Sunyi itu SepiTuhan usiaku sudah kepala tiga lebih.Semua Engkau berikan padaku Tuhan.terimakasih & Rasa syukurku Untuk_MU,mulai dari kesehatan,pekerjaan,teman-teman semua ada sampai saat ini. Tuhan tapi kenapa ???untuk urusan Cinta & sayang belum juga Engkau Karunia-kan???Aku letih bahkan sampai tertatih,aku merintih sampai menangis... Tuhan Sepiku ini sungguh sunyi......aku sendiri di antara kamar-kamar kost yang berpenghuni tapi tak terjadi Interaksi. Tuhan, Sepiku sungguh sudah sampai titik nadir,ketika aku saksikan orang berlalu lalang dengan pasangannya masing-masing.Sungguh pilu hati ini teriris-iris menyaksikan keadaan yang sangat Dramastis Tuhan, disetiap sujud simpuhku ku meminta,ku mengiba ,hadiahi aku dari salah satu mahkluk Ciptaan-MU yang bisa menjadi IMAM dalam Hidupku,yang bisa membimbingku untuk selalu lebih dekat Dengan_MU. Yang nantinya bisa memberikan keturunan terbaik untuk melanjutkan sejarah Hidupku. Tuhan, ku sangat menanti ,hadirnya Sang Pujaan Hati yang Engkau Ridhoi ,Biar kubisa meniti hari dengan sengengam mimpi yang berarti untuk mencapai taman Syurgawi sebelum akhirnya Aku Mati menghadap-Mu yang punya Hidup ini Jakarta, Dari sebuah kamar kost yang sepi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H