Mohon tunggu...
qori agustiana
qori agustiana Mohon Tunggu... Guru - Pengasuh anak bangsa

pengasuh anak bangsa, bertugas sejak tahun 1997,@"menuju satu titik"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah antara Harapan dan Tantangan

10 Januari 2023   21:25 Diperbarui: 10 Januari 2023   21:49 1292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekilas Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah

Kurikulum merdeka belajar merupakan pengembangan kurikulum 2013, didasari dengan kebutuhan pemulihan paska pandemi yang sempat diberlakukannya kurikulum darurat selama masa pandemi.  Secara bertahap diimplementasikan melalui program sekolah penggerak dengan terlebih dahulu mempersiapkan guru penggerak sebagai piloting implementasi kurikulum merdeka belajar. Dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka belajar perlu dilakukan langkah langkah stategis agar berhasil seseuai harapan. Langkah pertama yang dilakukan adalah konsolidasi antara pihak terkait, yaitu Tim Pengembang Kurikulum dan ketatausahaan melakukan  untuk mensikapi dengan membuat perencanaan awal yang paling dibutuhkan yaitu pemahaman dan strategi implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Seperti yang kemukakan  Maulana dkk bahwa tata kelola keuangan dan administratif merupakan aspek yang penting dalam menunjang keberhasilan implementasi sebuah kurikulum.

Tim pengembang kurikulum berperan penting dalam pengembangan dan perancangan kurikulum yang akan dilaksanakan disebuah sekolah/madrasah, salah satu langkah yang perlu direncanakan adalah membekali tenaga pendidik dengan wawasan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk melaksankan kurikulum diantaranya dengan mengadakan workshop atau In House Training (IHT).  In House Training  Implementasi kurikulum Merdeka belajar diselenggarakan sebagai wahana untuk memahami konteks dan konsep kurikulum merdeka belajar serta implementasinya. 

Dalam hal ini karena pelatih menjadi unsur esensial dalam mentrasformasi konsep  dan  dan konteksnya. Kompetensi seorang pelatih/mentor sangat berpengaruh agar bagaimana sebuah konsep dapat diimplementasikan. Menurut sasmito (2022) dalam dari sasil penelitiannya ditemukan guru yang mendapatkan In House Training (IHT) menunkukan peningkatan signifkan dalam pembelajaran berdiferensiasi. Dengan dasar tersebut pihak panitia mengundang narasummber/pelatih ahli yang berkompeten dalam melatih guru guru untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar, pelatih ahli tersebut adalah  seorang pembina/pendamping guru dan sekolah penggerak yang telah berlangsung sejak program merdeka belajar digulirkan.

Tantangan besar dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di madrasah adalah minimnya pendampingan teknis selama pelaksanaan implementasi, meskipun dibekali IHT dan konsultasi jarak jauh, namun sangat dibutuhkan pendampingan pelatih ahli. Untuk mengatasi kurangnya informasi yang dibutuhkan maka berikutnya menggali informasi dari pelaksanaan IKM pada sekolah sekolah penggerak yang sudah berjalan selama bergulirnya Kurikulum Merdeka Belajar.

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil alamin (P5R)

Bagi bangsa Indonesia Pancasila adala falsafah negara, dan pendidikan nasional merlansakan pada filsafat niilai nilai pancasila, dan inilah yang mendasari landasan falsafah kurikulum merdeka (A.Muslim: 2022). Muncul profil pelajar pancasila yang diharapkan berkembang dari kurikulum ini berdasarkan landasan falsafah Pancasila. Muatan kokurikuler dilaksanakan dengan pembelajaran berbasis proyek yaitu Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil alamin secara tematis. 

Proyek  Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran pendididkan  karakter dari kebijakan penyelenggaraan pendidikan dari Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan sedangkan Proyek profil Rahmatan lil alamin adalah pendidikan karakter  dari kebijakan standar isi kemnterian agama, namun demikian pada pelaksanaannya diintegrasikan dengan proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) sehingga menjadi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin (P5R). P5R merupakan pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan karakter atau profil dengan nilai nilai (dimensi) yang terkandung dalam Pancasila. Dengan sintaks model pembelajaran PjBL setiapa kelompok didampingi seorang fasilitator (Guru Pembimbing).

Dalam Proyek P5R diharapkan peserta didik dapat mengembangkan karakter positif yang digambarkan menurut elemendan dimensi profil dalam panduan Profil Pelajar Pancasila. Proyel P5R dengan sistem tematis. Selama tiga tahun pembelajaran di MTs, peserta didik harus melaksanakan sembilan kali proyek dengan 7 tema P5 dan 10 tema pelajar Rahmatan lil alamin.

Adapun tema tersebut adalah sebagai berikut: 1. Gaya Hidup berkelanjutan, 2. Kearifan Lokal, 3. Bhineka tunggal ika, 4. Bangunlah Jiwa dan Raganya, 5. Suara demokrasi, 6. Berrekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI. Dan tema pelajar rahmatan lil alamin adalah sebagai berikut: 1. Berkeadaban (ta'addub), 2. Keteladanan (qudwah), 3. Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwatanah), 4. Mengambil jalan tengah (tawassut), 5. Berimbang (Tawazun), 6. Lurus dan tegas (I'tidal) 7. Kesetaraan (musawah), 8. Musyawarah (syura), 9. Toleransi (tasamuh), 10. Dinamis dan Inovatif (tathawwur wa ibtikar)).

Peran pendampingan dari fasilitator (Guru pendamping) sangat mermakna. Ini adalah proyek yang pertama kali dilaksanakan, dimana sebelumnya hampir semua peserta didik belum mendapat pengalaman belajar berbasis proyek. Sehingga pendampingan sepenuhnya dilakukan oleh fasilitator. Peran guru pembimbing (fasilitator) adalah pendamping, memfasilitasi kebutuhan pelaksanaan proyek, baik prosedur maupun memberi arahan sumber belajar yang tepat.

Fasilitator adalah bagian dari TIM proyek yang terstruktur mulai dari penanggung jawab, anggota, koordinator dalam organisasi yang kuat. Proyek dapat berjalan dengan baik bila organisasi Tim Proyek memiliki solidaritas tinggi, saling bahu membahu, saling menguatkan. terutama sama menyadari banyak keterbatasan dalam banyak hal, pengalaman pertama melaksanakan proyek. Seperti analisis yang dilakukan oleh sumarsih dkk;2022  bahwa kerjasama yang dipupuk dengan partisipasi pemimpinnya dalam melakukan nberbagai kegiatan inovatif yang melahirkan perserta didik berkahlak mulia menjadi dasar tumbuhnya sekolah penggerak.

 Berasarkan data evaluasi pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Purwakarta  peserta didik menunjukan beberapa karakter yang berkembang secara bermakna diantaranya sebagai berikut:  

  • keadaan besaran keterlibatan dan keaktifan peserta didik dalam setiap kegiatan. Dengan topik yang menuntut peserta didik untk terlibat secara aktif mulai dari merencanakan proyek hingga menyajikan hasil proyek. Setiap peserta didik mendapat kesempatamn untuk melibatkan diri dan tidak segan untuk mengemukakan pendapatnya,  
  • peserta didik tidak hanya dituntut untuk melakukan keterampilan motorik, tetapi juga mereka dituntut untuk melatih keterampilan berfikir dan mengkontruksi pengetahuan baru dari hasil kegiatan proyek bersama kelompoknya
  • peserta didik dapat memaknai  pengetahuannya dengan memahami isu yang ada disekitarnya dan memahami dirinya berusaha menjadi  warga yang baik. Bagian penting membangun individu yang literate, dapat menggunakan pengetahunanya mengenali fenomena dan isu disekitranya, menjadikan dirinya menjadi pribadi yang bijak, tanggap dengan masalah yang ada di sekiranya.
  • hampir seluruh pelaksanaan proyek ini di lakukan di luar kelas, di tempat terbuka, sehingga tidak membatasi aktifitas mereka dalam melaksanakan kegiatan proyeknya. Dengan dengan bahu membahu setiap anggota kelompok melakukan tugasnya dengan gembira
  • perbedaan yang sangat signifikan dengan peserta didik yang tidak mendapat pengalaman pembelajaran proyek P5R

Bergulirnya kurikulum merdeka belajar memberi harapan besar bagi bangsa Indonesia akan tumbuhnya profil generasi dengan karakter positif dan siap menghadapi tatangan global. Namun demikian menuju implementasi yang sesuai dengan harapan tidaklah mudah, tantangan besar bagi para tenaga pendidik khususnya sebagai pelaksana secara langsung untuk memulai sesuatu yang baru, mengubah kebiasaan lama yang kurang beradaptasi dengan tuntutan perkembangan masyarakat secara global. Namun demikian upaya terus dilakukan oleh semua pihak terkait dalam mengimplementasikan merdeka belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun