Inovasi TiO2 Solar Cell Technology Membawa Mahasiswa UPI Raih Pendanaan PKM-RE 2023

Faktanya, industri sel surya di Indonesia masih terbatas pada pabrik panel surya yang menggunakan bahan baku impor dengan harga yang tinggi. Data dari Badan Pusat Statistik tahun 2018 menunjukkan bahwa impor bahan baku serta harga panel surya meningkat hingga 78% dan 29,11% dari tahun sebelumnya. Padahal Indonesia memiliki sumber daya yang mampu mendukung pengembangan sel surya secara mandiri. Salah satu material anorganik yang penting dalam pembuatan sel surya adalah TiO2. Dengan memanfaatkan sumber daya pasir besi, Indonesia dapat mengurangi impor bahan baku sel surya. Pasir besi mengandung unsur kimia tinggi seperti Besi (Fe) dan Titanium (Ti), yang sangat sesuai untuk fabrikasi TiO2.

 Melihat kondisi tersebut, lima Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia mengajukan gagasan pada Program Kreativitas Mahasiswa Skema Riset Eksakta dengan judul "TiO2 4G Solar Cell Technology: Inovasi Teknologi Sel Surya Generasi Ke-4 Berbasis Pasir Besi sebagai Pemanfaatan Bahan Baku Lokal Indonesia".

Tim TiO2 4G Solar Cell Technology terdiri dari Qintar Alifah Ristiana sebagai ketua tim dari Program Studi Teknik Elektro 2020, Bintang Cantika Ayuni sebagai anggota tim dari Program Studi Fisika 2020, Hafizh Jamaluddin sebagai anggota tim dari Program Studi Teknik Elektro 2020, Iffan Nur Ilman Syarifudin sebagai anggota tim dari Program Studi Teknik Elektro 2020, Muhamad Malik Ridwan sebagai anggota tim dari Program Studi Pendidikan Teknik Elektro 2022 dengan dosen pendamping Roer Eka Pawinanto, S.Pd., M.Sc., Ph.D.

Inovasi TiO2 4G Solar Cell Technology berhasil mendapatkan pendanaan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Skema Riset Eksakta Tahun 2023 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Tim TiO2 4G Solar Cell Technology juga telah melaksanakan Penilaian Kemajuan Pelaksanaan PKM (PKP2) pada 27 Oktober 2023.