Di bawah sinar temaram
tertutup awan kelabu yang berserakanÂ
aroma hujan yang pekat, menghasilkan petrikor yang lekat
Di bawah sinar temaramÂ
rembulan pun turut serta menyaksikanÂ
dialog antara diri dan sang hati
tiada siapa yang tahu
membincangkan makna diri ini
meributkan apalah makna hidup ini
kesana kemari membawa angan
mencari arah tak karuan
Di bawah sinar temaramÂ
dalam kebisuan itu, ada perdebatan antara ingin tahu dan ketakutan yang mendalamÂ
menatap lekat ke dalam keheninganÂ
mencari jawaban yang tak terucapkanÂ
Di bawah sinar temaramÂ
ributnya hewan malam tersamarkan dengan percakapan
 tiada yang tahu berapa lama mereka duduk di pinggir pintu
menyelam ke dalam angan, mencari titik akhir percakapanÂ
Di bawah sinar temaramÂ
tergerak hati menjawab dengan getaran ketenanganÂ
kau dan aku, bersama-sama kita bertarung dan kita menang
Di bawah sinar yang tak lagi temaramÂ
berakhirlah dialog itu
di keheningan malam, hanya aku dan hatiku
tak ada kata, hanya getaran diamÂ
namun dalam diam kita temukan keabadianÂ
melalui dialog bisu, kita temukan kedamaianÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H