Mohon tunggu...
qori agustiana
qori agustiana Mohon Tunggu... Guru - Pengasuh anak bangsa

pengasuh anak bangsa, bertugas sejak tahun 1997,@"menuju satu titik"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setelah 5 Pekan WFH Apa Kabar Kartini 2020?

21 April 2020   23:40 Diperbarui: 21 April 2020   23:41 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Demikian pun seorang perempuan yang dengan terpaksa harus berbagi waktu  dengan dunia diluar, untuk membangun harapannya dan cita citanya, dengan kesadaran sepenuhnya atas tugas gendernya. Tentunya tidak bermaksud melawan gendernya.

Langkah langkah kecil Kartini telah membawa perubahan besar bagi perempuan. Bahkan saat ini hak dasar, bahkan sudah tak lagi dibatasi, cita cita besar seorang perempuan telah mengukir nama bangsa menjadi inspirasi.
Kita semua mengenal ibu Susi Pudjiastuti, ada Mbak Nazwa Shihab, ada ibu Sri Mulyani, mewakili perepuan Indonesia bahkan ditataran Internasional.

Ada perempuan perempuan guru yang berjuang mengantarkan anak anak bangsa, yang dituntut melatih keterampilan abad 21. Bahkan dalam kondisi saat ini dipaksa melampaui kompetensinya, bersentuhan dengan sistem informasi yang bagi sebagian besar mungkin masih gagap. Dan  saat ini ada perempuan perempuan petugas medis yang sedang berjuang di garda depan untuk mengatasi pandemi yang kita alami saai ini, terimakasih untuk pejuang garda depan semoga Allah memuliakan.

Pandemi memberi pengalaman berharga untuk Kartini Kartini saat ini, kebebasan bergerak yang biasa dinikmati menjadi rutinitas tiba tiba di rem, tanpa peringatan, diantaranya mungkin beberapa persiapan melelahkan  yang telah dilakukan untuk sebuah agenda besar di hentikan. Sekarang satu bulan telah lewat, apa kabar Kartini Kartini hari ini?

Work from home bukan libur!
Tempat kerja dialihkan ke rumah, nah!
Berada di rumah sepenuhnya ya, tapi..
tugasnya tetap dilaksanakan, meski warnanya berbeda tapi hasilnya tetap sama seperti yang diharapkan.
Sungguh keadaan yang sangat langka, diberi kesempatan untuk seperti ibu Kartini dimasanya, dipingit tapi bergerak memperjuangkan cita citanya.

Inilah mungkin pesan pesan yang  ingin ibu (Kartini) sampaikan. Menjadi Kartini Kartini dengan cita cita besarnya tanpa mengabaikan tugas utamanya sebagai perempuan. Karena ada tugas yang tidak bisa digantikan oleh pihak lain.
Wallohu'alam

(Kata mutiara, sumber:merdeka)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun