Rasulullah SAW sebagai suri teladan tetap memiliki sifat seperti manusia pada umumnya. Beliau juga bisa bercanda dan bergurau. Bedanya, gurauan seorang Nabi tidak lepas dari perkataan yang jujur. Beliau bersenda gurau dengan keluarga dan para sahabatnya. Dengan senda gurau tersebut, beliau bisa menambah keakraban, menghibur, menimbulkan kasih sayang, sekaligus memberikan edukasi positif.
Banyak riwayat yang mengisahkan candaan Rasullullah. Berikut candaan atau senda gurau Rasulullah ditulis dari buku "Bercanda Bersama Rasulullah" karya Isnaeni Fuad.
Kisah Umar bin Khattab sebelum Masuk Islam
Suatu hari beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya, "Siapakah di antara kalian yang punya kisah lucu dan membuatku tertawa?"
Umar bin Khattab lalu menceritakan. "Saya, ya Rasulullah."
Lalu Umar bin Khattab bercerita dulu ketika ia belum masuk Islam. Ia membuat sesembahan, berhala, dari manisan. Ketika siang dan perutnya lapar, tak ada makanan lain, maka dimaknnya manisan yang telah dibuat jadi sesembahan itu.
Rasulullah SAW sampai tertawa mendengar kisah itu.
Nenek-Nenek Tidak Bisa Masuk Surga
Disebutkan dalam sebuah riwayat, ada seorang wanita tua menghadap Rasulullah. Ia berkata,
"Ya Rasulullah, doankanlah diriku ini agar nanti bisa masuk surga".
Rasulullah menjawab, "Surga itu tertutup dan tidak boleh dimasuki oleh perempuan tua".
Wanita tua itu lantas pergi dan menangis. Rasulullah berkata kepada salah seorang sahabatnya sambil menahan tawa,
"Beri tahu dia bahwa surga itu tidak akan dimasukinya sebagai perempuan tua, karena penghuni surga semuanya menjadi muda kembali".
Canda kepada Umar bin Khattab
Suatu ketika Rasulullah menerima tamu beberapa perempuan Quraisy yang menanyakan masalah. Suara mereka riuh dan ramai. Namun, saat Umar bin Khattab masuk, mereka terdiam semua.
Bersabda Nabi SAW kepada Umar, "Aku heran, ketika perempuan-perempuan itu mendengar suaramu, mereka cepat-cepat membetulkan letak kerudung mereka".
Mendengar itu, Umar selanjutnya mendekati para wanita Quraisy.
"Mengapa kalian lebih takut padaku daripada Rasulullah?".
Mereka menjawab bahwa Umar bersifat keras. Rasulullah menimpali ucapan perempuan itu dengan pernyataan yang terdengar sedikit bergurau,
"Wahai Ibnu Khattab, demi Allah! Apabila setan berjumpa denganmu di jalan yang kau lalui, ia akan menjauh, melewati jalan yang lain".
Penghuni Surga yang Masuk Terakhir
Ibnu Mas'ud meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bercerita tentang penghuni surga yang masuk terakhir. Yakni, penghuni neraka yang terakhir kali masuk surga. Sebab orang-orang Islam yang berdosa akan dicuci dahulu dosanya, kemudian dimasukkan surga.
"Dia keluar dari neraka dengan merangkak," kata Nabi.
"Kemudian Allah berkata kepadanya, 'Pergilah dan masuklah ke surga.'"
Orang itu menurut. Namun, benaknya terbayang surga telah sesak, sehingga ia kembali menghadap Tuhannya dan melapor. Allah mengulangi perintahnya. Untuk kedua kalinya orang itu kembali. Kemudian Allah berfirman,
"Pergi dan masuklah ke surga, dan surga bagianmu luasnya sepuluh kali bumi".
Orang itu merasa Tuhannya sedang mengejek dirinya.
Ibnu Mas'ud menerangkan, setelah bercerita Rasulullah tertawa sampai gerahamnya terlihat. Kemudian bersabda, "Itu adalah kedudukan terendah bagi ahli surga."
Canda tentang Seekor Unta
Dari Abu Daud diriwayatkan bahwa datang seseorang kepada Rasulullah dan meminta diberikan tunggangan unta. Rasulullah berkata kepadanya, "Akan kuberikan anak unta kepadamu."
Orang itu menolak dan mengatakan ingin minta unta dewasa agar kuat dijadikan tunggangan.
Rasulullah lalu berkata, "Bukankah semua unta dewasa adalah juga anak unta?".
Canda kepada Ali bin Abi Thalib
Diriwayatkan ketika sedang makan kurma bersama Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW mencandai dengan meletakkan biji-biji kurma di depan Ali bin Abi Thalib. Kemudian Rasulullah bekata, "Betapa banyaknya engkau memakan kurma".
Ali bin Abi Thalib menjawab candaan Rasulullah dengan ucapan, "Iya, betul, tetapi lebih banyak lagi orang yang memakan kurma dengan bijinya". Para sahabat pun terbahak.
Nu'aiman bin Amr Mengerjai Rasulullah
Seorang sahabat Rasulullah yang dikenal jenaka bernama Nu'man bin 'Amr (ada yang menyebutnya Nu'aiman bin 'Amr) suatu hari ia mengerjai Rasulullah SAW. Nu'man berkata kepada seorang penjual madu keliling bahwa ada orang yang ingin membeli madunya sembari menunjuk rumah Rasulullah SAW. Penjual madu keliling itu pun mengetuk pintu rumah yang ditunjukkan. Rasulullah terheran melihat penjual madu itu menyodorkan sebotol madu kepadanya.
"Aku tidak ingin membelinya," kata Rasulullah.
"Kata seseorang tadi engkau memesan madu ini," jawab lelaki itu sambil menceritakan ciri-ciri lelaki dimaksud, yang kemudian dikenali Rasulullah sebagai Nu'man.
Rasulullah pun membeli madu itu. Ketika bertemu dengan Nu'man, beliau SAW bertanya tentang kejadian tersebut.
Nu'man menjawab, "Ya Rasulullah, betapa aku sangat ingin memberikan hadiah kepadamu, tetapi aku tidak mampu melakukannya. Maka kusuruh pedagang madu itu memberikan hadiah madu kepadamu darimu, tetapi engkaulah yang membayarnya."
Rasulullah SAW pun tertawa mendengar jawaban tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H