Mohon tunggu...
Qintharafella Shalya
Qintharafella Shalya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Virtue Of Temperance dalam Psikologi Positif untuk mencegah Toxic Relationship

1 Juli 2023   15:40 Diperbarui: 1 Juli 2023   15:53 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prudence

Berhati-hati dengan pilihan kita dengan berhenti sejenak dan berpikir sebelum bertindak, itu adalah kekuatan menahan diri sehingga ketika kita berhati-hati kita tidak akan mengatakan atau melakukan hal-hal yang nantinya akan kita sesali. Jika kita memiliki kehati-hatian yang tinggi, kita dapat mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan kita. Kehati-hatian melibatkan perencanaan jauh ke depan serta jangka pendek. Kahati-hatian tidak hanya dengan melakukan suatu tindakan fisik, tetepi juga dalam hal pengungkapan sesuatu hal yang keluar dari mulut kita. Berbicara yang baik tanpa nada yang tinggi, melakukan penyelesaian masalah tanpa adanya kekerasan fisik itu termasuk pada kehati-hatian. Sehingga segala apapun permasalahan yang terjadi dalam suatu hubungan harus dapat diselesaikan dalam keadaan yang sudah terkontrol tanpa adanya kesalahan yang nantinya bisa saja disesali.

  • Self-Regulation And Self-Control

Self-regulation merupakan kekuatan karakter yang kompleks, itu ada hubungannya dengan mengendalikan selera dan emosi kita dan mengatur apa yang kita lakukan. Mereka yang memiliki pengaturan diri yang tinggi memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik dalam keyakinan mereka bahwa mereka dapat menjadi efektif dalam apa yang mereka kejar dan cenderung mencapai tujuan mereka. Ini hal yang paling sakral dan yang sangat penting karena dalam seiring bertambahnya usia kita harus bisa untuk menjadi semakin dewasa dan misa mengelola diri kita sendiri dan emosi kita. Mengatur semuannya dibawah kendali yang akan menghindari kita terjerumus kedalam konflik yang semakin memburuk. Dengan kitab isa mengontrol diri, setiap permasalahan pun akan lebih cepat dan mudah untuk diatasi sebaik mungkin.

Jika semuanya sudah dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, otomatis karakter kita dan sifat kita dalam setiap menyikapi permasalahan akan seiring terus berubah. Tentunya menjadi lebih baik, berikut ulasan bagaimana cara menghindari toxic relationship dengan Upaya perubahan diri menggunakan metode dari teori character strength in positive psychology. Karena setiap manusia bisa berubah menjadi lebih baik.

Referensi :

Mertika, A., Mitskidou, P., & Stalikas, A. (2020). "Positive Relationships" and their impact on wellbeing: A review of current literature. Psychology: The Journal of the Hellenic Psychological Society, 25(1), 115. https://doi.org/10.12681/psy_hps.25340

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun