Manusia membutuhkan keberadaan orang lain untuk menopang eksistensinya di dunia, dengan berinteraksi manusia bisa saling menolong dan memberikan kontribusi satu sama lain. Namun, bukan hanya kehadiran fisik untuk saling melakukan kontak sosial saja, tetapi juga kebutuhan Rohani berupa perhatian, kasih saying, cinta yang dibutuhkan manusia. Dengan kenyataan ini, Tuhan menganugrahkan cinta kepada manusia untuk saling mencari dan menemukan pasangan hidupnya.Â
Memiliki pasangan tetap juga terbukti membawa banyak dampak positif dari berbagai segi. Selain berbahagia, terkhususnya bagi yang sudah cukup usia untuk berada pada satu hubungan yang berstatus juga dapat meningkatkan kualitas hidup individu tergantung pada pasangan yang didapatkan. Sejumlah penelitian yang dirangkum berikut mengungkapkan dampak-dampak positif yang didapatkan berkat keberadaan pasangan di sisi kita.
Mengurangi stress
-
Meningkatkan rasa percaya diri
Membantu dalam proses mendewasakan diri
Mengatasi kesepian
Meningkatkan daya tahan tubuh
Bila individu merasa tidak mendapatkan berbagai manfaat pacaran dan memiliki pasangan seperti yang telah disebutkan di atas atau justru merasa bahwa hubungan yang dijalani membuat kamu tertekan, stres, bahkan depresi, mungkin memang ada yang salah dalam hubungan tersebut. Karena dalam berhubungan pacarana maupun memiliki pasangan yang sudah menikah atau bahkan sudah serius dan sedang dalam tahap ingin ke jenjang yang lebih serius, ada di dalam sebuah relationship terkadang cukup rumit dan banyak juga masalah di dalamnya. Maka dari itu dalam suatu hubungan ada yang disebut dengan Positive Relationship dan Toxic Relationship tergantung dari setiap pasangan itu sendiri dan individu-individu itu sendiri pula.
Banyak yang bertanya apa perbedaan hubungan yang sehat dan yang toxic. Karena manusia terlahir dengan sifat dan karakter masing-masing yang dimana tidak semuanya sama. Semua sifat dan karakter yang berbeda itulah yang kadang membuat individu bingung dengan karakter dan sifat pasangan yang mana yang seharusnya masih dianggap wajar dan yang mana yang memang sudah diluar batas wajar. Sehingga terkadang individu yang sedang ada dalam fase toxic relationship tidak menyadari bahwa hubungannya sudah tidak berjalan dengan baik dan tidak positif lagi.Â
Toxic relationship sering ditandai dengan mode hubungan yang berulang dan saling merusak antara pasangan. Pola-pola ini dapat melibatkan kecemburuan, posesif, dominasi, manipulasi, keputusasaan, keegoisan, atau penolakan. Namun, satu tema umum dalam toxic relationship melibatkan daya tarik kuat pasangan terhadap satu sama lain, terlepas dari rasa sakit yang mereka timbulkan satu sama lain.Â
Ada perilaku tertentu yang membuat toxic relationship: