Pada 10 Juni 2024, tepatnya hari Senin BEM KEMABA FPBS UPI melaksanakan Kajian Politik
Dan Akal Sehat (KAPOLDA) di Gedung Geugeut Winda, Universitas Pendidikan Indonesia Lantai1 dengan mengusung tema "Artificial Intelligence: Memajukan atau Menjatuhkan Dunia Pendidikan Indonesia".
Kajian Politik Dan Akal Sehat merupakan salah satu program kerja dari Qismu Istisyarah (Bidang Advokasi) BEM KEMABA FPBS UPI 2024. Kegiatan ini merupakan Forum diskusi yang membahas persoalan/isu terkait dengan berbagai aspek yang ada di Indonesia dari perspektif mahasiswa khususnya atau kegiatan diskusi mengenai isu-isu sosial dan politik yang tengah berkembang, baik itu isu kampus, daerah, maupun nasional sebagai pencerdasan bagi warga KEMABA. Adapun tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu untuk Mempertajam daya nalar dan kepekaan mahasiswa terkhusus warga KEMABA agar dapat berpikir kritis dalam menyikapi problematika isu-isu juga mampu mengawal kebijakan kampus maupun nasional, menumbuhkan dan melatih daya pikir yang kritis dalam menyikapi masalah dan isu-isu kampus dan berani mengeluarkan pendapat.
KAPOLDA ini dihadiri oleh 67 orang. Yang terdiri dari 26 orang Panitia dan 41 orang Peserta dan Tamu Undangan. Acara ini berisikan Pematerian dan Forum diskusi.
Acara ini diawali dengan pembukaan pada pukul 08.00 WIB. Dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang dilantunkan oleh Muhammad Alfath Firasy, dan laporan ketua pelaksana oleh Azmi Sukma. Kemudian dilanjut dengan sambutan-sambutan. Sambutan yang diawali dari ketua BEM KEMABA FPBS UPI oleh Abdul Aziz Maulana serta sambutan dari perwakilan ketua Departemen Pendidikan Bahasa Arab UPI oleh Prof. Zaka Alfarisi
M.Hum. Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pembacaan CV pemateri yang dibacakan oleh Ihsan Abdul Aziz sebagai Moderator. Kemudian acara ini diserahkan kepada Nola Nadiyah Zahra sebagai Pemantik KAPOLDA. Pada saat pematerian pemantik memaparkan sedikit mengenai Artificial Intelligence secara global. Setelah pemaparan selesai, acara dilanjutkan dengan membuka forum diskusi. Pada forum diskusi kali ini, para peserta dan tamu undangan sangat antusias memeriahkan juga mencairkan suasana diskusi di KAPOLDA kali ini.Dalam pembahasan mengenai kecerdasan buatan (AI), peserta diskusi menyepakati bahwa AI merupakan cabang ilmu komputer yang meniru kecerdasan manusia dalam berbagai aspek. Diskusi juga mencakup perbandingan antara makanan dan minuman kemasan dengan yang dibuat secara tradisional, di mana peserta menyoroti bahwa kualitas moral dan tanggung jawab berbeda dalam kedua konteks tersebut.
Selanjutnya, diskusi menyoroti kesiapan Indonesia dalam menghadapi AI. Pendapat peserta beragam; sebagian percaya bahwa Indonesia siap dari segi sumber daya manusia, namun ada kekurangan dalam regulasi dan infrastruktur, seperti akses internet yang masih terbatas dan ketidakpastian hukum terkait penggunaan AI. Terdapat pula kekhawatiran mengenai kejahatan yang melibatkan AI serta dampak etika dari penggunaannya, sehingga pengguna AI perlu memiliki sikap tanggung jawab dan etika yang baik.
Etika dan moral dalam penggunaan AI menjadi poin penting dalam diskusi. Pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai moral dan spiritual dianggap penting untuk memastikan penggunaan AI yang bijak dan bertanggung jawab. Pengguna AI diharapkan memiliki sikap bijak dalam mengakses dan menggunakan informasi yang diberikan oleh AI.
Dalam konteks pendidikan, AI dinilai dapat memudahkan berbagai aspek, mulai dari sumber belajar hingga metode pembelajaran. Namun, diskusi juga mencatat bahwa penggunaan AI yang berlebihan dapat mengurangi tanggung jawab dan kreativitas siswa, sehingga penting untuk menggunakan AI secara seimbang.
Untuk masyarakat yang belum siap menghadapi AI, peserta diskusi menekankan pentingnya edukasi dan peningkatan infrastruktur. Edukasi yang menyeluruh tentang dampak positif dan negatif dari AI serta pendampingan dalam proses adaptasi teknologi dianggap penting untuk mempersiapkan masyarakat.