Mohon tunggu...
Rifqi Royhani
Rifqi Royhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pamulang

Hallo, perkenalkan saya Rifqi Royhani. Usia saya 23 tahun. Saya berasal dari Tasikmalaya, dan sekarang tinggal di Pamulang, Tangerang Selatan. Saya merupakan seorang mahasiswi Semester 7 pada prodi Sastra Indonesia di Universitas Pamulang (UNPAM)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melestarikan Budaya melalui Pementasan Drama

21 Desember 2022   15:47 Diperbarui: 21 Desember 2022   15:58 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Farce (dagelan) merupakan suatu jenis drama yang ringan dan lucu. Adegan didalam pementasan ini melibatkan fisik. Drama ini dikenal dengan sebutan komedi picisan.

6.Tablo

Tablo merupakan suatu jenis drama yang mengutamakan pementasan daripada aspek gerak dan tarian. Tokoh drama melakukan gerakan sepanjang pementasan tanpa mengucapkan dialog sama sekali. Sehingga penonton harus memahami sendiri gerakan dari para pemain drama tersebut.

7.Sendratari

Sendratari merupakan suatu jenis drama yang menggabungkan seni drama dan seni tari. Jenis drama ini mengutamakan gerak-gerak penguat ekspresi sebagai pengganti dialog. Di Indonesi sendiri, drama jenis ini paling banyak digunakan untuk mementaskan kisah ramayana dan Dewi Sinta

Terdapat beberapa Tokoh-tokoh drama yang namanya terkenal sampai sekarang, diantaranya: WS Rendra Kresna, Arifin C. Noer, Jose Rizal Manua, dan lainnya.

Awal perkembangan drama di Indonesia berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat. Dimana pada awal perkembangannya tersebut, drama merupakan suatu ritual keagamaan yang mengagungkan yang mengangkat sifat kepuitisan.

Pada zaman dahulu juga, pemain drama tidak boleh sembarangan orang yang memainkan, mereka harus merupakan orang yang suci dan memiliki kekuatan sakti. Alasannya karena pada saat itu, pementasan drama dianggap sebagai kegiatan sakral oleh kebanyakan masyarakat Indonesia yang mempercayai mitos dan legenda dalam kehidupannya. Masyarakat sangat menghormati tokoh-tokoh mitos dalam hidupnya.

Dahulu juga, didalam pementasan drama ini, masyarakat menghadirkan seorang pawang atau seseorang yang memiliki keahlian dalam ilmu ghaib. Tujuannya untuk memantau jalannya pertunjukan drama tersebut. Agar drama tersebut tetap berjalan sakral dan pemain tidak keluar dari segala aturan dalam pementasan tersebut.

Seiring berkembangnya zaman, pementasan drama sekarang Sudah tidak seperti dulu. Yang awalnya pementasan drama hanya dilakukan oleh orang-orang sakti dan memiliki kekuatan ghaib, sekarang pementasan drama bebas dilakukan oleh siapapun. Bahkan sekarang pementasan drama pun juga banyak dipentaskan oleh para pelajar di sekolah. Jadi siapapun bebas berekspresi dan mengasah kemampuan aktingnya masing-masing melalui drama ini. Melalui drama ini, kita bersama melestarikan budaya lokal Nusantara agar tetap lestari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun