Mohon tunggu...
Qory Firdan Kurniawan
Qory Firdan Kurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - ASN, Content Creator

Belajar, berbagi dan memberi manfaat!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tahu Tempe Melambung, Siapa Diuntung?

22 Februari 2022   11:40 Diperbarui: 23 Februari 2022   08:20 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi petugas Karantina Pertanian temukan belasan kontainer kedelai impor dari Amerika membawa hama ngengat (10/17). Sumber : kilas9.com

Kedua, saat ini negara-negara eksportir kedelai tengah dihantam fenomena alam El Nina. Hal tersebut membuat curah hujan di Argentina dan sejumlah kawasan Amerika Selatan lainnya mengalami curah hujan tinggi sehingga membuat produksi kedelai terhambat.

Ketiga, yaitu adanya kebijakan baru China terkait pakan ternak, dimana pemerintah China dikabarkan meningkatkan pembelian kedelai impor guna memenuhi kebutuhan pakan ternak dari negara-negara importir kedelai.

Ilustrasi petugas Karantina Pertanian temukan belasan kontainer kedelai impor dari Amerika membawa hama ngengat (10/17). Sumber : kilas9.com
Ilustrasi petugas Karantina Pertanian temukan belasan kontainer kedelai impor dari Amerika membawa hama ngengat (10/17). Sumber : kilas9.com

Mengapa Harus Kisruh?

Jika dilihat dari sejarah, tempe ada saat Indonesia masih dalam penjajahan. Saat itu kebanyakan masyarakat tidak mampu menyediakan maupun membeli sumber protein lain untuk dirinya sendiri, terutama yang berasal dari produk hewani. Namun kini, makanan olahan kedelai tersebut telah sangat merakyat disenangi dari politisi, masyarakat ekonomi tinggi hingga tingkat terendah. Sehingga jika terjadi sedikit gejolak, maka akan menyebabkan kisruh.

Berbagai industri pengolahan kacang kedelai sudah memiliki klaster sendiri dalam perekonomian. Namun dengan bahan baku yang didominasi impor, apakah keuntungan ekonomi yang didapatkan sudah cukup? atau menjadi bara yang setiap saat bisa berubah menjadi api. Ketergantungan terhadap komoditas impor bagaimanapun harus dikendalikan dan disiasati.

Sebenarnya dengan tingkat perekonomian bangsa Indonesia yang sudah sangat jauh dibandingkan saat penjajahan, bahkan menuju Indonesia Maju, meskinya kemandirian pangan juga makin tercipta. Sehingga tidak tergantung lagi pada pangan impor. Banyak sumber protein baik hewani maupun nabati yang dapat diperoleh, dikonsumsi dengan mudah dan harga yang merakyat. Namun upaya tersebut tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Perlu campur tangan pemerintah, dukungan BUMN dan gerakan bersama dari masyarakat agar tidak tergantung lagi pada bahan pangan impor. Mengonsumsi pangan impor tidak salah, namun upaya mengurangi ketergantungan dengan pangan impor juga langkah baik yang patut dipertimbangkan. Dengan kemandirian pangan tentu nilai ekonominya akan lebih baik dan stabil. 

Sumber Bacaan

Ini 3 Penyebab Harga Kedelai Tahu Tempe Naik

Harga Kedelai Naik, Pedagang Tahu Tempe Di Pasar Bantargebag Absen Jualan

Ironi Impor Kedelai Bangsa Tempe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun