Pmasyarakat desa linggoasri tetap memiliki sikap toleransi dalam kehidupan beragama. Toleransi tersebut di jalani dengan suka hati dari kesadaran masyarakat dalam rangka membangun kerukunan.Â
Berbicara tentang kebudayaan dan keberagaman agama yang menyangkut hubungan manusia dengan kebudayaan bersifat dialektis yang berupaya menjalankan tantangan baik yang datang dari alam maupun diri sendiri. Moderasi beragama yang berada di desa linggo asri terletak di kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan, memiliki aneka ragam budaya, agama, toleransi yang dianut oleh masyarakatnya. Namun mayoritasnya memeluk agama islam, walaupun begituFenomena moderasi beragama di semua lapisan daerah tidak rata menerima agama lain selain agama dari nenek moyang nya itu sendiri dan hal itu masih menjadi ketakutan yang serius bagi pemeluk agama lain di indonesia, namun tidak di desa linggo asri yang berada salah satu daerah di pekalongan yang menjadikan perbedaan agama moderat dan saling menghargai satu sama lain. Perbedaan yang terjadi di masyarakat harus disikapi dengan saling menghormati antar sesama agar tidak terjadi perpecahan antar pemeluk agama lain. Demikianlah konsep yang ditawarkan oleh Islam tentang moderasi beragama di Indonesia, sehingga konsep bermoderat tersebut diharapkan mampu untuk diterapkan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Sehingga dengan konsep moderasi ini akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, tidak ada diskriminasi dalam keberagaman.
 Dalam rangka melestarikan kebudayaan yang seharusnya dipertahankan oleh masyarakat, sepatutnya mengupayakan tradisi toleransi turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. sebagai masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berbeda, sangat memungkinkan terjadinya konflik dalam kehidupan sehari-hari. Namun, perbedaan tersebut tidak menjadi masalah dalam kehidupan bermasyarakat di Desa Linggoasri ini.
 Peran pentingnya toleransi moderasi beragama menjadikan alasan utama terciptanya kesejahteraan hidup dalam bermasyarakat, karena sikap toleransi tidak hanya mengajarkan kepada masyarakat tentang menerima perbedaan saja, namun sikap toleransi mengajarkan pentingnya menghargai kepercayaan dan pendapat masing-masing individu dalam bermasyarakat.
PEMBAHASAN
 Kebersamaan yang dilakukan oleh masyarakat linggo asri sangat mencerminkan sikap tengah dan seimbang dalam menjalankan aktivitas keagamaan yang rutin dalam kehidupan sehari-hari. Kebersamaan dalam ber moderasi beragama menjadi fondasi yang penting dalam memperkuat hubungan antar umat beragama. Moderasi beragama berarti mengajarkan nilai-nilai saling menghargai toleransi, menghargai tentang keberagaman perbedaan, dan sikap terbuka terhadap dialog antaragama.Â
Sebagai makhluk yang berakal, manusia mempunyai hak untuk memilih agama mereka masing-masing untuk kebaikan di dunia maupun di akhirat. Pilar kebersamaan masyarakat di desa linggo asri sangat kokoh terhadap perilaku antar umat, tentunya sangat diharapkan terwujudnya komitmen kebangsaan, toleransi dan anti radikal. Dengan kenyataan beragamnya masyarakat Indonesia itu, dapat dibayangkan betapa beragama nya pendapat, pandangan, keyakinan dan kepentingan masing-masing warga bangsa, termasuk dalam beragama.Â
Penerapan moderasi beragama selalu melibatkan kedua belah umat agar selalu mengerti satu sama lain, menjadi fondasi integritas moderasi beragama dalam kebersamaan. Dari cara pandang hidup moderasi di linggo asri selalu mementingkan keharmonisan dan selalu membina kekuatan moralitas satu sama lain. Masyarakat Desa Linggoasri mengatakan mereka tidak tahu teori moderasi beragama, tetapi mereka sudah menerapkannya sejak lama. Tidak peduli agama mereka, setiap masyarakat selalu bersedia membantu satu sama lain. Bahkan dikatakan bahwa ada keluarga dengan anggota agama yang berbeda.
Berlaku seimbang bukan hanya berlaku dalam kehidupan beragama saja namun di setiap lini alam raya diketahui prinsip keseimbangan, ada siang ada malam, ada terang ada gelap, ada perempuan ada lelaki, ada panas dan dingin serta lain sebagainya. Semua kehidupan telah diatur dengan konsepsi keseimbangan yang penuh tatanan dengan hitungan yang matang agar tidak ada sikap saling menang sendiri, kalah sendiri atau sewenang-wenang terhadap kondisi lain.
KESIMPULAN
 Mengacu dalam pokok pembahasan ini dapat di konklusikan bahwa masih relevan sekali untuk bermoderasi serta saling memahami tradisi dan kepercayaan. Terdapat dimensi keberagaman budaya, nilai, moderat dalam pembentukan moderasi beragama. Hal ini tentu dapat dilihat dari kehidupan sehari hari yang dijalani masyarakat setempat dalam bermoderasi yang saling menghargai pluralitas dan nilai-nilai kemanusiaan. Jika nilai toleransi dijalankan, maka masyarakat menunjukan bahwa mereka berilmu dan religius. Mengenai moderasi beragama yang cukup kondusif, hal ini dapat dilihat dari pembentukan orientasi organisasi dalam penekanan saling bersikap moderat terhadap kepercayaan masing-masing umat. Temuan studi yang sebagaimana telah dipaparkan di atas menunjukan, bahwa menormalkan moderasi dapat direalisasikan melalui aktivitas rutin masyarakat keagamaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H