Mohon tunggu...
Jonathan Latu
Jonathan Latu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Banser NU

menulis supaya membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bangladesh Hancur Karena SJW, Waspadalah Negeriku!

29 September 2019   11:39 Diperbarui: 29 September 2019   11:59 2805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari ini di sini, media dan masyarakat menyandarkan opini mereka kepada para SJW2 semacam ini. Yang lagi2 seperti kebiasaan mereka, melihat sesuatu dengan sudut pandang 45' lalu bereaksi secara emosional. Menggerakkan protes dengan agitasi yang "membunuh" kredibilitas negara, mamanasi masyarakat supaya anti pemerintah.  

Tidak jarang malah ikut menyiram bensin agar kelompok2 masyarakat terbakar emosi dan akhirnya membakar kelompok masyarakat lain. Bahkan lebih jauh, mereka berusaha merubuhkan tertib sosial. 

Dan mereka puas, berasa jadi pahlawan kalau berhasil mewujudkannya. Seolah-olah terlihat benar, tapi sesungguhnya kalau diikuti, kita sedang memperburuk keadaan.

Di Papua, di Jakarta, di Kendari, di Makassar, dan di beberapa tempat lain sudah terlalu banyak yang menyantap micin dari para SJW2 ini. Alih2 ingin memperbaiki keadaan, mereka sedang mempertahankan kebuntuan politik dan chaos. Kadang bersinergi dengan kelompok yang secara ideologi berbeda secara diametral dengan mereka.

 SJW menyediakan narasi, tapi tak punya massa. Sementara massa pemarah jumlahnya cukup banyak, tapi miskin narasi. Maka bertemulah mereka saling melengkapi.

Di lain pihak, pemerintah berusaha keras memperbaiki keadaan. Cuma terjebak dilema. Kadang ingin tegas menegakkan hukum, tapi ketegasan juga bikin mereka teriak2 meradang. 

Bahwa pemerintah ini represif, membungkam kebebasan dll. Kadang ingin dialog, tapi dialog yang SJW ini pahami adalah kalau mau menerima seluruh tuntutan mereka. Kalau ga mau, berarti pemerintah ga mau dialog.

Saya pribadi berharap lame-duck session di masa transisi ini bisa segera berakhir. Pemerintah bisa berdiri jauh lebih kuat, dengan mesin dan aparatus yang punya kepastian nasib dan posisi politik selama 5 tahun mendatang. Biar ga terguncang-guncang terus oleh manuver SJW yang berkolaborasi dengan massa pemarah.

Tulisan keren dari Hasan Nasbi Batupahat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun