Mohon tunggu...
Qory Firdan Kurniawan
Qory Firdan Kurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - ASN, Content Creator

Belajar, berbagi dan memberi manfaat!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isu Wayang, Persatuan Islam Melayang

22 Februari 2022   17:05 Diperbarui: 22 Februari 2022   17:21 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Treding topic twitter pada hari ini Selasa 22/02. Sumber: Tangkap layar

Jakarta (22/2) - Wayang kembali menjadi perbincangan di lini media, bahkan sempat bertahan menjadi topik pembicaraan utama (trending topic) di twitter (36,4 ribu cuitan). Hal tersebut terjadi setelah pagelaran wayang yang dilakukan di pondok pesantren Gus Miftah dan memparodikan sosok yang dianggap mirip tokoh seorang ustaz.

Treding topic twitter pada hari ini Selasa 22/02. Sumber: Tangkap layar
Treding topic twitter pada hari ini Selasa 22/02. Sumber: Tangkap layar

Berbagai tanggapan pun muncul, dan didominasi oleh kata-kata yang mengolok-olok dan merendahkan satu dengan lainnya. Diluar siapa yang benar (klik wayang haram), namun fenomena ini cukup membuat miris. Bukankah dalam ajaran islam sikap saling olok, merendahkan apalagi menghina ini merupakan sikap tidak terpuji?

Di sisi lain UKB telah memohon maaf atas tindakan yang dilakukan, disisi lain GM melalui pagelaran wayangnya melakukan kritikan yang mungkin dilakukan dengan kurang santun. Namun apakah etika menghujat itu diperkenankan dalam islam, sekalipun itu dengan lawan? apa lagi ini dengan sesama umat muslim.

Fenomena diatas menunjukkan bahwa rapuhnya ukhuwah islamiah kita. Berkomentar boleh, namun sebaiknya kita menahan komentar jika kurang mengetahui ilmunya atau tidak dapat menyampaikannya dengan santun. Berikut beberapa kutipan ceramah yang disampaikan oleh K.H. Ahmad Bahauddin (Gus Baha).

"Jangan sampai salah berlogika, lebih semangat mencaci sesama muslim daripada orang kafir," 

"Jika ada orang islam yang tidak sesuai sunah rasul, kalau memungkinkan diberi nasihat atau diberitahu, jika tidak bisa maka diam saja." 

Adab Menegur Dalam Islam

Menurut Syarif Hade Masyah yang dikutip dalam republika.co.id, menegur seseorang yang melakukan sebuah kesalahan merupakan tindakan yang amat diperintahkan dalam islam. Agar yang ditegur tentunya dapat berubah menjadi lebih baik. Seperti firman Allah SWT dalam QS An Nahl (16) ayat 125, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik."

Dalam ayat tersebut jelas diperintahkan agar umat muslim menegur dengan cara yang lebih baik bukan dengan mencaci maki. Kesalahan dalam menegur dapat juga berpotensi menyebabkan permusuhan, kebencian, permasalahan baru dan bahkan perpecahan umat atau bangsa.

Rasululloh SAW bersabda "Siapa saja diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka tegurlah dengan tangannya (kekuasaannya), jika tidak mampu maka tegurlah dengan lisannya. Jika tidak mampu juga maka tegurlah dengan hati. Namun, ini adalah keimanan terlemah."

Berikut tiga adab menegur dalam islam. Pertama, tidak merendahkan ego yang ditegur. Karena menurut Syarif, secara psikologis bisa seseorang direndahkan egonya, maka justru bukannya menyadari dan memperbaiki, ia justru akan mempertahankan diri dan menyelamatkan egonya dari gangguan pihak luar.

Kedua, mencari waktu yang tepat. Salah waktu dalam menegur dapat mengakibatkan pemahaman sebaliknya (tidak dapat meluruskan kesalahan yang terjadi).

Dan Ketiga, pahami posisi sosial orang yang ditegur. Jangan sampai teguran dianggap sebagai ancaman bagi osisi orang yang kita tegur, karena niat kita ikhlas ingin meluruskan sebuah kejadian yang dianggap tidak benar. 

Bahkan menegur kepada umat beragama lainpun, umat islam diminta menggunakan kata-kata yang baik. Seperti firman Allah SWT dalam QS Thaha (20) ayat 44 sebagai berikut.

"Berbicaralah kalian berdua kepadanya (Firaun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat dan takut."

Dari kejadian diatas semoga kita sesama umat muslim selalu saling mengingatkan agar tidak mudah terpancing maupun terprovokasi dengan menggunakan kata-kata yang mengancam kesatuan dan persatuan bangsa dan sesama umat beragama.

Sumber Bacaan

Tiga Cara menegur yang Baik Dalam Islam 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun