Mohon tunggu...
Qonita SifaulQolbi
Qonita SifaulQolbi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

saya adalah mahasiswa universitas jember program studi agronomi fakultas pertanian angkatan 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Potensi Desa: Tingkatkan Harga Jual Durian Khas Desa Rowosari, Ciptakan Olahan Baru Durian

7 Februari 2024   21:58 Diperbarui: 7 Februari 2024   22:16 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggali potensi desa perlu dilakukan terlebih jika desa tersebut memiliki potensi yang menjanjikan. Desa Rowosari merupakan desa dengan potensi alam dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berlimpah sehingga akan sangat menguntungkan untuk dikembangkan. Pengembangan potensi desa tidak hanya harus terfokus pada Pembangunan dalam bentuk fisik saja, melainkan diperlukan pula pengembangan dalam media digital dan adanya inovasi yang terus berlanjut.

Inovasi yang diperlukan untuk pengembangan desa terutama desa yang berbasis wisata seperti desa Rowosari terutama dalam bidang SDM guna menunjang potensi desa wisata sangat diperlukan. Desa Rowosari sendiri selain memiliki potensi sebagai Desa Wisata juga memiliki potensi berupa UMKM yang cukup banyak. Hal inilah yang menjadi peluang untuk mendukung pengembangan Desa Rowosari menjadi Desa Wisata.

Potensi tersebut tentunya sangat disayangkan jika disia-siakan, sehingga dengan adanya kolaborasi Universitas Jember dengan pihak Desa dengan adanya program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unej Membangun Desa menerjunkan mahasiswanya untuk menggali dan membantu desa dalam pengembangan potensi desa. Kelompok 27 KKN UMD Periode I TA. 2023/2024 berkolaborasi dengan pihak UMKM untuk mengembangkan potensi yang ada di Desa Rowosari.

Salah satu potensi desa Rowosari selain air terjun 7 bidadari yakni berupa durian yang memiliki cita rasa yang khas. Namun, potensi ini kurang terekspos dan tidak dapat berkelanjutan. Hal ini dikarenakan harga durian cenderung rendah serta durian sendiri yang tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama. Dari permasalahan tersebut maka diperlukan solusi untuk meningkatkan harga durian serta memperpanjang usia produk.

Berdasarkan hal tersebut, Kelompok 27 KKN UMD Periode I TA. 2023/2024 mengolah durian menjadi keripik durian. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah buah durian yang terbuang karena lewat masa jual dan meningkatkan harga produk.

Keripik durian sendiri dibuat dengan campuran daging durian asli Rowosari dan beberapa campuran bahan lain yang kemudian digoreng dalam minyak panas. Setelah melalui trial dan error keripik durian memiliki 2 versi dimana, versi pertama tidak dibalur dengan gula halus dan versi kedua dibalur dengan gula halus. Cita Rasa dari keripik durian sendiri cenderung manis dan legit dari durian. Produksi dari olahan keripik durian nantinya akan diserahkan kepada pihak UMKM untuk diteruskan produksinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun