Hula, penulis hendak merepost tulisan sendiri yang sebelumnya dipost di-website kami demi luasnya sebaran gurat kami. Semoga mimin berkenan tuk tak menghapus yah… Cekidot dah!
Bicara lagi tentang nilai emosional, tentu bangsa Indonesia memiliki beberapa ikatan emosional atas beberapa negara di dunia. Dari sejarah kelam kita bisa bicara tentang deret negeri yang kita katakan pernah menjajah Indonesia. Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang dikatakan pernah jadi bagian masa lalu kita. Well, keempatnya akan hadir di Brazil bulan depan.
Namun di sepakbola batasan emosi buruk itu seringkali diabaikan karena sportivitas bicara daya juang dan bukan permusuhan. Jangan heran bila banyak anak bangsa ini yang menjagokan Belanda dari masa ke masa. Juga ketiga negara lainnya.
Kali ini penulis hendak menyoroti anak-anak asuhan Luis Van Gaal ini. Seperti kita ketahui, Belanda selalu jadi salah satu kandidat juara yang diperhitungkan di setiap perhelatan piala dunia. Sayang nasib “hampir” selalu jadi momok bagi Tim Oranye ini.
Bagaimana tidak deretan nama hebat semenjak dulu, sebut saja Ruud Gullit, Marco van Basten, Ronald Koeman, Frank Riijkaard, De Boer bersaudara, Edgar Davids, Clarence Seedorf, Patrick Kluivert, Marc Overmars, Dennis Bergkamp, Roy Maakay, Ruud van Niestelrooy, Giovani van Bronkhorst, dan kini era Robin Van Persie selalu meninggalkan cerita besar yang membuncah, namun hanya berujung pada gelar juara tanpa mahkota.
Masih kita ingat bagaimana nasib dua kali runner up ini berubah jadi tiga kali runner up di Afsel empat tahun silam. Selalu menang dari laga penyisihan, akhirnya satu kekalahan saja di final sukses membungkam langkah mereka.
Kini mereka akan maju dengan nama beken Luis Van Gaal yang berdiri di belakang. Dibayangi kemungkinan pecahnya konsentrasi sang pelatih yang sedang digoda Manchester United, Belanda mencoba malawan momok hampir juara tadi. Sebelumnya orang berkata kalau kesempurnaan kerap terjadi di kesempatan ketiga. Namun kesempatan itu telah dijalani dan masih gagal.
Belanda pun harus menghadapi semua tantangan itu dengan banyaknya wajah baru dan talenta muda, walau nama beken Arjen Robben, Van Persie, Klaas Jan Huntelaar, Wesley Sneijder, dan Rafael van der Vaart masih akan memanjakan mata dengan harap total football.
Perjuangan berat menanti untuk sekadar meraih final keempat mereka. Di fase grup mereka harus berhadapan dengan Spanyol sang penakluk asa mereka. Kemudian kealotan Chile mengadang, pun halnya Australia yang tentu tak hendak jadi penggembira. Kita tunggu saja tim ini merespon pukulan empat tahun lalu. Akankah jadi trauma mendalam, apakah justru jadi pelecut.
Skuad Belanda
Kiper: Jasper Cillessen (Ajax), Tim Krul (Newcastle United/ENG), Michel Vorm (Swansea City/ENG), Jeroen Zoet (PSV Eindhoven)
Belakang: Patrick van Aanholt (Vitesse Arnhem), Daley Blind (Ajax), Daryl Janmaat, Terence Kongolo, Bruno Martins Indi (all Feyenoord), Karim Rekik (PSV Eindhoven), Joël Veltman (Ajax), Paul Verhaegh (Augsburg/GER), Ron Vlaar (Aston Villa/ENG), Stefan De Vrij (Feyenoord)
Tengah: Jordy Clasie (Feyenoord), Leroy Fer (Norwich City/ENG), Jonathan De Guzman (Swansea City/ENG), Nigel de Jong (AC Milan/ITA), Wesley Sneijder (Galatasaray/TUR), Tonny Vilhena (Feyenoord), Rafael van der Vaart (Hamburg/GER), Georginio Wijnaldum (PSV Eindhoven)
Depan: Jean-Paul Boëtius (Feyenoord), Memphis Depay (PSV Eindhoven), Klaas-Jan Huntelaar (Schalke 04/GER), Dirk Kuijt (Fenerbahce/TUR), Jeremain Lens (Dynamo Kiev/UKR), Robin van Persie (Manchester United/ENG), Arjen Robben (Bayern Munich/GER), Quincy Promes (FC Twente)
http://football-indonesia.net/piala-dunia/belanda-berusaha-keluar-dari-kutukan-hampir-114.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H