Mohon tunggu...
qirana falisa rizqiyah
qirana falisa rizqiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca berita²

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Korupsi di Indonesia: Akar Masalah, Dampak, dan Solusi Sistemik

27 November 2024   19:33 Diperbarui: 27 November 2024   19:33 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Selain itu, korupsi memperburuk ketimpangan sosial. Sumber daya yang seharusnya dinikmati oleh seluruh masyarakat hanya dinikmati oleh segelintir elite yang korup. Akibatnya, kelompok masyarakat miskin semakin terpinggirkan, sementara kelompok kaya terus mendapatkan keuntungan dari sistem yang tidak adil.

Peran Masyarakat dalam Pemberantasan Korupsi

Pemberantasan korupsi tidak bisa hanya mengandalkan lembaga negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau penegak hukum lainnya. Masyarakat memiliki peran penting dalam menekan praktik korupsi. Edukasi antikorupsi harus menjadi prioritas, terutama di sekolah-sekolah, untuk membentuk generasi yang memiliki integritas tinggi.

Selain itu, media massa dan media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk mengawasi dan mengungkap perilaku koruptif. Kampanye kesadaran publik yang konsisten, seperti Gerakan Nasional Antikorupsi, juga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas.

Peran masyarakat juga dapat dilakukan melalui pengawasan langsung terhadap kebijakan publik. Dengan menggunakan teknologi seperti platform pengaduan online, masyarakat dapat melaporkan dugaan kasus korupsi secara cepat dan anonim. Namun, agar efektif, perlindungan terhadap pelapor harus dijamin oleh pemerintah sebagaimana diatur dalam Pasal 42 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999.

Reformasi Sistemik Sebagai Solusi

Untuk memberantas korupsi secara efektif, reformasi sistemik harus menjadi prioritas. Penguatan sistem pengawasan internal dan eksternal, peningkatan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara, serta digitalisasi layanan publik adalah langkah-langkah yang dapat mengurangi peluang korupsi.

Digitalisasi layanan publik, misalnya, dapat menghilangkan interaksi langsung antara masyarakat dan pejabat yang sering menjadi celah korupsi. Sistem seperti e-procurement dan e-budgeting telah terbukti efektif dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan anggaran di beberapa daerah.

Selain itu, penegakan hukum yang tegas dan adil harus diterapkan. Hukuman bagi pelaku korupsi harus memberikan efek jera, termasuk penyitaan aset hasil korupsi sebagaimana diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999. Perlindungan terhadap whistleblower dan saksi kunci juga harus diperkuat untuk mendukung pengungkapan kasus-kasus korupsi.

Pemerintah juga perlu memperbaiki sistem rekrutmen dan promosi di birokrasi. Dengan memastikan bahwa hanya individu yang kompeten dan berintegritas yang menempati posisi strategis, peluang untuk melakukan korupsi dapat diminimalkan. Reformasi ini harus disertai dengan peningkatan kesejahteraan pegawai negeri, sehingga mereka tidak tergoda untuk melakukan tindakan koruptif.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun