14 Januari 2013, Yaa lal Wathon atau Syubbanul Wathon kembali berkumandang dalam setiap acara NU maupun badan otonom dibawahnya. Sebuah panggilan kesiap-siagaan atas potensi gangguan pada 4 pilar PBNU. Di mana banyak sekali ajaran Islam yang keras dan bercita-cita mengganti Pancasila dengan sistem yang diluar Konsensus Nasional. Maraknya gerakan Islam politik yang dengan enteng menunggangi Negara dan mempermainkan Kedaulatan Rakyat.
Sebuah titik yang oleh Mbah Moen di estafetkan pada generasi penerus bangsa, sebuah Ijaah yang diberikan pada GP Ansor untuk selalu mengamalkan dan mengimplementasikan "Mencintai Tanah Air adalah bagian dari Iman" melalui sebuah gerakan, sebuah perlawanan dan perjuangan menegakkan Islam Ramah seperti yang selalu Mbah Moen sampaiakan. Ijazah yang timingnya sangat tepat untuk membangitkan kekuatan nasional yang bersetia pada 4 pilar kebangsaan.
Kini Mbah Moen telah pulang menuju keabadian, dengan meninggalkan sebuah Ijazah yang sangat keramat dan sangat terkait dengan keberlangsungan Indonesia bagi kita dan juga generasi penerus kita kelak.Â
Saatnya kita merindukan Ulama yang lembut dan alim melalui sebuah amalan sesuai dengan syiir yang beliau Ijazahkan. Terimakasih Mbah Moen, memberikan makna yang nyata tentang bagaimana mencintai Indonesia dengan menjaga Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 45.
Sugeng kondur Mbah Moen... Alfatehah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H