Â
Zaman sekarang, kita sering melihat perubahan dalam gaya berpakaian dan penampilan individu, terutama di kalangan wanita. Beberapa di antara mereka memilih untuk mengekspresikan diri dengan cara yang menyerupai laki-laki dalam hal penampilan dan perilaku mereka. Terkadang, perbedaan antara wanita dan laki-laki bisa menjadi kabur karena kesamaan penampilan ini. Beberapa orang berargumen bahwa tampilan ini lebih praktis dan sederhana daripada mengikuti tradisi pakaian perempuan yang lebih khas, seperti mengenakan hijab, gamis, dan lain-lain.
Namun, dalam Islam perempuan dihormati dan dianggap sebagai perhiasan terindah di dunia. Ini adalah nilai-nilai agama yang menggarisbawahi pentingnya wanita dalam kehidupan. Oleh karena itu, ketika seorang wanita memilih untuk menyerupai laki-laki dalam penampilan dan perilaku, ini dapat menimbulkan pertanyaan tentang mengapa dia memilih untuk berbuat demikian. Kenapa mereka lebih memilih untuk menjadi sesuatu yang sangat dibenci Allah Ta'ala. Dalam sebuah riwayat dijelaskan,
"Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salihah." (Hadits Riwayat Muslim)
Banyak sekali pengaruh buruk yang remaja dapatkan di sosial media, tanpa mereka saring apakah pengaruh itu baik atau hal itu menjerumuskan pada sesuatu yang menghancurkannya. Kurangnya pengetahuan menyebabkan mereka berpikir pendek, jika suka maka itu akan diikutinya. Ini prinsipnya. Miris sekali keadaan penerus generasi Islam sekarang, susah untuk menerima kebenaran dan lebih mengikuti kemauan. Mengikuti gaya para idol mereka bahkan yang perempuan rela ganti penampilan supaya mirip idolnya.
Tasyabbuh, yaitu sebuah usaha seseorang untuk meniru sosok yang dikaguminya, baik dari tingkah laku, penampilan, hingga sifat-sifatnya dan diaplikasikan dalam sebuah kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud dengan tasyabbuh, sendiri sebenarnya lebih kepada meniru perbuatan kaum Yahudi maupun Nasrani.
Dari kesepakatan Imam empat mazhab, dapat disimpulkan bahwa tasyabbuh dilarang berdasarkan, pertama ciri khusus keagamaan orang non-Muslim atau ciri khusus lawan jenis; kedua simbol-simbol keagamaan non-Muslim; ketiga ritual keagamaan non-Muslim. Dari empat Imam mazhab sepakat bahwa larangan menyerupai atau tasyabbuh dengan orang non-Muslim bahkan mengharamkannya.
Kembali lagi ke materi, wanita yang menyerupai lelaki dengan alasan-alasan di atas sangat mengharukan sekali. Bahkan ada yang menyukai sesama jenisnya, lebih nyaman dan seru kalau sesama jenis katanya. Mari kita perjelas lagi dengan hadis yang diriwayatkan Ahmad dan Abu Daud bagaimana hukumnya.
"Bukan dari golongan kita laki laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki laki." (Hadis Riwayat Ahmad)
Perempuan yang menyerupai laki-laki secara penampilan secara gaya jalannya. Laki-laki ya laki-laki perempuan ya perempuan jangan sampai perempuan cemburu sama laki-laki. Sampai ada yang mengatakan "Enak banget jadi laki-laki bisa keluar rumah tanpa hijab dan bisa pakai celana dan sebagainya, masa perempuan ga bisa gitu?". Allah mengatakan dalam Quran Surah Ali Imran: 36, "...walaisadz-dzakara kal untsa..." (laki laki tidak sama dengan perempuan). Maka wanita yang menyerupai laki-laki atau sebaliknya maka dia akan dilaknat oleh Allah.
Banyak juga kita dapatkan di sosial media sepertinya dia seorang laki-laki. Di negara kita hal tersebut sudah dianggap biasa bahkan juga ada yang menganggap itu takdir dan sebagai pekerjaan untuk mendapatkan uang, contohnya artis wanita yang diminta jadi laki-laki di sebuah scene. Mereka merupakan muslimah. Betapa sedihnya kita melihat keadaan saudara kita, seakan-akan kita tidak menasehatinya, dan lebih miris lagi seorang muslimah yang sudah berhijab tapi disayangkan berpakaian menyerupai lelaki memakai celana dan kemeja dengan kerudung yang dililit ke lehernya.
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki dalam hal ciri khas lawan jenis. Menyerupai saja dilarang apalagi mengganti jenis kelamin lebih besar dosanya, apalagi melakukan hubungan sejenis itu lebih besar lagi dosanya. Para ulama mengatakan tidak ada di muka bumi azab yang lebih besar daripada azab kaum Luth. Zina itu dosa besar dan berhubungan sejenis itu lebih besar dosanya. Hukumnya dibunuh keduanya.
Larangan tersebut tak hanya berkaitan dengan persoalan busana, melainkan juga cara berjalan dan berbicara. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan dalam kondisi yang sempurna. Allah Ta'ala berfirman, yang artinya, "Sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya" (Quran Surah At-Tin [95]: 4).
Selain itu, Islam menegaskan perbedaan antara laki-laki dan perempuan, baik dalam penampilan fisik maupun perilaku. Dalam agama islam, perempuan diwajibkan untuk menjaga aurat mereka dan mengenakan hijab sebagai bagian dari tampilan mereka. Perubahan penampilan yang menghilangkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dapat menghasilkan konsekuensi.
Kita juga harus memahami pentingnya fitrah dan perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang telah ditentukan oleh Allah. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan sebagai pasangan yang saling melengkapi. Ini adalah bagian dari rancangan allah ta'ala yang sempurna.
Kesimpulannya, penting untuk memahami nilai-nilai agama islam dan prinsip-prinsip yang ada didalam syari'at. Sosial media dan tekanan dari tren populer juga dapat memengaruhi muslimah, sehingga perlu memberikan pendidikan dan pemahaman yang kuat tentang agama serta nilai-nilai syari'at.
"Kamu ya kamu jangan memaksakan untuk merubah diri jadi orang lain, jadilah diri sendiri dengan versi terbaikmu.
Dan jadilah wanita yang cara berpakaiannya di atur oleh agama bukan dunia."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H