Mohon tunggu...
Qonita Anshory
Qonita Anshory Mohon Tunggu... -

Hanya insan dhoif yang mencoba menuangkan dunia ke dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lucu atau Bego?

13 Juli 2012   14:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:59 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya masih bingung menentukan judul untuk tulisan ini. Mau mengambil judul yang lebih ringan, takutnya nggak kesampean tujuan saya. Terpaksa deh tulisan ini saya namai seperti ini.. mugo-mugo ora nesu.. heheh

Saya tidak berhenti menggeleng-gelengkan kepala saat membaca berita dengan dengan judul besar “Indonesia sumbang dana untuk IMF”…hhahaha, lucu banget dah.. saya bukannya mentertawakan beritanya, tapi saya mentertawakan sikap pemerintah kita ini..

Setidaknya ada tiga alasan kenapa saya harus tertawa. Pertama, beberapa waktu yang lalu Indonesia kita ini gempar dengan aksi demonstrasi yang merata hampir di seluruh pelosok negeri. Alasannya klasik. Menolak pembatasan BBM bersubsidi. Pemerintah berwacana Indonesia perlu melakukan penghematan APBN. Dan salah satu opsinya adalah pembatasan BBM bersubsidi. Lucunya, kalau memang kita perlu penghematan, kenapa sok dermawan pake nyumbang ke IMF segala. Lucu atau bego???

Kedua, faktanya Indonesia saat ini terlilit hutang yang jumlahnya luar binasa. Menurut mantan Menko Perekonomian Kwik Kian Gie, utang Indonesia sudah menembus angka 1.800 M (forum.kompas.com).. Wetzz…parah!! Nggak bisa lunas 7 turunan nih kayanya. Nah, kalau punya duit, orang pinter harusnya bayar utang dulu.. Lho, kok sekarang malah sibuk minjemin ke yang lain. Lucu apa bego??

Ketiga, rakyat Indonesia ini banyak yang kelaparan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa jumlah rakyat miskin saat ini mencapai angka 30,02 juta jiwa atau 12,49 persen dari total penduduk Indonesia. Itupun dengan standar kemiskinan yang lebih rendah dibandingkan patokan dari Bank Dunia yaitu dibawah 2 dollar AS per hari (kontakmediainfo.blogdetik.com). Kalau emang pemerintah peduli sama rakyatnya, pastinya uang itu buat keperluan rakyat dulu. Tapi kan kenyataannya nggak kaya gitu. Nah ini lucu atau nyebelin??

Sebenarnya sikap pemerintah ini cukup bikin saya sakit kepala. Mungkin saya saja ya yang pusing, yang lain nggak?? Sekalian saya curhat deh…^_^

Masalah negeri ini emang bikin kepala mumet. Apalagi menjelang pilpres 2014. Kita semua kan sudah tau bagaimana pesta demokrsi itu dirayakan. Pastinya akan menguras budget yang tak kalah luar binasanya.  Bukan apa-apa juga ni ya, kok rasanya masalah yang lalu-lalu ini ngilang begitu saja ditelan isu pilpres. Contohnya kasus korupsi. Korupsi sudah menjamur ni kayanya di Indonesia. Setiap saat ada saja yang jadi tersangka. Belum tuntas kasus yang satu, muncul sepuluh kasus yang serupa. Gimana KPK nggak mumet.

Belum lagi masalah yang di bawah-bawahnya. Banyak lho sebenarnya. Misalnya kelucuan Menkes Nafshiah Mboi yang baru-baru saja membuat gebrakan melalui agenda kondomisasinya. Katanya sih buat pelaku seks yang beresiko. Masa sih?? Bukannya dengan bagi-bagi kondom gratis justru akan menumbuh suburkan seks bebas. Ini lucu apa bego?

Masalah  tidak berhenti disitu saja. PR pemerintah banyak lho sebenernya. Cuma kayanya semua lagi pada sibuk pencitraan diri dulu deh.. biar rakyat miskin yang penting pejabat bisa menumpuk harta. Biar remaja hancur yang penting yang diatas bisa seneng-seneng.. kayanya biar negara ini dilelang sekalipun, mereka (semua instansi terkait..^_^) nyantai saja tuh..

Sebenarnya apanya sih ni yang salah? Bukannya setiap saat negeri ini ganti pemimpin. Koq keadaan begini-begini saja. Malahan tambah parah.. kalau kita mau sedikit menganalisa, masalah bukan cuma ada pada pemimpin yang tidak amanah. Tetapi kerusakan ini sudah terprogram. Ada sebuah sistem yang memang mengakibatkan semua kerusakan ini. Apa itu? Sistem sekular-kapitalisme yang justru mengubah orang-orang ini. Tadinya sih memang ingin mengubah keadaan, ingin menyelesaikan masalah negara ini, dan sejuta keinginan mulia lainnya. Cuma karena sistemnya hancur, orang yang nyebur ke dalamnya pun ikut hancur.

Kayanya memang kita harusnya sadar kalau kerusakan ini adalah kerusakan sistemik. Kalau sistemnya sudah bermasalah, biar seribu kali ganti pemimpin pun masalah takkan selesai. Justru akan muncul masalah-masalah baru. Saatnya kita temukan solusi yang cemerlang. Sudah saatnya ganti sistem bobrok ini dengan sistem Islam. Terbukti selama 13 abad mampu mensejahterakan kaum muslim maupun non-muslim..Trust it!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun