Aku berteriak histeris….
Saat alam mempersatukan dirinya dengan satu nafas  penuh keihklasan.
Kini engkau telah tertidur pulas dalam dekapanku.
 Dan tak lagi mendengar  bisikan kesedihanku.
Hanya senyum manis tersisa di raut wajah cantikmu yang begitu tenang.
Aku tak pernah menyadari bahwa setiap kata –katamu adalah pesan.
Kepulanganku adalah penantian terahirmu.
Kekecewaanku sangat mendalam.
Penyesalanku tak  lagi bisa membuatmu kembali.
Ibu….
 Kini aku telah pulang.
Janjiku tak lagi palsu, aku akan menemanimu sampai  hari tuamu nanti.
Tapi…. Kenapa engkau pergi meninggalkanku begitu cepat.
Dan aku harus membaringkanmu di tempat peristirahatan terahirmu.
Ibu…
walau kita tak bersama lagi, doaku akan selalu bersamamu.
Aku akan menjadi putrimu yang selalu hidup penuh dengan keihklasan.
Sesuai  nasehatmu dalam tujuh hari bersamaku.
Selamat jalan ibu….
Engkau wanita terhebat yang pernah ku miliki.
Â
Yulita Maryadi.
.-Puisi untuk Almarhummah ibunda tercinta Nelce Sihure
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H