan jilbab panjang ukuran XL atau mukena atasan (siap shalat kapan saja dan dimana saja). Jumlahnya juga sebanyak hari umrah. Begitu pula dengan kaos kaki. Selain itu, pernik yang wajib dibawa adalah topi, handuk kecil (untuk dibasahi dan ditaruh di kepala), payung, sunglasses, sunblock, madu, propolis, obat-obatan, masker, botol minum kecil, dan perlengkapan mandi. Madu sangat menolong untuk bibir kering terkena sengatan angin panas Saudi. Masker-pun jadi esensial karena sebagian area menuju dan disekitar Masjidil Haram sedang direnovasi (kabarnya akan selesai 2014), sekaligus mencegah terhirupnya bulu halus dari burung merpati yang banyak berkeliaran. Sementara botol minum kecil bermanfaat menampung air zam zam. Kami prefer membawa seluruh perlengkapan dari rumah ketimbang membeli di Saudi dengan pertimbangan efiensi waktu (note: warung dan supermarket cukup banyak, hanya umumnya cukup antri saat membayar).

4.Persiapan hati, nah ini yang perlu tiap waktu di’nego’siasikan. Dengan diri sendiri dan keluarga. Selalu introspeksi, buka renungan kedalam diri. Apa sih yang saya maui di dalam hidup ini. Ingin dikenang sebagai apa saya kelak?. Saat menuliskan doa, hopes and dreams pribadi, terkadang ada perbenturan antara anggota keluarga. Oleh karenanya, kami lalu saling meng-cross check keikhlasan seluruh anggota akan doa tersebut. Ribet yah? Ngga sih. Bawa hati ke dalam tiap bacaannya. Insya Allah syahdu, khusyu, dan menyatu. Ah gitu deh. Dijamin begitu selesai menulis dan membaca doa langsung tangisan tumpah berlimpah ruah.

Perjalanan dan Pelaksanaan

Berikut beberapa tips untuk di perjalanan dan pelaksanaan.

1.Manfaatkan dan atur waktu sebaik mungkin. Bahkan sangat baik, karena kita pergi bersama anak-anak yang juga membutuhkan perhatian. Usahakan bisa istirahat di pesawat atau bercerita kepada mereka baik tentang cerita teladan Rasul maupun perjuangan kehidupan kita (orang tua) selama ini. Ceritakan doa yang terkabul, usaha yang dilakukan, sehingga memotivasi mereka. Alhamdulillah perjalanan umrah ini semakin mendekatkan keluarga kecil kami. Putri saya (12 tahun) yang di sekolahnya tidak ada pelajaran agama berefleksi bahwa umrah membawanya keluar dari comfort zone, melakukan hal-hal di luar apa yang dilakukannya selama ini.

2.Nyaman di Nabawi. Di masjid ini pintu dan tempat shalat wanita vs pria terpisah dan tidak seramai Masjidil Haram. Manuver lebih leluasa, namun tetap waspada, selalu gandeng anak anda.

a.Pergilah ke masjid dengan bawaan minimal: kantong plastik untuk sandal, uang secukupnya, madu beberapa sachet, dan botol minum kecil (Go Green, hemat gelas plastik yang disediakan dan sekali pakai buang). Aksi minimalis ini meminimalkan waktu periksa di gerbang, mempercepat masuk masjid bagi anda dan juga jamaah lain.

b.Dilarang membawa Kamera dan HP ke dalam masjid Nabawi. Terkadang tidak diperiksa teliti, tapi untuk apa pula berfoto ria dalam masjid, toh?. Jika anda ketahuan membawa Kamera atau HP maka anda akan dilarang masuk, diminta menitipkan di luar. Beberapa jamaah menyembunyikan kamera di baju dalam atau ditutupi uang riyal. Barangkali ini yang habis ziarah dan tidak sempat membawa pulang kamera atau HP-nya ke hotel :D

c.Jika jarak hotel dekat atau ada keperluan shg bolak-balik masjid, pastikan selalu datang minimal 1 jam lebih awal dari waktu shalat fardhu agar masuk ke masjidnya mudah tidak terlalu antri dan masih dapat shalat di area berkarpet.

d.Kunjungan ke Raudhah bagi wanita dibatasi hanya 3x sehari seperti minum obat. Yaitu pagi dari jam 7-11, setelah shalat Dhuhur sampai sebelum Ashar, lalu setelah Isya sd sekitar jam 1 pagi. Satu tip untuk yang baru kali pertama ke Raudhah adalah pastikan mencari Asykar marbot masjid yang berdiri sambil mengacungkan tulisan “Bahasa Malayu”. Langsung aja duduk di deretan depannya sesuai barisan (kalau tidak, ia akan repot berteriak-teriak : ‘ebo ebo dudok dudok’ atau maksudnya ‘ibu ibu duduk duduk’:D). Selanjutnya terserah pengaturan mereka, barisan bahasa apa yang dimasukkan terlebih dahulu. Begitu giliran tiba, tempel sang Asykar kemanapun ia pergi, ybs akan bukakan jalan. Setelah di dalam, sempatkan bershalat sunnah di area karpet yang berwarna hijau. Pastikan bersama-sama karena peluang terinjak didalam ruangan ramai dan sempit begitu demikian besar. Saling mendorong jelas terjadi, ingat untuk sabar dan berdoa semoga Allah YMK mudahkan jalan. Pengalaman kemarin dulu, waktu Raudhah ternyaman adalah setelah shalat Dhuhur. Hal ini karena banyak jamaah yang pulang ke hotel untuk makan siang (umumnya catering hotel hanya tersedia s.d jam 14.00). Karena meliwatkan makan siang, ingat bawa roti sekedarnya untuk mengisi perut. Ada kejadian menarik di Raudhah, yaitu saya batal wudlu selagi antre padat merayap. Ternyata nun di belakang baris saya juga ada yg mengalami hal serupa. Sayup terdengar solusi “kamu bisa wudlu pake segelas air zam zam, ngga?”. Nah, anda bisa? Jika ya, tolong ajari saya hehehe….

3.Nyaman di Masjidil Haram. Saat musim panas rupanya digemari jamaah dari pelbagai belahan dunia untuk mengunjungi rumah Allah. Sebagian besar pintu Masjidil Haram boleh dilewati laki-laki dan perempuan (campur). Suasana lebih hiruk pikuk, penuh hampir 24 jam, sedikit mereda diantara waktu shalat fardhu.

a.Hapalkan nomor pintu masuk, kalau sempat carilah yang ada eskalator. Pengetahuan ini manfaat kalo anda dan anak-anak kelelahan pasca umrah atau terlambat datang sehingga tidak mendapat tempat yang nyaman di lantai bawah.

b.Hapalkan letak kamar mandi terdekat. Suasana masjid dingin, jadi anda dan anak-anak mungkin sering kepingin ke toilet. Tinggalkan penanda tempat anda, tapi ikhlaskan jika sekembalinya dari toilet sudah ada yang menempati (yah namanya juga bukan rumah kita toh hehehe…)

c.Poin (a dan b) Nyaman di Nabawi juga berlaku di Masjidil Haram. Pemeriksaan untuk kamera dan HP lebih longgar di Masjidil Haram.

d.Waspada terhadap copet. Suami sempat menampel tangan “wanita” berjubah panjang yang berusaha menarik dompetnya saat dalam perjalanan menuju masjid. Bahkan salah seorang anggota rombongan kami kecopetan di sekitaran pintu masuk masjid.

TIPS TAMBAHAN:

1.Ditengah kondisi panas menyengat, anak-anak umumnya senang minum dingin. Apalagi banyak sekali kedai atau mobil penjaja es krim. Untuk mencegah batuk, selain banyak minum zam-zam, timpali dengan segelas madu + air zam-zam.

2.Saat itikaf di masjid, apalagi dalam waktu lama, sempatkan membuat segelas madu + air zam-zam untuk anda dan anak-anak.

3.Apabila biro travel tidak mengakomodasi pelaksanaan umrah ke 2 dst, cobalah minta bantuan kepada pendamping atau orang Indo yang mahir bahasa Arab agar dapat membantu mencarikan transportasi. Bisa dengan omprengan berbiaya 2 atau 3 SR sekali jalan ke/dari masjid Tan’im atau naik bis kota. Kapan lagi bisa umrah dengan biaya hanya 6 SR? J

4.Jika keadaan ramai (dan biasanya selalu ramai) tidak perlu memaksakan diri untuk mencium Hajar Aswad. Posisikan diri melindungi agar anak-anak tidak terjempet, berjalan beriringan 2-2 dan bertawaflah di lingkaran luar.

5.Tawaf setelah waktu Dhuhur atau Ashar betul-betul merasuk. Doa dan air mata mengalir bersama saat panas-panasnya. Meleleh :D

6.Akhirul kata, ingatkan selalu diri dan anak-anak bahwa berumrah adalah wisata spiritual. Hepi harus, enjoy every moment, dan niatkan kedatangan kembali.

Demikian. Semoga umrah anda nyaman dan insya Allah mabrur.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun