Kulit adalah organ vital yang berfungsi dalam melindungi tubuh dari rangsangan eksternal, termasuk radiasi ultraviolet. Hematokromatosis yang berulang dapat menyebabkan hiperpigmentasi, yang disebut bercak coklat gelap yang tidak estetika. Vitamin C, merupakan antioksidan non-enzim air yang pertama kali diisolasi pada tahun 1928, telah mendapat perhatian utama dalam bidang perawatan kulit untuk menghilangkan pigmentasi dan melestarikan kesehatan kulit.Vitamin C berperan dalam menanggulangi radikal bebas dan mengurangi kerusakan yang dipersyarattkan oleh stres oksidatif. Tiga aktivitas utama dari vitamine ini yang meliputi:
1. Melindungi Kulit: Melawan efek negatif dari polusi, sinar matahari, dan radiasi lainnya.
2. Merangsang Produksi Kolagen: Mempertahankan elastisitas dan kekencangan kulit.
3. Mencerahkan Kulit: Mengurangi pigmentasi gelap dengan mengubah melanin oksidasi menjadi bentuk tereduksi yang lebih cerah.
Sistem Pigmentasi Kulit
Pigmen warna kulit manusia terbentuk dari empat zat: karoten, melanin, hemoglobin yang telah mengalami oksidasi dan hemoglobin yang telah mengalami reduksi. Melanin, pigmen utama, dihasilkan oleh melanosit yang berada pada lapisan epidermis dan disintesis dari tirosin. Terbentuk di bawah aksi enzim tirosinase yang mengubah tirosin menjadi DOPA dan DOPAquinone atau melanocerne "muda". Eksekusi yang berbeda dari reaksi-reaksi ini adalah dasar dari semua metode kulit berwarna. Substrat dalam rangkaian reaksi dijadikan vitamin C, yang mampu menghambat aktivitas tirosinase, karena melawan produksi melanin.
Efikasi Klinis Vitamin C
Studi oleh Kameyama et al. (1990) menunjukkan bahwa pemberian vitamin C secara topikal atau injeksi dapat mengurangi aktivitas tirosinase, sehingga kulit tampak lebih cerah. Dalam uji klinis terhadap pasien melasma dan lentigo senilis, 19 dari 34 pasien melaporkan hasil signifikan dalam mencerahkan kulit setelah terapi vitamin C.Penggunaan dosis harian vitamin C untuk kebutuhan tubuh berkisar 50-75 mg. Namun, untuk efek pencerahan kulit, dosis yang lebih tinggi hingga 1000 mg sering digunakan, baik secara oral maupun injeksi.
Efek Samping dan Keamanan
Dosis tinggi vitamin C (>1 g/hari) dapat menyebabkan diare dan meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal. Penggunaan berkepanjangan juga dapat menyebabkan ketergantungan, sehingga disarankan untuk mengurangi dosis secara bertahap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H