Mohon tunggu...
QOIS AL CHOIR
QOIS AL CHOIR Mohon Tunggu... Guru - KEPALA SEKOLAH DI TK MODERN AL-RIFA'IE

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice PPL Aksi 1,2,3,4

10 Desember 2022   14:32 Diperbarui: 10 Desember 2022   15:05 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  • SITUASI PPL AKSI 1
  • Situasi yang melatar belakangi penyelesaian masalah 1 pada PPL Aksi 1 adalah sebagai berikut:
  • Rendahnya kemampuan kegiatan menyimak ini sangat lah penting bagi kita untuk memperbaiki, karena kegiatan menyimak merupakan Aspek Perkembangan Bahasa yang penting dan perlu di tingkatkan pada usia TK. Adapun penyebab masalah tersebut adalah:
  • Kurangnya Fokus konsentrasi anak sangat kegiatan menyimak.
  • Teknik bercerita pendidik masih belum bervariasi, seperti intonasi, ekspresi, isi cerita, waktu bercerita yang sesuai dengan karakteristik anak.
  • Strategi dalam kegiatan menyimak yang digunakan pendidik masih belum maksimal.
  • Kegunaan media dalam kegiatan menyimak masih kurang menarik atau monoton.
  • Stimulus dalam kegiatan menyimak seperti dirumah dan disekolah belum maksimal.
  • Selain itu kurangnya penggunaan TPACK dalam kegiatan menyimak.
  • Praktik ini penting untuk dibagikan karena menurut saya sebagian besar guru yang mengalami permasalahan yang sama dalam kegiatan menyimak cerita. Dengan membagikan praktik lapangan ini saya bisa memberikan refensi dan motivasi bagi saya sendiri dan rekan sejawat lain untuk perbaikan kegiatan menyimak cerita dari permasalahan yang dihadapi dan untuk melakukan yang lebih baik lagi dalam hal kegiatan menyimak cerita.
  • Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini yaitu saya sebagai guru yang bertanggung jawab dan guru profesional akan melaksanakan kegiatan yang inovatif, kreatif , aman bagi anak, dan bermakna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, mediator, motivator, pembimbing dan pengelola harus mampu mengelola kegiatan menyimak cerita sedemikian rupa agar tercapainya tujuan kegiatan tersebut, dari mulai membuat perangkat pembelajaran seperti RPPH, Media, LKPD, bahan ajar dan Instrumen Penilaian. Melaksanakan proses pembelajaran, evaluasi dan merefleksi diri dari hasil pemebelajaran yang akan dilaksanakan.

  • TANTANGAN PPL AKSI 1
  • Setelah diidentifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru kelas, teman sejawat, serta para pakar yaitu Dosen PGPAUD Universitas Negeri Malang, maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu:
  • Guru yang belum memanfaatkan media disekitarnya dengan baik.
  • Guru masih belum menggunakan teknik bercerita yang inovatif dan kreativ.
  • Strategi guru dalam kegiatan bercerita belum melibatkan anak secara aktif.
  • Guru belum menggunakan TPACK dalam kegiatan bercerita.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan adalah :

Kepala sekolah sebagai peneliti

Guru sebagai teman sejawat dalam melakukakan kolaborasi

Siswa sebagai individu yang ingin mencapai tujuan pembelajaran

Orangtua sebagai penghubung antara guru dan orangtua dapat bekerjasama dan bersinergi dalam pembelajaran

Adapun tantangan melaksanakan PPL Aksi 1 yaitu:

Pada kegiatan menyimak cerita menggunakan media Ritatoon dengan mengurutkan kepingan media ritatoon. Anak-anak mengambil kepingan seri tersebut kemudian menyusun nya dalam media ritatoon. Pada kegiatan ini ada satu anak yang masih perlu diingatkan saat mengurutkan.

LINK PPL AKSI 1: https://youtu.be/M9zXmePPEWE 

Pada kegiatan menirukan Gerakan meloncat seperti katak. Ada anak yang malu untuk melakukan Gerakan katak meloncat.

Pada kegiatan menempel gambar katak sesuai dengan jenisnya. Perekat dari kepingan katak ada yang lepas, sehingga ada 1 anak yang hanya menaruh kepingan tersebut.

Pada mewarnai gambar katak dengan Teknik usap abur. Ada anak yang kesulitan dalam memegang kertas yang diusap abur karena posisi kertas yang diusap abur berada ditembok.

  • AKSI PPL 1
  • Tantangan yang ada di atas harus segera diselesaikan dengan baik, dan tepat oleh guru profesional, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  • Saya sebagai kepala sekolah sering observasi dalam kelas untuk mencari penyebab permasalahan tersebut dalam kegiatan pembelajaran
  • Melakukan kajian literatur untuk mencari referensi teknik bercerita dan media pembelajaran
  • Melakukan wawancara pada guru kelas tersebut, teman sejawat serta pakar dosen PGPAUD UM untuk mencari solusi dalam perbaikan praktik pembelajaran
  • Melakukan praktik pembelajaran kepada peserta didik

  • Adapun strategi yang digunakan

Dari hasil kajian literatur dan wawancara teman sejawat, dan para pakar, maka strategi yang digunakan dalam praktik baik ini yaitu:

  • Penggunaan media miniatur (karena tidak bisa menghadirkan yang asli,), dan media cerita yaitu Media Ritatoon, hal ini menamabh daya tarik tersendiri bagi anak-anak, karena melibatkan seluruh panca indra anak saat mengamati benda tersebut dan media tersebut belum pernah dihadirkan oleh guru, sehingga ada hal baru bagi anak dan jiwa ingin tahu anak berkembang.
  • Penggunaan teknik bercerita anak usia dini sangat penting untuk diperhatikan, seperti intonasi, ekspresi, isi cerita dan waktu dalam bercerita harus diperhatikan.
  • Penggunaan strategi dalam bercerita harus diperhatikan seperti melibatkan anak dalam kegiatan bercerita. Anak bisa mengurutkan media tersebut sesuai dengan isi cerita, hal ini sangat menyenangkan bagi anak, karena mereka merasa ikut dalam dunia berceritanya dan keaktifan anak tersalurkan.
  • Penggunaan TPACK seperti laptop, LCD, dan speaker saat menonton video tentang metamorfosis katak, hal ini sangat mendukung dalam hal kegiatan pembelajaran.
  • Proses pembelajaran dilakukan dengan penerapan berfikir HOTS melalui pertanyaan 5W+1H sebagai kalimat pemantik dalam tujuan pembelajaran. Hal ini sangat penting karena anak bisa mengeksplorasi pengalamannya dan mengaitkan nya dengan kehidupan anak.

  • Proses praktik baik dilapangan:
  • Penyambutan anak didik, Shalat dhuha, Greeting, Circle time and Praying, Presensi
  • Guru mempersilahkan anak untuk mengamati miniature katak
  • Guru memberikan waktu untuk Berdiskusi tentang katak (apa ciri-ciri katak? siapa yang menciptakan katak? Mengapa katak bisa lompat? Kapan terjadinya metamorfosis katak? Dimana katak itu berada? Bagaimana peristiwa metamorfosis katak itu terjadi?)
  • Guru bercerita tentang metamorphosis katak
  • Kegiatan 1 : Anak dapat menirukan 3 gerakan katak meloncat secara lincah
  • Kegiatan 2 : Anak dapat mengurutkan 4 gambar metamorfosis sesuai dengan cerita guru secara tepat
  • Kegiatan 3 : Anak dapat menempel 3 gambar katak pada media ritatoon sesuai bentuknya
  • Kegiatan 4: Anak mewarnai gambar katak dengan teknik usap abur  dengan rapi
  • Merapikan mainan
  • Cuci tangan
  • Makan
  • Recalling dan Evaluasi
  • Bila ada perilaku yang kurang tepat dapat didiskusikan bersama
  • Mengungkapkan perasaan selama kegiatan bermain
  • Guru melakukan evaluasi (penguatan materi dan kegiatan yang dilakukan anak hari ini)
  • Pesan Moral untuk anak agar selalu mencerminkan sikap anak sholih-sholiha Dan mencintai dan menjaga katak sebagai ciptaan Allah
  • Menyampaikan kegiatan untuk esok hari
  • Doa Pulang
  • Sumber daya atau materi untuk melaksanakan pratik baik:
  • Alat dan bahan: media Ritatoon metamorfosis katak, miniatur katak, Lembar kerja dan Krayon.
  • Sarana dan prasarana: laptop, LCD, Speacker
  • Materi pembelajaran: Video pemeblajaran metamorfosis katak yang mencakup pertanyaan
  • 5W+1 H
  •  
  • REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK PPL AKSI 1
  • Dampak Aksi dari penerapan Media Ritatoon Metamorfosis Katak, Media Replika Miniature Katak, serta Teknik Bercerita yang inovatif, kreativ, adalah:
  • Anak menjadi aktif dan interaktif dalam proses pembelajaran, karena media yang digunakan adalah media miniatur dan pemanfaat TPACK dalam pembelajaran.
  • Anak mendengarkan cerita guru dengan baik karena media yang digunakan adalah media Ritatoon yang belum pernah anak lihat, anak-anak sangat antusias, terbukti sebagian besar anak merespon dengan berbagai pertanyaan dan melontarkan pengalamannya.
  • Anak terlihat senang dan sangat antusis dalam mengikuti pembelajaran karena media interaktif dan diskusi yang dilakukan didalam kelas melibatkan seluruh anak ketika kegiatan tanya jawab.
  • Praktik baik yang dilaksanakan ini dikatakan efektif dalam meningkatkan kemampuan menyimak anak dalam kegiatan bercerita, anak dapat melatih konsentrasi saat mendengarkan cerita, kemudian diakhir, guru bercerita tentang katak dengan mengaitkan kehidupan anak dengan menggunakan miniatur katak dan mengajak anak untuk mengurutkan kembali metamorfosis katak.
  • Hasil refleksi penilaian kegiataan menyimak cerita melalui mengurutkan gambar media ritatoon dari 8 anak yang hadir,  ada 7 anak yang mendapatkan Berkembang Sangat Baik (BSB), sedangkan 1 anak mendapatkan Berkembang Sesuai Harapan (BSH) karena ananda sempat 1 keping dia terlewat.
  • Hasil refleksi penilaian kegiataan Meloncat seperti katak: semua anak bisa melakukan kegiatan meloncat lebih dari 3 loncatan, sehingga semua anak mendapatkan BSB
  • Hasil refleksi penilaian kegiataan Menempel katak yang sesuai: semua anak bisa melakukan kegiatan menempel gambar katak yang sesuai sehingga semua anak mendapatkan BSB
  • Hasil refleksi penilaian kegiataan Mengusap abur gambar katak: anak anak melakukan kegiatan usap abur dari 8 anak, 2 anak mendapatkan MB, Karena mereka tidak teliti dalam mewarnai apa yang perlu diwarnai dan apa yang tidak perlu diwarnai. Ada juga 4 anak yang sudah mengusap abur dengan rapi mendapatkan nilai BSH dan ada 2 anak yang sudah mengusap abur dengan rapi dan kreatif dalam menggunakan warna.

Praktik baik yang telah dilaksanakan mendapat respon baik dari teman sejawat selaku obeserver. Dengan memberikan komentar bahwa praktik baik ini sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan menyimak cerita karena menggunakan media dan Teknik bercerita yang inovatif dan kreatif serta strategi dalam bercerita dengan melibatkan anak dapat menarik perhatian anak dan anak terlihat antusias ingin menjadi yang pertama dalam mencoba kegiatan ini. Praktik baik ini juga mengupas tentang tema sesuai dengan pertanyaan kalimat pemantik 5W+1H sebagai penerapan perkembangan berfikir HOTS. dan anak terlibat aktif dalam diskusi di kelas. Praktik telah dilaksanakan dengan menggunakan media dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik abad 21.

  • Faktor keberhasilan dalam aksi, adalah :
  • Dukungan dari pihak terutama ketua yayasan yang telah mengizinkan saya untuk praktik lapangan
  • Sarana dan prasarana yang memadai
  • Pemilihan media dan teknik bercerita yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini
  • Kerjasama antara teman sejawat dan suami dengan memberikan saran dan masukkan dalam hal pemilihan ide dalam pembuatan media, membantu dalam hal dokumentasi, dan rancangan pembelajaran yang inovatif, kreatif, interktif dan bermakna.

  • Pembelajaran dari keseluruhan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan perlu mengobservasi dengan mengidentifikasi karakteristik anak,  berkolabolasi dengan berbagai pihak, serta mencari referensi berbagai kajian literatur. Mempersiapkan perencanaan dengan matang, melaksanakan pembelajaran sesuai rencana yang telah dibuat, mengevaluasi hasil pembelajaran dan melakukan refleksi diri untuk pembelajaran agar dapat  
    berjalan lebih baik lagi.

  • RENCANA TINDAK LANJUT

Setiap rencana yang telah selesai dilaksanakan membutuhkan Rencana Tindak Lanjut (RTL). Hal ini karena rencana tindak lanjut merupakan salah satu jaminan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan suatu rencana dalam hal ini rencana pembelajaran. Dengan adanya rencana tindak lanjut akan lebih memudahkan dalam mengimplementasikan program yang selanjutnya. Untuk bisa menyusun rencana tindak lanjut yang baik sesuai rencana program berdasarkan hasil refleksi dan analisis dari pengalaman aksi sebelumnya.

Berdasarkan hal-hal tersebut, beberapa rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah melakukan refleksi akhir PPL program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan pada aksi pembelajaran ke satu adalah pada tahapan rencana terutama tujuan pembelajaran harus jelas arahnya dan dapat tercapai dalam artian anak-anak dapat dengan mudah memahami dari setiap materi yang disampaikan melalui bantuan media pembelajaran menarik bagi anak dan sesuai kebutuhan belajarnya serta menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran dan memudahkan anak untuk memahami materi, selain itu melalui metode bermain sambil belajar membuat anak lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan ke depannya. Pelaksanaan masing-masing rencana program disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah. Sebelum mengimplementasikan rencana tindak lanjut diperlukan terlebih dahulu untuk melakukan koordinasi dan kolaborasi bersama teman sejawat serta kepala sekolah. Tujuannya agar semua rencana program tindak lanjut dapat terlaksana dengan semaksimal mungkin dengan harapan hasilnya pun baik.

  • SITUASI PPL AKSI 2
  • Situasi yang melatar belakangi penyelesaian masalah 2 pada PPL Aksi 2 adalah sebagai berikut:
  • Rendahnya kemampuan kegiatan menganyam ini sangat lah penting bagi kita untuk memperbaiki, karena kegiatan menganyam merupakan Aspek Perkembangan Motorik Halus yang penting dan perlu di tingkatkan pada usia TK.
  • Stimulus yang diberikan dalam kegiatan menganyam kurang maksimal.
  • Pendidik masih belum faham dalam teknik menganyam anak usia dini.
  • Kegiatan menganyam jarang dilakukan pendidik.
  • Media menganyam kurang bervariatif (kertas hvs), mudah sobek krn menggunakan kertas tipis dan kertas lemas.
  • Selain itu kurangnya penggunaan TPACK dalam kegiatan menganyam.

Praktik ini penting untuk dibagikan karena menurut saya sebagian besar guru yang mengalami permasalahan yang sama dalam kegiatan menganyam. Dengan membagikan praktik lapangan ini saya bisa memberikan referensi dan motivasi bagi saya sendiri dan rekan sejawat lain untuk perbaikan kegiatan menganyam dari permasalahan yang dihadapi dan untuk melakukan yang lebih baik lagi dalam hal kegiatan menganyam.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini yaitu saya sebagai guru yang bertanggung jawab dan guru profesional akan melaksanakan kegiatan yang inovatif, kreatif , aman bagi anak, dan bermakna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, mediator, motivator, pembimbing dan pengelola harus mampu mengelola kegiatan menganyam sedemikian rupa agar tercapainya tujuan kegiatan tersebut, dari mulai membuat perangkat pembelajaran seperti RPPH, Media, LKPD, bahan ajar dan Instrumen Penilaian. Melaksanakan proses pembelajaran, evaluasi dan merefleksi diri dari hasil pemebelajaran yang akan dilaksanakan.

  • .
  • TANTANGAN PPL AKSI 2

Setelah diidentifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru kelas, teman sejawat, serta para pakar yaitu Dosen PGPAUD Universitas Negeri Malang, maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu:

  • Guru yang belum memanfaatkan media disekitarnya dengan baik.
  • Guru masih belum menggunakan teknik menganyam yang sesuai dengan anak usia dini.
  • Guru jarang melakukan kegiatan menganyam di  kelas
  • Guru belum menggunakan TPACK dalam kegiatan menganyam.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan adalah :

Kepala sekolah sebagai peneliti

Guru sebagai teman sejawat dalam melakukakan kolaborasi

Siswa sebagai individu yang ingin mencapai tujuan pembelajaran

Orangtua sebagai penghubung antara guru dan orangtua dapat bekerjasama dan bersinergi dalam pembelajaran

Adapun tantangan melaksanakan PPL Aksi 2 yaitu:

Pada kegiatan menganyam keranjang buah dengan tepat, anak lupa saat memulai menjulurkan pita yang berikutnya dari atas atau dari bawah dulu.

Pada kegiatan menulis "aku suka jeruk" anak yang masih belum rapi dalam menulis.

 

Pada kegiatan membuat miniature buah jeruk dari playdough, adonan playdough agak lembek, sehingga agak sulit dalam membentuknya.

Pada kegiatan menimbang miniature buah jeruk, benang yang dipakai untuk timbangnya kurang berat akhirnya keseimbangnya masih minim.

  •  
  • LINK: https://youtu.be/TxVy7eFUHKo 
  • AKSI PPL 2
  • Tantangan yang ada di atas harus segera diselesaikan dengan baik, dan tepat oleh guru profesional, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  • Saya sebagai kepala sekolah sering observasi dalam kelas untuk mencari penyebab permasalahan tersebut dalam kegiatan pembelajaran.
  • Melakukan kajian literatur untuk mencari referensi teknik menganyam anak usia dini dan media pembelajaran.
  • Melakukan wawancara pada guru kelas tersebut, teman sejawat serta pakar dosen PGPAUD UM untuk mencari solusi dalam perbaikan praktik pembelajaran.
  • Melakukan praktik pembelajaran kepada peserta didik
  • Adapun strategi yang digunakan

Dari hasil kajian literatur dan wawancara teman sejawat, dan para pakar, maka strategi yang digunakan dalam praktik baik ini yaitu:

  • Penggunaan media asli dan miniatur buah jeruk dan menganyam keranjang buah dari bahan bekas gelas pop mie, hal ini menambah daya tarik tersendiri bagi anak-anak, karena melibatkan seluruh panca indra anak saat mengamati benda tersebut dan media tersebut belum pernah dihadirkan oleh guru, sehingga ada hal baru bagi anak dan jiwa ingin tahu anak berkembang.
  • Penggunaan teknik menganyam anak usia dini sangat penting untuk diperhatikan, yaitu teknik menganyam tunggal.
  • Penggunaan TPACK seperti laptop, LCD, dan speaker saat menonton video tentang buah jeruk, hal ini sangat mendukung dalam hal kegiatan pembelajaran.
  • Proses pembelajaran dilakukan dengan penerapan berfikir HOTS melalui pertanyaan 5W+1H sebagai kalimat pemantik dalam tujuan pembelajaran. Hal ini sangat penting karena anak bisa mengeksplorasi pengalamannya dan mengaitkan nya dengan kehidupan anak.
  • Proses praktik baik dilapangan:
  • Penyambutan anak didik, Shalat dhuha, Greeting, Circle time and Praying, Presensi dan bertepuk buah-buahan
  • Guru mempersilahkan anak untuk mengamati miniature buah jeruk dan menonton Video buah Jeruk
  • Guru memberikan waktu untuk Berdiskusi tentang buah jeruk ( apa itu buah jeruk? Siapa yang menciptakan buah jeruk? mengapa buah jeruk sehat? Kapan buah jeruk itu bisa dipanen? Dimana buah jeruk itu bisa didapatkan ? Bagaimana cara makan jeruk?)
  • Kegiatan 1 : Anak membuat anyaman keranjang buah dengan tepat
  • Kegiatan 2 : Anak membuat miniature jeruk dari pladough secara baik
  • Kegiatan 3 : Anak menimbang miniatur jeruk secara tepat
  • Kegiatan 4: Anak menirukan tulisan "aku suka jeruk" secara lengkap
  • Merapikan mainan
  • Cuci tangan
  • Makan
  • Mengaji
  • Recalling dan Evaluasi:
  • Bila ada perilaku yang kurang tepat dapat didiskusikan bersama
  • Mengungkapkan perasaan selama kegiatan bermain
  • Guru melakukan evaluasi (penguatan materi dan kegiatan yang dilakukan anak hari ini)
  • Pesan pesan untuk anak agar selalu mencerminkan sikap anak sholih-sholiha dan anak mensyukuri atas nikmat Allah yang diberikan dan manfaat buah jeruk bagi kita
  • Menyampaikan kegiatan untuk esok hari
  • Doa Pulang
  • Sumber daya atau materi untuk melaksanakan pratik baik:
  • Alat dan bahan: media keranjang buah dari gelas pop mie bekas , miniatur jeruk dari playdough, alat timbangan dan pensil dan LK.
  • Sarana dan prasarana: laptop, LCD, Speacker
  • Materi pembelajaran: Video pembelajaran buah jeruk yang mencakup pertanyaan 5W+1 H
  •  
  • REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK PPL AKSI 2
  • Dampak Aksi dari penerapan Media Menganyam Keranjang Buah, Media Asli Buah Jeruk, Replika Miniature Jeruk, serta Teknik Menganyam Tunggal, adalah:
  • Anak menjadi aktif dan interaktif dalam proses pembelajaran, karena media yang digunakan adalah media asli, miniatur dan pemanfaat TPACK dalam pembelajaran.
  • Anak menganyam dengan baik karena media yang digunakan adalah media Keranjang Buah dari gelas bekas pop mie yang belum pernah anak lakukan, anak-anak sangat antusias, terbukti sebagian besar anak melakukannya dengan semangat dan ingin belajar.
  • Anak terlihat senang dan sangat antusis dalam mengikuti pembelajaran karena media interaktif dan diskusi yang dilakukan didalam kelas melibatkan seluruh anak ketika kegiatan tanya jawab.
  • Praktik baik yang dilaksanakan ini dikatakan efektif dalam meningkatkan kemampuan menganyam keranjang buah, anak dapat melatih motorik halus dengan menganyam dengan baik dan tepat, anak dapat melatih koordiasi tangan dan mata, anak dapat menganyam dengan luwes, kemudian diakhir, guru bercerita tentang jeruk dengan mengaitkan kehidupan anak dengan menggunakan miniatur jeruk.
  • Hasil refleksi penilaian kegiatan menganyam melalui kegiatan menganyam keranjang buah dari gelas pop mie bekas dari 5 anak yang hadir,  ada 4 anak yang mendapatkan Berkembang Sesuai Harapan (BSH), sedangkan 1 anak mendapatkan Mulai Berkembang (MB) karena Ananda memerlukan bantuan saat menganyam keranjang buah jeruk.
  • Hasil refleksi penilaian kegiataan Membuat miniature buah jeruk dari playdough: semua anak bisa melakukan kegiatan membuat miniature buah jeruk dari playdough dengan struktur yang lengkap seperti ada buah, tangkai dan daun, sehingga semua anak mendapatkan BSB
  • Hasil refleksi penilaian kegiataan Menimbang miniature buah jeruk: semua anak bisa melakukan kegiatan menimbang buah jeruk dengan tepat dan seimbang sehingga semua anak mendapatkan BSB
  • Hasil refleksi penilaian kegiataan Menirukan tulisan "aku suka jeruk": semua anak dapat menulis "aku suka jeruk" dengan lengkap dan rapi. Sehingga semua anak mendapatkan BSB

Praktik baik yang telah dilaksanakan mendapat respon baik dari teman sejawat selaku obeserver. Dengan memberikan komentar bahwa praktik baik ini sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan menganyam karena menggunakan media dan teknik menganyam yang inovatif dan kreatif dan aman, dapat menarik perhatian anak dan anak terlihat antusias ingin menjadi yang pertama dalam mencoba kegiatan ini. Praktik baik ini juga mengupas tentang tema sesuai dengan pertanyaan kalimat pemantik 5W+1H sebagai penerapan perkembangan berfikir HOTS. dan anak terlibat aktif dalam diskusi di kelas. Praktik telah dilaksanakan dengan menggunakan media dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik abad 21.

  • Faktor keberhasilan dalam aksi, adalah :
  • Dukungan dari pihak terutama ketua yayasan yang telah mengizinkan saya untuk praktik lapangan
  • Sarana dan prasarana yang memadai
  • Pemilihan media dan teknik menganyam yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini
  • Kerjasama antara teman sejawat dan suami dengan memberikan saran dan masukkan dalam hal pemilihan ide dalam pembuatan media, membantu dalam hal dokumentasi, dan rancangan pembelajaran yang inovatif, kreatif, interaktif dan bermakna.
  • Pembelajaran dari keseluruhan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan perlu mengobservasi dengan mengidentifikasi karakteristik anak,  berkolabolasi dengan berbagai pihak, serta mencari referensi berbagai kajian literatur. Mempersiapkan perencanaan dengan matang, melaksanakan pembelajaran sesuai rencana yang telah dibuat, mengevaluasi hasil pembelajaran dan melakukan refleksi diri untuk pembelajaran agar dapat berjalan lebih baik lagi.


  •  
  • RENCANA TINDAK LANJUT

Setiap rencana yang telah selesai dilaksanakan membutuhkan Rencana Tindak Lanjut (RTL). Hal ini karena rencana tindak lanjut merupakan salah satu jaminan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan suatu rencana dalam hal ini rencana pembelajaran. Dengan adanya rencana tindak lanjut akan lebih memudahkan dalam mengimplementasikan program yang selanjutnya. Untuk bisa menyusun rencana tindak lanjut yang baik sesuai rencana program berdasarkan hasil refleksi dan analisis dari pengalaman aksi sebelumnya.

Berdasarkan hal-hal tersebut, beberapa rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah melakukan refleksi akhir PPL program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan pada aksi pembelajaran ke dua adalah pada tahapan rencana terutama tujuan pembelajaran harus jelas arahnya dan dapat tercapai dalam artian anak-anak dapat dengan mudah memahami dari setiap materi yang disampaikan melalui bantuan media pembelajaran menarik bagi anak dan sesuai kebutuhan belajarnya serta menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran dan memudahkan anak untuk memahami materi, selain itu melalui metode bermain sambil belajar membuat anak lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan ke depannya. Pelaksanaan masing-masing rencana program disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah. Sebelum mengimplementasikan rencana tindak lanjut diperlukan terlebih dahulu untuk melakukan koordinasi dan kolaborasi bersama teman sejawat serta kepala sekolah. Tujuannya agar semua rencana program tindak lanjut dapat terlaksana dengan semaksimal mungkin dengan harapan hasilnya pun baik.

  • SITUASI PPL AKSI 3
  • Situasi yang melatar belakangi penyelesaian masalah 3 pada PPL Aksi 3 adalah sebagai berikut:
  • Rendahnya kemampuan mengenal konsep lambang bilangan 1-20 ini sangat lah penting bagi kita untuk memperbaiki, karena kegiatan mengenal konsep lambang bilangan 1-20 merupakan Aspek Perkembangan Kognitif yang penting dan perlu di tingkatkan pada usia TK.
  • Pendidik masih belum tahu tentang tahapan kepekaan dalam bilangan
  • Strategi dalam pembelajaran konsep lambang bilangan 1-20 yang digunakan belum tepat.
  • Metode pembelajaran konsep lambang bilangan 1-20  belum maksimal.
  • Stimulus konsep lambang bilangan 1-20 belum optimal.
  • Media pembelajaran konsep lambang bilangan 1-20  kurang menarik dan monoton.
  • Tidak ada kerjasama orang tua dalam mengulang materi anak disekolah.
  • Selain itu kurangnya penggunaan TPACK dalam kegiatan mengenal konsep lambang bilangan 1-20.

Praktik ini penting untuk dibagikan karena menurut saya sebagian besar guru yang mengalami permasalahan yang sama dalam kegiatan mengenal konsep lambang bilangan 1-20. Dengan membagikan praktik lapangan ini saya bisa memberikan refensi dan motivasi bagi saya sendiri dan rekan sejawat lain untuk perbaikan kegiatan mengenal konsep lambang bilangan 1-20 dari permasalahan yang dihadapi dan untuk melakukan yang lebih baik lagi dalam hal kegiatan mengenal konsep lambang bilangan 1-20.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini yaitu Saya sebagai guru yang bertanggung jawab dan guru profesional akan melaksanakan kegiatan yang inovatif, kreatif , aman bagi anak, dan bermakna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, mediator, motivator, pembimbing dan pengelola harus mampu mengelola kegiatan mengenal konsep lambang bilangan 1-20  sedemikian rupa agar tercapainya tujuan kegiatan tersebut, dari mulai membuat perangkat pembelajaran seperti RPPH, Media, LKPD, bahan ajar dan Instrumen Penilaian. Melaksanakan proses pembelajaran, evaluasi dan merefleksi diri dari hasil pembelajaran yang akan dilaksanakan.


  • TANTANGAN PPL AKSI 3

Setelah diidentifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru kelas, teman sejawat, serta para pakar yaitu Dosen PGPAUD Universitas Negeri Malang, maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu:

  • Guru yang belum memanfaatkan media disekitarnya dengan baik.
  • Guru belum mau untuk mencari tahu tahapan kepekaan dalam bilangan.
  • Guru belum menggunakan metode dan strategi pembelajaran sesuai karakteristik anak
  • Guru belum menggunakan TPACK dalam kegiatan menganyam.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan adalah :

Kepala sekolah sebagai peneliti

Guru sebagai teman sejawat dalam melakukakan kolaborasi

Siswa sebagai individu yang ingin mencapai tujuan pembelajaran

Orangtua sebagai penghubung antara guru dan orangtua dapat bekerjasama dan bersinergi dalam pembelajaran

Adapun tantangan melaksanakan PPL Aksi 3 yaitu:

Pada kegiatan menghubungkan 3 kartu gambar rumah dengan tulisan. Ada anak yang masih belum bisa membaca

Pada kegiatan meloncat dan melompat sesuai bentuk geometri. Kadang anak-anak lupa yang meloncat dan melompat geometri yang mana


Pada kegiatan menempel 3 bentuk rumah sesuai angka, ada anak yang belum faham angka


Pada kegiatan mewarnai bentuk rumah (bekerjasama), ada anak yang berebut untuk mewarnai

  • Link: https://youtu.be/N5dfVKocPiw
  •  
  • AKSI PPL 3
  • Tantangan yang ada di atas harus segera diselesaikan dengan baik, dan tepat oleh guru profesional, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  • Saya sebagai kepala sekolah sering observasi dalam kelas untuk mencari penyebab permasalahan tersebut dalam kegiatan pembelajaran.
  • Melakukan kajian literatur untuk mencari referensi media, strategi dan metode mengenal konsep lambang bilangan 1-20.
  • Melakukan wawancara pada guru kelas tersebut, teman sejawat serta pakar dosen PGPAUD UM untuk mencari solusi dalam perbaikan praktik pembelajaran.
  • Melakukan praktik pembelajaran kepada peserta didik.
  • Adapun strategi yang digunakan

Dari hasil kajian literatur dan wawancara teman sejawat, dan para pakar, maka strategi yang digunakan dalam praktik baik ini yaitu:

  • Penggunaan media rumah angka pintar, hal ini menambah daya tarik tersendiri bagi anak-anak, karena melibatkan seluruh panca indra anak saat mengamati benda tersebut dan media tersebut belum pernah dihadirkan oleh guru, sehingga ada hal baru bagi anak dan jiwa ingin tahu anak berkembang.
  • Penggunaan metode dan strategi bermain sangat efektif bagi anak, karena mereka merasa bermain.
  • Penggunaan TPACK seperti laptop, LCD, dan speaker saat menonton video tentang rumah, hal ini sangat mendukung dalam hal kegiatan pembelajaran.
  • Proses pembelajaran dilakukan dengan penerapan berfikir HOTS melalui pertanyaan 5W+1H sebagai kalimat pemantik dalam tujuan pembelajaran. Hal ini sangat penting karena anak bisa mengeksplorasi pengalamannya dan mengaitkan nya dengan kehidupan anak.
  • Proses praktik baik dilapangan:
  • Penyambutan anak didik, Shalat dhuha, Greeting, Circle time and Praying, Presensi
  • Guru mempersilahkan anak untuk mengamati miniature Media Rumah dan Video Rumah
  • Bernyanyi gerak dan lagu Geometri
  • Guru memberikan waktu untuk Berdiskusi tentang rumah tinggal ( apa itu rumah tinggal? Siapa yang menempati rumah tinggal? Mengapa rumah tinggal itu penting? Kapan kita bisa membeli rumah tinggal? Dimana tempat tinggalmu? Bagaimana ciri-ciri tempat tinggal mu?)
  • Kegiatan 1 : Anak menghubungkan 3 kartu gambar rumah dengan tulisan
  • Kegiatan 2 : Anak meloncat dan melompat sesuai bentuk geometri
  • Kegiatan 3 : Anak menempel 3 bentuk rumah sesuai angka
  • Kegiatan 4: Anak mewarnai bentuk rumah (bekerjasamaa)
  • Merapikan mainan
  • Cuci tangan
  • Makan
  • Mengaji/membaca
  • Recalling dan Evaluasi
  • Bila ada perilaku yang kurang tepat dapat didiskusikan bersama
  • Mengungkapkan perasaan selama kegiatan bermain
  • Guru melakukan evaluasi (Penguatan Materi dan kegiatan yang dilakukan anak hari ini)
  • Bercerita tentang rumah yang mengaitkan kehiduoan anak
  • Pesan pesan untuk anak agar selalu mencerminkan sikap anak sholih-sholiha dan anak mensyukuri atas nikmat Allah yang diberikan (diberikan tempat tinggal, harus merawat dan menjaga tempat tinggal)
  • Menyampaikan kegiatan untuk esok hari
  • Doa Pulang
  • Sumber daya atau materi untuk melaksanakan pratik baik:
  • Alat dan bahan: media rumah angka pintah, kepingan geometri gambar rumah, kartu gambar, pewarna.
  • Sarana dan prasarana: laptop, LCD, Speacker
  • Materi pembelajaran: Video pembelajaran rumah yang mencakup pertanyaan 5W+1 H
  •  
  • REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK PPL AKSI 3
  • Dampak Aksi dari penerapan Media Rumah Angka Pintar, Kartu Gambar, Projek mewarnai rumah adalah:
  • Anak menjadi aktif dan interaktif dalam proses pembelajaran, karena media yang digunakan adalah miniatur dan pemanfaat TPACK dalam pembelajaran.
  • Anak mengenal konsep lambang bilangan 1-20 dengan baik karena media yang digunakan adalah media rumah angka pintar yang belum pernah anak lakukan, anak-anak sangat antusias, terbukti sebagian besar anak melakukannya dengan semangat dan ingin belajar.
  • Anak terlihat senang dan sangat antusis dalam mengikuti pembelajaran karena media interaktif dan diskusi yang dilakukan didalam kelas melibatkan seluruh anak ketika kegiatan tanya jawab.
  • Praktik baik yang dilaksanakan ini dikatakan efektif dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep lambang bilangan 1-20, anak dapat mengenal konsep angka, anak dapat melatih koordiasi tangan dan mata, kemudian diakhir, guru bercerita tentang rumah dengan mengaitkan kehidupan anak dengan menggunakan miniatur rumah angka pintar.
  • Hasil refleksi penilaian kegiatan mengenal konsep lambang bilangan 1-20  melalui media rumah angka pintar dari 6 anak yang hadir semua mendapatkan (BSB) Berkembang Sangat Baik.
  • Hasil refleksi penilaian kegiataan Meloncat dan melompat bentuk geometri dengan tepat: semua anak bisa melakukan kegiatan Meloncat dan melompat bentuk geometri dengan tepat, sehingga 6 anak yang hadir mendapatkan BSB
  • Hasil refleksi penilaian kegiataan Mencocokkan 3 kartu gambar jenis rumah dengan tulisan secara tepat: semua anak bisa melakukan kegiatan Mencocokkan 3 kartu gambar jenis rumah dengan tulisan secara tepat, sehingga 6 anak yang hadir mendapatkan BSB
  • Hasil refleksi penilaian kegiataan Mewarnai gambar rumah dengan rapi: semua anak dapat Mewarnai gambar rumah dengan rapi. Sehingga 6 anak yang hadir mendapatkan BSB

Praktik baik yang telah dilaksanakan mendapat respon baik dari teman sejawat selaku obeserver. Dengan memberikan komentar bahwa praktik baik ini sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep lambang bilangan 1-20  karena menggunakan media dan model dan strategi yang inovatif dan kreatif dan aman, dapat menarik perhatian anak dan anak terlihat antusias ingin menjadi yang pertama dalam mencoba kegiatan ini. Praktik baik ini juga mengupas tentang tema sesuai dengan pertanyaan kalimat pemantik 5W+1H sebagai penerapan perkembangan berfikir HOTS. dan anak terlibat aktif dalam diskusi di kelas. Praktik telah dilaksanakan dengan menggunakan media dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik abad 21.

  • Faktor keberhasilan dalam aksi, adalah :
  • Dukungan dari pihak terutama ketua yayasan yang telah mengizinkan saya untuk praktik lapangan
  • Sarana dan prasarana yang memadai
  • Pemilihan media dan strategi serta model pembelajaran mengenal konsep lambang bilangan 1-20  yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini
  • Kerjasama antara teman sejawat dan suami dengan memberikan saran dan masukkan dalam hal pemilihan ide dalam pembuatan media, membantu dalam hal dokumentasi, dan rancangan pembelajaran yang inovatif, kreatif, interaktif dan bermakna.
  • Pembelajaran dari keseluruhan proses Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan perlu mengobservasi dengan mengidentifikasi karakteristik anak,  berkolabolasi dengan berbagai pihak, serta mencari referensi berbagai kajian literatur. Mempersiapkan perencanaan dengan matang, melaksanakan pembelajaran sesuai rencana yang telah dibuat, mengevaluasi hasil pembelajaran dan melakukan refleksi diri untuk pembelajaran agar dapat berjalan lebih baik lagi.

  • RENCANA TINDAK LANJUT

Setiap rencana yang telah selesai dilaksanakan membutuhkan Rencana Tindak Lanjut (RTL). Hal ini karena rencana tindak lanjut merupakan salah satu jaminan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan suatu rencana dalam hal ini rencana pembelajaran. Dengan adanya rencana tindak lanjut akan lebih memudahkan dalam mengimplementasikan program yang selanjutnya. Untuk bisa menyusun rencana tindak lanjut yang baik sesuai rencana program berdasarkan hasil refleksi dan analisis dari pengalaman aksi sebelumnya.

Berdasarkan hal-hal tersebut, beberapa rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah melakukan refleksi akhir PPL program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan pada aksi pembelajaran ke tiga adalah pada tahapan rencana terutama tujuan pembelajaran harus jelas arahnya dan dapat tercapai dalam artian anak-anak dapat dengan mudah memahami dari setiap materi yang disampaikan melalui bantuan media pembelajaran menarik bagi anak dan sesuai kebutuhan belajarnya serta menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran dan memudahkan anak untuk memahami materi, selain itu melalui metode bermain sambil belajar membuat anak lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan ke depannya. Pelaksanaan masing-masing rencana program disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah. Sebelum mengimplementasikan rencana tindak lanjut diperlukan terlebih dahulu untuk melakukan koordinasi dan kolaborasi bersama teman sejawat serta kepala sekolah. Tujuannya agar semua rencana program tindak lanjut dapat terlaksana dengan semaksimal mungkin dengan harapan hasilnya pun baik.

  • SITUASI PPL AKSI 4
  • Situasi yang melatar belakangi penyelesaian masalah 4 pada PPL Aksi 4 adalah sebagai berikut:
  • Rendahnya kemampuan menggabungkan huruf menjadi suku kata ini sangat lah penting bagi kita untuk memperbaiki, karena kegiatan menggabungkan huruf menjadi suku kata merupakan Aspek Perkembangan Bahasa yang penting dan perlu di tingkatkan pada usia TK.
  • Media menggabungkan huruf menjadi suku kata yang digunakan oleh pendidik monoton atau kurang menarik.
  • Strategi pembelajaran menggabungkan huruf menjadi suku kata belum tepat.
  • Metode menggabungkan huruf menjadi suku kata yang digunakan masih belum maksimal.
  • Stimulus menggabungkan huruf menjadi suku kata yang diberikan kurang maksimal.
  • Tidak ada kerjasama orang tua dalam mengulang materi anak disekolah.
  • Faktor anak dalam segi usia yang kurang dari 5 tahun dan faktor gaya belajar yang berbeda beda.
  • Menurut saya sebagian besar guru yang mengalami permasalahan yang sama dalam kegiatan menggabungkan huruf menjadi suku kata. Dengan membagikan praktik lapangan ini saya bisa memberikan refensi dan motivasi bagi saya sendiri dan rekan sejawat lain untuk perbaikan kegiatan menggabungkan huruf menjadi suku kata dari permasalahan yang dihadapi dan untuk melakukan yang lebih baik lagi dalam hal kegiatan menggabungkan huruf menjadi suku kata.
  • Saya sebagai guru yang bertanggung jawab dan guru profesional akan melaksanakan kegiatan yang inovatif, kreatif , aman bagi anak, dan bermakna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, mediator, motivator, pembimbing dan pengelola harus mampu mengelola kegiatan menggabungkan huruf menjadi suku kata sedemikian rupa agar tercapainya tujuan kegiatan tersebut, dari mulai membuat perangkat pembelajaran seperti RPPH, Media, LKPD, bahan ajar dan Instrumen Penilaian. Melaksanakan proses pembelajaran, evaluasi dan merefleksi diri dari hasil pembelajaran yang akan dilaksanakan.
  • .
  • TANTANGAN PPL AKSI 4
  • Setelah diidentifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru kelas, teman sejawat, serta para pakar yaitu Dosen PGPAUD Universitas Negeri Malang, maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu:
  • Guru yang belum memanfaatkan media disekitarnya dengan baik.
  • Guru belum menggunakan metode dan strategi pembelajaran sesuai karakteristik anak
  • Guru belum menggunakan TPACK dalam kegiatan menganyam.
  • Orang tua yang menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah, sehingga tidak ada review dengan orang tua dirumah

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan adalah :

Kepala sekolah sebagai peneliti

Guru sebagai teman sejawat dalam melakukakan kolaborasi

Siswa sebagai individu yang ingin mencapai tujuan pembelajaran

Orangtua sebagai penghubung antara guru dan orangtua dapat bekerjasama dan bersinergi dalam pembelajaran

Adapun tantangan melaksanakan PPL Aksi 4 yaitu:

Pada kegiatan bermain peran kereta api dan bernanyi, namun ada yang bernanyinya sambal teriak-teriak.

Pada kegiatan bermain engklek kereta api, menggunakan kaki satu dan harus seimbang.

Pada kegiatan Menyusun huruf menjadi suku kata. Ada yang masih belum faham huruf dan memasangnya kebalik

Pada kegiatan Menyusun puzzle kereta api, potongannya banyak sehingga harus lebih teliti.

  • Link: https://youtu.be/HCLMfDV2tqA 
  •  
  • AKSI PPL 4
  • Tantangan yang ada di atas harus segera diselesaikan dengan baik, dan tepat oleh guru profesional, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  • Saya sebagai kepala sekolah sering observasi dalam kelas untuk mencari penyebab permasalahan tersebut dalam kegiatan pembelajaran
  • Melakukan kajian literatur untuk mencari referensi teknik bercerita dan media pembelajaran
  • Melakukan wawancara pada guru kelas tersebut, teman sejawat serta pakar dosen PGPAUD UM untuk mencari solusi dalam perbaikan praktik pembelajaran
  • Melakukan praktik pembelajaran kepada peserta didik

  • Adapun strategi yang digunakan

Dari hasil kajian literatur dan wawancara teman sejawat, dan para pakar, maka strategi yang digunakan dalam praktik baik ini yaitu:

  • Penggunaan media kereta api suku kata, hal ini menambah daya tarik tersendiri bagi anak-anak, karena melibatkan seluruh panca indra anak saat mengamati benda tersebut dan media tersebut belum pernah dihadirkan oleh guru, sehingga ada hal baru bagi anak dan jiwa ingin tahu anak berkembang.
  • Penggunaan metode dan strategi bermain sangat efektif bagi anak, karena mereka merasa bermain.
  • Penggunaan TPACK seperti laptop, LCD, dan speaker saat menonton video tentang rumah, hal ini sangat mendukung dalam hal kegiatan pembelajaran.
  • Proses pembelajaran dilakukan dengan penerapan berfikir HOTS melalui pertanyaan 5W+1H sebagai kalimat pemantik dalam tujuan pembelajaran. Hal ini sangat penting karena anak bisa mengeksplorasi pengalamannya dan mengaitkan nya dengan kehidupan anak.
  • Komunikasi dengan memberikan Pemahaman kepada orang tua sangat penting, agar ada kerjasama untuk membimbing anak dirumah dan disekolah
  • Proses praktik baik dilapangan:
  • Penyambutan anak didik, Shalat dhuha, Greeting, Circle time and Praying, Presensi
  • Guru mempersilahkan anak untuk mengamati kereta api
  • Guru memberikan waktu untuk Berdiskusi tentang kereta api (apa jenis transportasi kereta api itu? siapa yang mengendari kereta api? Mengapa kereta api itu panjang? Kapan kereta api itu berhenti? Dimana tempat pemberentian kereta api? Bagaimana jika kereta api itu lewat?)
  • Guru mejelaskan 4 kegiatan
  • Kegiatan 1 : Anak bernyanyi kereta api serta bermain peran kereta api
  • Kegiatan 2 : Anak bermain engklek rel kereta api
  • Kegiatan 3: Anak menyusun suku kata sesuai gambar
  • Kegiatan 4: Anak menyusun 10 kepingan Puzzle  kereta api
  • Merapikan mainan
  • Cuci tangan
  • Makan
  • Mengaji
  • Recalling dan Evaluasi:
  • Bila ada perilaku yang kurang tepat dapat didiskusikan bersama
  • Mengungkapkan perasaan selama kegiatan bermain
  • Guru melakukan evaluasi (penguatan materi dan kegiatan yang dilakukan anak hari ini
  • Guru bercerita kereta api dengan mengaitkan dengan kehidupan anak
  • Pesan pesan untuk anak agar selalu mencerminkan sikap anak sholih-sholiha dan anak berhati-hati saat naik kereta, aturan saat naik kereta api, tata tertib saat dijalan kereta api lewat, berdoa naik kendaraan, mematuhi aturan saat dijalan jika kereta lewat
  • Menyampaikan kegiatan untuk esok hari
  • Doa Pulang
  • Sumber daya atau materi untuk melaksanakan pratik baik:
  • Alat dan bahan: media kereta api, banner kereta api.
  • Sarana dan prasarana: laptop, LCD, Speacker
  • Materi pembelajaran: Video pembelajaran rumah yang mencakup pertanyaan 5W+1 H
  •  
  • REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK PPL AKSI 1
  • Dampak Aksi dari penerapan Media Kereta Api Suku Kata, Bermain Puzzle dan bermain engklek adalah:
  • Anak menjadi aktif dan interaktif dalam proses pembelajaran, karena media yang digunakan adalah miniatur dan pemanfaat TPACK dalam pembelajaran.
  • Anak menggabungkan huruf menjadi suku kata dengan baik karena media yang digunakan adalah media kereta api suku kata yang belum pernah anak lakukan, anak-anak sangat antusias, terbukti sebagian besar anak melakukannya dengan semangat dan ingin belajar.
  • Anak terlihat senang dan sangat antusis dalam mengikuti pembelajaran karena media interaktif dan diskusi yang dilakukan didalam kelas melibatkan seluruh anak ketika kegiatan tanya jawab.
  • Praktik baik yang dilaksanakan ini dikatakan efektif dalam meningkatkan kemampuan menggabungkan huruf menjadi suku kata , anak dapat mengenal huruf, anak dapat mengenal suku kata, anak dapat melatih koordiasi tangan dan mata, kemudian diakhir, guru bercerita tentang kereta api dengan mengaitkan kehidupan anak dengan menggunakan miniatur kereta api suku kata.
  • Hasil refleksi penilaian kegiatan menggabungkan huruf menjadi suku kata melalui media kereta api suku kata dari 7 anak yang hadir semua mendapatkan (BSB) Berkembang Sangat Baik.
  • Hasil refleksi penilaian kegiataan Bermain engklek rel kereta api dengan seimbang: semua anak bisa melakukan kegiatan Bermain engklek rel kereta api dengan seimbang, sehingga 7 anak yang hadir mendapatkan BSB
  • Hasil refleksi penilaian kegiataan Menyusun 10 kepingan puzzle kereta api dengan tepat: semua anak bisa melakukan kegiatan Menyusun 10 kepingan puzzle kereta api dengan tepat, sehingga 7 anak
  • Hasil refleksi penilaian kegiataan Bernyanyi kereta api sesuai irama: semua anak dapat Bernyanyi kereta api sesuai irama, Sehingga 7 anak yang hadir mendapatkan BSB

Praktik baik yang telah dilaksanakan mendapat respon baik dari teman sejawat selaku obeserver. Dengan memberikan komentar bahwa praktik baik ini sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan menggabungkan huruf menjadi suku kata karena menggunakan media dan model dan strategi yang inovatif dan kreatif dan aman, dapat menarik perhatian anak dan anak terlihat antusias ingin menjadi yang pertama dalam mencoba kegiatan ini. Praktik baik ini juga mengupas tentang tema sesuai dengan pertanyaan kalimat pemantik 5W+1H sebagai penerapan perkembangan berfikir HOTS. dan anak terlibat aktif dalam diskusi di kelas. Praktik telah dilaksanakan dengan menggunakan media dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik abad 21.

  • Faktor keberhasilan dalam aksi, adalah :
  • Dukungan dari pihak terutama ketua yayasan yang telah mengizinkan saya untuk praktik lapangan
  • Sarana dan prasarana yang memadai
  • Pemilihan media dan strategi serta model pembelajaran menggabungkan huruf menjadi suku kata yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini
  • Kerjasama antara teman sejawat dan suami dengan memberikan saran dan masukkan dalam hal pemilihan ide dalam pembuatan media, membantu dalam hal dokumentasi, dan rancangan pembelajaran yang inovatif, kreatif, interaktif dan bermakna.
  • Pembelajaran dari keseluruhan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan perlu mengobservasi dengan mengidentifikasi karakteristik anak,  berkolabolasi dengan berbagai pihak, serta mencari referensi berbagai kajian literatur. Mempersiapkan perencanaan dengan matang, melaksanakan pembelajaran sesuai rencana yang telah dibuat, mengevaluasi hasil pembelajaran dan melakukan refleksi diri untuk pembelajaran agar dapat berjalan lebih baik lagi.

  • RENCANA TINDAK LANJUT

Setiap rencana yang telah selesai dilaksanakan membutuhkan Rencana Tindak Lanjut (RTL). Hal ini karena rencana tindak lanjut merupakan salah satu jaminan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan suatu rencana dalam hal ini rencana pembelajaran. Dengan adanya rencana tindak lanjut akan lebih memudahkan dalam mengimplementasikan program yang selanjutnya. Untuk bisa menyusun rencana tindak lanjut yang baik sesuai rencana program berdasarkan hasil refleksi dan analisis dari pengalaman aksi sebelumnya.

Berdasarkan hal-hal tersebut, beberapa rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah melakukan refleksi akhir PPL program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan pada aksi pembelajaran ke empat adalah pada tahapan rencana terutama tujuan pembelajaran harus jelas arahnya dan dapat tercapai dalam artian anak-anak dapat dengan mudah memahami dari setiap materi yang disampaikan melalui bantuan media pembelajaran menarik bagi anak dan sesuai kebutuhan belajarnya serta menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran dan memudahkan anak untuk memahami materi, selain itu melalui metode bermain sambil belajar membuat anak lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan ke depannya. Pelaksanaan masing-masing rencana program disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah. Sebelum mengimplementasikan rencana tindak lanjut diperlukan terlebih dahulu untuk melakukan koordinasi dan kolaborasi bersama teman sejawat serta kepala sekolah. Tujuannya agar semua rencana program tindak lanjut dapat terlaksana dengan semaksimal mungkin dengan harapan hasilnya pun baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun