Adakalanya hidup yang kita jalani berada di masa sulit. Sederet masalah atau peristiwa seakan mengobrak-abrik ketenangan hidup. Menimbulkan kepedihan, kegelisahan dan kepahitan yang tak mampu terbendung lagi. Menyimpannya dalam hati bisa memunculkan stress bagi diri sendiri sehingga sebaiknya segala emosi dan perasaan negatif tersebut perlu diluapkan. Namun, sayangnya tidak semua orang mengetahui cara terbaik untuk meluapkan perasaan tersebut.
Cara termudah untuk melepas stress yang mungkin terpikirkan adalah dengan menceritakannya kepada seseorang. Padahal dalam kehidupan nyata kita tidak selalu punya seseorang yang mau mendengarkan keluh kesah kita. Seringkali kita juga merasa takut mengungkapkannya kepada orang terdekat. Lalu kemanakah kita harus meluapkannya? Jika ini yang sedang kamu alami, mungkin meluapkan isi hati ke dalam sebuah tulisan bisa menjadi solusinya.
Kegiatan menulis sebagai salah satu strategi mengurangi stress bukanlah hal baru. Seorang psikolog bernama Dr. James Pennebaker pada akhir era 1980-an menemukan adanya hubungan antara menulis ekspresif dengan kesehatan mental. Meluapkan emosi dan mengekspresikan perasaan dalam sebuah tulisan dapat membantu seseorang untuk mengurangi pikiran-pikiran negatif dan emosi terutama yang berkaitan dengan trauma.
Kegiatan menulis ekspresif ini pun sangat mudah dilakukan. Menulis ekspresif dapat dilakukan secara mandiri di rumah atau tempat tertentu yang dirasa nyaman dan minim distraksi. Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk melakukan kegiatan menulis ekspresif:
Meluangkan Waktu Khusus
Luangankah waktu sekitar 15- 20 menit per hari untuk menulis. Pilihlah waktu yang dirasa paling minim gangguan dengan suasana yang tenang dan nyaman seperti di malam hari sebelum tidur. Rutinkan kegiatan menulis ekspresif ini selama 4 hari berturut-turut.
Memilih Topik Yang Sesuai
Pilihlah topik tulisan personal yang menggambarkan perasaan maupun pemikiran terdalam dan terjujur yang dirasakan. Cobalah untuk menulis suatu peristiwa yang dialami secara rinci dan detailkan setiap emosi yang dirasakan dalam peristiwa tersebut.
Menulislah Tanpa Aturan
Biarkanlah tulisan mengalir apa adanya. Abaikanlah aturan tanda baca, ejaan dan struktur tulisan yang bisa menganggu proses penulisan. Jika dalam proses menulis terjadi kehabisan kata-kata, buatlah garis atau ulangi kata yang sudah dituliskan sebelumnya.
Menyimpan Hasil Tulisan
Simpanlah dan sembunyikan hasil tulisan. Sebaiknya hasil tulisan ini tidak dibagikan kepada orang lain. Tulisan juga bisa langsung dimusnahkan ketika proses menulis ekspresif ini telah selesai.
Meninjau Hasil Tulisan
Tinjau kembali hasil tulisan setelah menyelesaikan kegiatan menulis ekspresif selama 4 hari. Pada saat inilah kita dapat merefleksikan kembali perasaan yang telah kita rasakan dan bagaimana kita menghadapi stress tersebut.
Meskipun kegiatan menulis ekspresif ini bukanlah solusi utama yang dapat memecahkan masalah hidup. Namun, kegiatan menulis ekspresif ini tentu patut dicoba sebagai alternatif untuk meluapkan perasaan serta mengurangi stress yang membebani hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H