Mohon tunggu...
Qory Firdan Kurniawan
Qory Firdan Kurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - ASN, Content Creator

Belajar, berbagi dan memberi manfaat!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wayang Haram, Jangan Geram Cek Faktanya

15 Februari 2022   16:48 Diperbarui: 15 Februari 2022   22:31 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesenian wayang di Jawa Tengah. Sumber: Detik.com via opsiplus.wordpress.com

"Jika ada sesuatu yang kita lakukan menyinggung orang lain, maka saya Khalid Basalamah mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dari hati nurani kami kepada seluruh pihak tidak terkecuali yang merasa terganggu atau tersinggung dengan jawaban kami tersebut." 

Ia berharap klarifikasi dan permohonan maaf tersebut dapat menjadi jalan Alloh memberikan dan menjaga kesatuan dan persatuan di negara Republik Indonesia. 

Gus Baha Menilai Budaya dan Islam

Dalam sebuah video dalam kanal Youtube Hidayah Robbi, penceramah K.H. Ahmad Bahauddin, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha juga pernah menjelaskan perihal wayang tersebut. 

Dalam ceramahnya tersebut ia menceritakan bahwa pada zaman dahulu ketika zaman Sunan Ampel maupun Kali Jaga hingga membuat wayang, gong dalam usahanya menyebarkan ajaran islam di nusantara. Hingga pada suatu saat Sunan Kali Jaga berdakwah di daerah Pajang dan membuat Wayang Thengul, yaitu wayang yang berbentuk orang.

Pada saat itu Sunan Giri menolak ide Sunan Kali Jaga tersebut, karena menurutnya haram membuat patung. Menurut Sunan Giri, jika seseorang membuat patung maka nanti diakhirat akan dimintai pertanggung jawabannya, yaitu diminta untuk memberi nyawa. 

Sehingga pada waktu itu ditengahi oleh Sunan Kudus, ia meminta Sunan Kali Jaga merubah bentuk wayang tersebut menjadi lebih tipis (penyet) yaitu menjadi wayang kulit, karena jika wayang thengul yang semula dibuat Sunan Kali Jaga berbentuk patung.

Gus Baha juga mengisahkan seorang kyai yang mendapat hadiah meubel lemari dari Jepara yang terdapat patung burung bangau. Ukirannya sangat bagus, namun sang kyai tersebut memotong sedikit leher patung tersebut, hanya pas lehernya saja. 

Saat Gus Baha bertanya lebih lanjut mengapa demikian, menurut sangkyai tersebut menjawab agar burung tersebut tidak bisa hidup (tidak dimintai pertanggung jawaban untuk menghidupkan di akhirat kelak). 

Menurut Gus Baha, sesuatu yang maksiat akan tetap menjadi maksiat hingga kiamat. Namun, jika ada proses ceramah yang bertujuan menaubatkan umat nabi Muhammad SAW dengan berbagai cara sebaiknya jangan cepat diberi banyak komentar. Ia kembali mengisahkan sahabat nabi yang pada waktu itu masih memiliki kebiasaan mencuri. 

Saat itu berpamitan dengan Nabi Muhammad SAW dan berkata bahwa ia akan masuk islam, namun ia meminta nabi agar tidak melarangnya untuk mencuri. Kemudian Nabi Muhammada SAW hanya menjawab "yang penting kamu shalat rajin."

Mendengar jawaban tersebut, setelah orang tersebut pergi seorang sahabat bertanya kepada Rasululloh "Ya Rasululloh mengapa engkau tidak tegas melarang dia mencuri?". Jawab Nabi Muhammad SAW "Nanti jika sering shalat, lama-lama kebiasaan mencurinya akan hilang sendiri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun