Ketahanan Pangan: Misi Kebangsaan
Ketergantungan kita pada impor pangan, seperti kedelai untuk tahu dan tempe, menunjukkan betapa rapuhnya kemandirian kita. Ketua Kwarnas bahkan menekankan bahwa 95% kedelai yang kita konsumsi berasal dari luar negeri, sebagian besar adalah hasil rekayasa genetik yang belum tentu sehat.
Bukankah ini ironi bagi negara agraris? Pramuka, yang akrab dengan alam dan tak segan bercocok tanam, dapat menjadi pionir dalam membangun kesadaran pangan lokal. Tapi, ini memerlukan langkah bersama---dari pemerintah, masyarakat, hingga keluarga---untuk mengubah pola konsumsi dan mulai memprioritaskan pangan yang sehat dan mandiri.
Kembali ke Pramuka, Kembali ke Makna Hidup
Gerakan Pramuka tidak hanya berbicara tentang masa depan generasi muda, tetapi juga masa depan bangsa. Dari pemaparan Ketua Kwarnas, saya tersadar bahwa Pramuka bukanlah urusan mereka yang memakai seragam cokelat saja. Pramuka adalah urusan kita semua.
Sebagai orang tua, apakah kita telah memberi contoh tentang kesederhanaan dan tanggung jawab? Sebagai masyarakat, sudahkah kita mendukung Pramuka di daerah kita menjadi lebih aktif dan relevan? Dan sebagai individu, apakah kita sudah cukup peduli untuk bergabung dan menyumbangkan tenaga, ide, atau sekadar waktu untuk menyukseskan gerakan ini?
Ketua Kwarnas menyebutkan pentingnya kolaborasi, komunikasi, dan inovasi dalam menjawab tantangan zaman. Maka, mari kita jadikan Pramuka sebagai ruang bersama untuk bergerak maju. Mari jadikan gerakan ini lebih dari sekadar nostalgia, tetapi sebagai panggilan untuk membangun Indonesia yang lebih kuat, sehat, dan berdaya.
Ayo Terlibat, Jangan Menunggu
Pramuka adalah milik kita semua, tidak peduli apa peran kita di masyarakat. Dengan turut mendukung dan berkontribusi, kita menjadi bagian dari solusi atas berbagai tantangan yang ada. Mulailah dari yang sederhana: dorong anak-anak untuk bergabung, dukung kegiatan Pramuka di lingkungan Anda, atau jadilah inspirasi bagi generasi muda di sekitar Anda.
Kita tidak sedang berbicara tentang sekadar organisasi, tetapi tentang warisan untuk Indonesia Emas 2045. Maka, mari bergerak bersama. Masa depan bukanlah sesuatu yang kita tunggu, tetapi sesuatu yang kita ciptakan---bersama Pramuka, untuk Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H