Mohon tunggu...
Qoriyah Azizzah Rahmawati
Qoriyah Azizzah Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi menulis dan bermain game.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Empati Mahasiswa Muslim Terhadap Perang di Palestina

26 Oktober 2023   15:11 Diperbarui: 26 Oktober 2023   15:19 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perang di Palestina semakin menjadi-jadi setiap tahunnya. Yang ditandai dengan banyaknya bangunan yang rusak porak-poranda serta warga muslim Palestina yang terluka bahkan meninggal dunia, tercatat lebih dari 6000 korban yang terkena dampaknya, korban mulai dari balita, remaja, dewasa, dan lansia. Namun yang lebih memprihatinkan adalah anak kecil yang seharusnya masih berpikiran bermain tetapi penyebab kondisi yang ada saat ini mereka dipaksa untuk menerima keadaan, sehingga banyak anak kecil yang sudah dapat berpikiran dewasa sebelum waktunya karena ketegaran yang mereka hadapi.

Sebagai mahasiswa Islam, seharusnya melihat peristiwa tersebut dengan mata selebar-lebarnya dan berlandaskan hati nurani bukan memandang dengan sebelah mata dan tidak peduli terhadap apa yang terjadi dengan saudara muslim maupun non muslim kita disana karena mereka adalah manusia yang sama dengan kita. Rasa kepedulian kita adalah bentuk kebahagiaan bagi mereka yang ada disana, membantu bukan hanya menggunakan tenaga namun dapat juga menggunakan materi berupa bahan pokok ataupun bahan pangan sehari-hari ataupun dizaman sekarang bisa menggunakan transaksi transfer uang antar bank

Sebagai mahasiswa, sedekah dan membantu orang lain bukanlah hal yang sulit, namun nyatanya masih banyak mahasiswa yang menutup mata dan hatinya ketika mengetahui hal tersebut, seperti yang dipaparkan oleh dosen saya bapak Dr. Nurisman, M.Ag dalam kajian mata kuliah ilmu kalam tadi "fenomena yang terjadi saat ini adalah perang bertubi-tubi yang terjadi di Palestina, banyak berita dimana-mana tapi apakah ada dari sekian banyak mahasiswa yang membantu bersedekah dengan menyisakan uang saku yang tak seberapa walaupun hanya beras sebotol aqua?" dari nasehat beliaulah yang membuat saya menulis hal ini.

Diantara mahasiswa masih ada mahasiswa yang mempunyai empati dan ingin membantu semua masyarakat Palestina disana hanya saja mereka ragu dan menduga adanya korupsi penyaluran dana tersebut, sehingga dana yang terkirim tidak sepenuhnya tersalurkan dan diterima oleh semua masyarakat disana. Itulah dugaan yang membuat mahasiswa mengurungkan niat untuk membantu mengirimkan pertolongan  kepada penyalur yang ada disekitar. Namun jika didasarkan dengan niat dan hati nurani saja tidak bisa digerakkan lantas apakah hanya ajal saja yang mampu untuk menggerakkannya.

Sebagai mahasiswa muslim kita di haruskan untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan seperti yang terdapat dalam surah Al-Maidah ayat 2 yang memiliki arti "Tolong menolonglah kamu dalam (melakukan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaannya. (QS. Al-Maidah; 2). Dalam dalil tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Allah mengharuskan kita untuk tolong-menolong dalam kebaikan yang dimana melakukan segala hal yang berlaku pada kebaikan saja contohnya membantu orang yang kesulitan dan kita dilarang keras untuk tolong menolong dalam hal dosa atau keburukan misal ikut bermaksiat. Kita harus bertakwa kepada Allah dan ingat bahwa siksaan Allah itu pedihnya bukan main. Kita di dunia ini hanya sementara dan akhirat tempat kita selamanya. Kita berasal dari tanah, tempat kembali di tanah, dan di tanah suatu saat kita akan di bangkitkan.

Pendapat dan quotes saya sendiri adalah jika kamu mempunyai hati nurani maka bukan hanya simpatimu yang tergerak melainkan juga tindakanmu akan bergerak dengan sendirinya, bukan hanya karena kita tidak merasakannya bukan berarti kita bisa membuang rasa empati kita begitu saja, karena sejatinya manusia akan mati (hatinya) jika tidak memiliki empati dan belas kasihan dalam dirinya, manusia itu hidup saling berdampingan antara satu dengan lainnya dan memiliki perasaan serta penyampaian yang berbeda-beda antara satu manusia dengan manusia lainnya. Jangan capek karena berbuat baik karena pada akhirnya kamu tidak akan rugi dengan perbuatan baikmu, walaupun kebaikanmu tidak di hargai oleh orang lain, selalu semangat dan berlomba dalam kebaikan, manusia memang tidak tau jerih payah mu tetapi Allah menyaksikan semua, karena perjuangan tidak akan sia-sia jika kamu mau selalu berusaha dan yakin bahwa kamu bisa. Ingatlah harta benda yang kita miliki saat ini bukanlah sepenuhnya milik kita melainkan ada hak orang lain di dalamnya, dengan kamu mau bersedekah saja insyaallah kamu akan selalu merasa  cukup dan tidak merasa kekurangan serta menjadi terbuka dan tau bahwa masih banyak orang yang lebih membutuhkan di luar sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun