Mohon tunggu...
Qomaruddin
Qomaruddin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Menulis kata, merangkai aksi, dan menumbuhkan harapan untuk dunia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gerakan Pramuka, dari Masa Kini Menuju Indonesia Emas 2045

12 Januari 2025   20:50 Diperbarui: 14 Januari 2025   18:58 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angka pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda---sekitar 3,6 juta generasi muda usia 15--24 tahun yang belum mendapatkan pekerjaan---seharusnya menjadi alarm bagi kita semua. 

Laporan lain bahkan menyebutkan bahwa 6 dari 10 perusahaan telah memutus hubungan kerja dengan lulusan baru. Alasannya bukan hanya kurangnya keterampilan teknis, tetapi juga lemahnya kemampuan kerja sama, komunikasi, dan ketahanan mental.

Ini bukan sekadar angka, melainkan wajah nyata dari generasi yang sedang bertarung untuk menemukan pijakan di tengah persaingan. Apa yang salah? Dan yang lebih penting, apa yang bisa kita lakukan?

Pramuka hadir sebagai ruang untuk membekali generasi muda tidak hanya dengan keterampilan praktis, tetapi juga mentalitas pejuang yang adaptif dan berdaya tahan. 

Namun, ini hanya mungkin jika kita semua, sebagai orang tua, pemimpin, dan masyarakat, turut terlibat dalam mendukung gerakan ini.

Ketahanan Pangan: Misi Kebangsaan

Ketergantungan kita pada impor pangan, seperti kedelai untuk tahu dan tempe, menunjukkan betapa rapuhnya kemandirian kita. 

Ketua Kwarnas bahkan menekankan bahwa 95% kedelai yang kita konsumsi berasal dari luar negeri, sebagian besar adalah hasil rekayasa genetik yang belum tentu sehat.

Bukankah ini ironi bagi negara agraris? Pramuka, yang akrab dengan alam dan tak segan bercocok tanam, dapat menjadi pionir dalam membangun kesadaran pangan lokal. 

Tetapi, ini memerlukan langkah bersama---dari pemerintah, masyarakat, hingga keluarga---untuk mengubah pola konsumsi dan mulai memprioritaskan pangan yang sehat dan mandiri.

Kembali ke Pramuka, Kembali ke Makna Hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun