Mohon tunggu...
Jonathan Latu
Jonathan Latu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Banser NU

menulis supaya membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

405.1 T In God We Trust (?)

11 April 2020   16:54 Diperbarui: 11 April 2020   17:00 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

405.1 T apakah manfaat?

Kalau orang Amerika punya semboyan yang nempel di lembaran dollar "In God We Trust" yang tujuannya memastikan bahwa segala hal terkait perpindahan uang disana ada Tuhan yang melihat kemana dan darimana uang ini berasal, manfaatnya dan juga amanahnya sepeti apa (jangan langsung percaya ini cuma ngawur biar seru saja tulisannya)

Covid-19 sebagai wabah penyakit sudah tidak bisa dipungkiri betapa dahsyatnya kecepatan penularannya. Indonesia update 11 April adalah 3.842 terindeksi positif dan dunia sedang menuju 2 juta orang terinfeksi, saat ini 1.7 juta dan masih naik walau kita harus bersyukur di Eropa mulai turun.

Tentu saja harapan baik terus menyertai doa-doa kita setiap saat, supaya ini segera berakhir dan hidup bisa dimulai kembali dengan membangun harapan. Paralel saat wabah mulai meninggi grafiknya, ekonomi menukik karena sektor ini mengalami dampak yang sangat kuat hingga manusia kembali pada kebutuhan dasar saat kita sekolah SMP diajarkan ilmu ekonomi bahwa kebutuhan manusia terbagi 3 kategori utama yaitu primer, sekunder dan tersier.

Virus ini memaksa manusia kembali hanya membutuhkan kebutuhan primer: Pangan, Sandang, Papan. Sudah tidak ada lagi pengejaran pencapaian hidup berupa gejet, skinker, mobil, motor dan barang selain yang pokok. Makanan, obat-obatan dan akses informasi adalah yang utama dan tentu saja penguatan jiwa melalui ibadah yang lebih kuat supaya jiwa tetap tenang.

Dan ini berlaku sedunia, bukan cuma di Muntilan saja atau Cirebon saja, tapi Indonesia seluruhnya dan seplanet bumi ini. Inilah era pandemik, dimana akan banyak sektor yang mati suri karena stop produksi. Ratusan ribu orang dirumahkan, sebagian lagi terkena PHK yang kemudian Pemerintah mereka-reka bagaimana menolong Warga Bangsanya hingga bisa kembali terpenuhi kebutuhannya.

Stimulus mulai digelontorkan, walaupun saya juga tidak tahu apa itu stimulus atau stigudik intinya ada perhatian dari Pemerintah untuk menolong warganya yang terdampak secara ekonomi. Melalui banyak hal yang dilakukan baik tunjangan, uang saku, kompensasi, jaring pengaman sosial dan benyak lagi istilah yang mengkerucut pada angka 405.1 T dana penyelamatan Indonesia di masa krisis ini.

Apa yang dilakukan pemerintah? Dan apa yang kita harapkan? Paling baru adalah terkait PSBB Jakarta dimana ada 3.7 juta warga yang harus dibantu dengan stimulus tadi. Mekanisme melalui kartu prakerja dan lain sebagainya, kemudian penggratisan listrik, keringanan kredit dan banyak lagi yang mulai jalan walau pelan, menuju penyerapan 405.1 T.

Manfaat tersebut mulai di"gebyurkan" ke kolam rakyat yang mulai megering untuk sampai periode darurat yang rencananya berakhir pada buan Mei 2020. Yang bisa kita lakukan sebagai Warga Bangsa adalah mendukung Pemerintah yang kadang "mangkelno" ini menjadi sebuah harapan, dengan adanya realisasi stimulus bagi masyarakat Indonesia supaya kita bisa bangkit bersama.

Mari kawal terus langkah itu, kritisi jika melenceng dan teriak jika ada penyelewengan. Sudah saatnya kita bangkit bersama, pelan tapi pasti jika bersama pasti kita bisa bangkit dari semua ini. Dan keyakinan tentang betapa Gusti Allah mencintai Indonesia juga harus terus dirayakan dan diserukan melalui perbuatan baik antar sesama manusia dan Sholawat yang tak kunjung henti.

Gusti Allah akan melindungi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun