Tanggerang selatan - Nuansa asri menjadi salah satu pilihan di akhir tahun demi melepas penat di tengah riuh dan bisingnya kehidupan. Rumah yang menjadi bagian ternyaman bagi seseorang di sulap menjadi suatu hal yang bersinar untuk membangun sebuah tempat bernuansa Rumah Kayu dengan gaya yang bertingkat menyerupai tebing, hangat yang menjadi kesan ketenangan menjadikan tempat tersebut di datangi kalangan anak muda serta orang tua.
Letaknya yang tersembunyi dari keramaian membuat tempat ini menjadi salah satu hidden gem Tanggerang Selatan. Akomodasi yang di tempuh sangat mudah karena lokasi yang cukup strategis besanding dengan salah satu stasiun KRL yaitu Stasiun Jurang Mangu. Bagi anak muda yang ingin melipir sejenak untuk menghabiskan akhir tahun bersama kerabat  sangat cocok datang kesalah satu hidden gem ini yaitu Rummah Go'a namanya.
Jalur yang di gunakan dalam menempuh perjalanan ke Rummah Go'a cukup dengan mencari jalur arah pintu masuk Stasiun Jurang Mangu , lalu ada petunjuk Universitas Pembangunan Jaya ikuti jalan setapak sampai bertemu dengan Rummah Go'a. Jarak yang di tempuh berkisaran 7 menit.
Rummah Go'a, nyaman dan rindang itu kesannya.
Rummah Go'a ini berada tepat di bawah Stasiun Jurang Mangu yang bernuansa alam dengan aliran sungai serta banyaknya pepohonan rindang dan memiliki kesan hangat karena bangunannya berupa rumah kayu dengan lampu temaram yang memberi kesan seperti "pulang ke kampung halaman".
Di pintu masuk disambut dengan papan nama kafe yang unik di kreasikan dengan ukiran kayu serta potongan tabung gas yang sudah tidak terpakai hingga menjadi suatu hal yang memiliki nilai estetika. Saat memasuki area kafe pengunjung akan di sambut dengan berbagai lukisan, foto bersama keluarga serta orang-orang penting dipadukan dengan lantai keramik kuno milik salah satu artis terkenal yaitu Dik Doank, hingga kesan seniman yang sangat kental dalam kafe tersebut tercipta.
Tempat duduk kayu dengan pohon yang di biarkan menjulang tinggi menjadi hal yang langka jika berkunjung di kafe lain namun kafe ini memberikan nuansa seperti sedang berada di puncak hingga memberikan rasa penasaran bagi pengunjung karena jika di lihat sekilas seperti hanya sepetak rumah yang sedang di tinggal penghuninya.
Tempat ini juga berada di tepi sungai yang memisahkan dengan jalan raya serta rel kereta api, namun tetap dapat melihat dengan jelas lalu lalang KRL yang sedang beroperasi. Rummah Go'a mendapatkan spot terbaik untuk mengkombinasikan nuansa alam namun tetap mengingat realita lalu lalang seseorang pulang kerja menggunakan KRL.
Rummah Go'a bukan hanya sekedar nama namun memiliki arti tersendiri yang menjadi ciri khas yang jarang orang ketahui. "Rummah Go'a ini itu singkatan dari Go to Allah" ujar Aga, salah satu karyawan Rummah Go'a. Lantunan adzan juga ada dalam kafe tersebut, musholla yang di desain sama dengan bangunan lainnya menggunakan kayu, lengkap dengan kamar mandi serta tempat wudu.
Kafe ini ternyata sudah berjalan 3 tahun sejak awal pandemi yang tadinya hanya sebuah rumah milik Dik Doank dan sekarang menjadi sebuah kafe unik bernuansa alam dan seniman di pinggir Stasiun KRL. "Kisaran 3 tahun sudah berjalan, pas awal pandemi waktu itu" ujar Mahdi selaku karyawan Rummah Go'a.
Lukisan hasil karyanya, buku, serta foto Dik Doank terpasang rapi dalam eloknya rumah kayu tersebut, meja kaca yang menampilkan beberapa gambar hasil karya juga turut di lampirkan.
Salah satu pengunjung Rummah Go'a juga mengakui bahwa tempat ini sangat cocok untuk di jadikan tempat nongkrong untuk tahun baru atau tugas karena tersedia wifi serta makanan yang murah "Enggak bereskpektasi bakal luas gitu, banyak tempat dan spot yang tidak monoton. Karena pas liat dari luar itu kecil wajar aja kalau ini namanya hidden wisata Tanggerang Selatan. Pas banget cuaca mendung minum teh hangat sambil ngerjain tugas kombinasi sempurna" ujar Sigma salah satu pengunjung Rummah Go'a.
Walaupun letaknya di samping Stasiun KRL serta dekat dengan Bintaro Jaya Xchange Mall, kesan dan pesan yang di hadirkan dari kafe tersebut sangatlah hangat hingga pelayanannya sangat ramah, namun jalan yang bertingkat pada rumah kayu jika saat hujan akan basah dan licin jadi perlu berhati-hati.
Qorina Nadya salfi
Fikom-UBJ/Dospeng Saeful Mujab, S.sos, M.I.Kom
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H