Mohon tunggu...
Qodrun Nada
Qodrun Nada Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

let it flow

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Kemampuan Bahasa pada Anak Usia Dini

7 April 2024   12:27 Diperbarui: 7 April 2024   12:28 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan bahasan pada anak usia dini, adalah salah satu aspek perkembangan kreativitas pada anak yang berasal dari pemikiran anak tersebut, dan sesuai dengan terhadap perkembangan anak.

Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh sebagian besar makhluk hidup untuk berkomunikasi satu sama lain, kemampuan berbahasa sendiri sudah ada sejak kita masih bayi, bahkan mungkin dari kita masih dalam kandungan. Bahasa sendiri juga dijadikan untuk mengapresikan diri,  dan juga menerima  perasaan orang lain. Anak belajar menyimak, berbicara,  membaca,  dan  menulis  sesuai  dengan  tahap  perkembangannya.

Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang memfokuskan pada kemampuan anak pada usia dini dan meletakkan peminatan anak sesuai dengan keunikan anak dan tahap perkembangan anak pada usia dini.Dengan mengenalkan teori-teori pengembangan bahasa, anak mampu meningkatkan perkembangan  bahasa  secara  optimal.  Hal  ini  dapat  dilakukan  dengan  memberi  contoh yang baik,  memberikan  motivasi  pada  anak  dan  menerapkan  kebiasaan-kebiasaan  yang sesuai  dengan  anak  usia  dini. Pengembangan bahasa  terbagi  atas  beberapa  teori  dalam perkembangannya melewati tahap-tahap tertentu.

  • Teori Nativisme

para ahli Nativis  berpendapat  bahwa  kemampuan  berbahasa  sifatnya sangat natural   (bawaan),   sebagaimana   halnya   kemampuan   berjalan,   merupakan   bagian  dari perkembangan  manusia  yang  dipengaruhi  oleh  kematangan  otak.

  • Teori Behavioristik

adalah  perilaku  yang  dikehendaki  adalah  perilaku yang   dikendalikan   oleh   akibatnya. Bila   akibatnya   itu   hadiah   atau   sesuatu   yang menyenangkan  maka  perilaku  ini  akan  terus  dipertahankan,  kemampuan dan  frekuensinya akan terus berkembang.  Namun, sebaliknya, akibatnya adalah hukuman maka akan terjadi sebaliknya.

  • Teori perkembangan kognitif
  • Teori   ini   beranggapan   bahwa   berpikir   sebagai   prasyarat   berbahasa,   terus
  • berkembang  sebagai  hasil  dari  pengalaman  dan  penalaran.  Teori  ini  menekankan  proses berpikir  dan  penalaran.
  • Teori interaksionisme

Menurut  teori  ini,  pemerolehan  bahasa  adalah  hasil  interaksi  antara kemampuan psikologis  siswa  dan  lingkungan  bahasa.  Bahasa  yang  diperoleh  siswa  erat  kaitannya dengan  kemampuan  internal  siswa  dan  input  dari  lingkungannya.  LAD (language Acquisition Device)  alat penguasaan bahasa sejak  lahir,  hanya saja kemampuan anak dalam menguasai bahasa  berbanding lurus dengan kualitas dengan pendapat  Howard  Guadner  yang mengakatakan  bahwa  semenjak  lahir  sudah  memiliki kecerdasan  bahasa.  Hanya  saja  kecerdasan  bahasa  bukan  satu-satunya  penopang  yang menjadikan  anak  memiliki  kemampuan  bahasa  yang  baik,  harus  ada  faktor  eksternal  yang mendukung dia mendapat input bahasa yang baik juga.

  • Teori Fungsional

Teori fungsional melakukan melakukan revolusi penelitian dalam pembelajaran dan pemerolehan  bahasa,  dimana  mereka  melihat  bahwa  bahasa  adalah hasil  manifestasi kemampuan  kognitif  dan  afektif yang  bermanfaat  bagi  manusia  itu  sendiri,  manusia  dan lingkungan  sekitar  untuk  berhubungan  dengan  mereka  ataupun dalam  rangka  menjelajar dunia. 

  • Slobin mengatakan bahwa kompleksitas bahasa yang ditentukan    oleh   perkembangan    kognitif    dan    urutan   perkembangannya    daripada kompleksitas bahsa itu sendiri. Menurut Slobin, yang menentukan hal ini adalah :

1) Asas  fungsional,  bahwa  perkembangan  diikuti  oleh  perkembangan  kemampuan komunikatif yang berhubungan dengan pemikiran kognitif.

2) Asas   formal, Bahasa  pada  hakikatnya  digunakan  untuk  komunikasi  interaksi  seperti  fungsi  komunikasi pada umumnya.

Bruner menyatakan  bahwa  anak  belajar  dari  yang  konkret  ke  abstrak  melalui  tiap  tahapan,  yaitu enactive, iconic, dan symbolic, Khadijah.(2006).

  • Tahap enactive, anak berinteraksi dengan objek berupa benda-benda, orang, dan kejadian. Dari interkasi tersebut anak belajar nama dan merekam symbol  dan  kejadian.
  • Tahap iconica, anak  mulai  belajar  mengembangkan  simbol  dengan benda.
  • Tahap Symbolic, anak mengembangkan konsep. Pada tahap ini, anak mulai belajar    berpikir    abstrak,    anak    mampu    menghubungkan tiap-tiap tahapan,    anak    mampu menghubungkan  antara  berbagai  benda,  orang  atau objek  dalam  suatu  urutan kejadian.

       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun