Mohon tunggu...
Qorry  Aina
Qorry Aina Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswi akuntansi

Menulis agar menjadi manfaat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bayangan yang Kandas

5 Desember 2019   12:35 Diperbarui: 5 Desember 2019   12:57 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karya : Qorry Aina

Lirih merunduk setiap tatap
Terpejam kaku tanpa gerakan
Sunyi dan ramai yang terus bertabrakan
Tak berdamai pada kenyataan..

Jeritku meronta hebat
Teriak tanpa suara
Bersembunyi dibalik raga
Mempertanyakan setiap kisah yang dimainkan 

Aku si kecil itu..
Yang merengek keras atas kehilangan
Yang memeluk erat tanpa bayangan
Pada kepergian cepat tak beralasan

Anganku melapas tinggi, entah kapan ia kembali
Dari perih yang terbawa pulang, atau airmata yang tertinggal di jalan
Mengingat bahagia dengan tangisan luka
Memohon keras ikut melangit juga

Detik terus berputar pada poros
Menggulingkan waktu bersama jutaan peristiwanya
Menghapus perlahan kisah lampau yang terbungkam
Tanpa celoteh saksi dan terkubur dalam diam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun