Mohon tunggu...
Qonita Nisrina Nazhifa
Qonita Nisrina Nazhifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Agrotechnology

Mahasiswi aktif di salah satu universitas Kabupaten Jember terhitung sejak 2018

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN BTV 3 UNEJ: Pengembangan Inovasi Produk dan Strategi Pemasaran Digital Stik Keju "Hanah"

30 Agustus 2021   15:20 Diperbarui: 31 Agustus 2021   21:02 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dengan mengimplementasikan teori serta praktek yang telah diajarkan selama perkuliahan. Jumlah kasus Covid-19 yang meningkat menjadi penyebab utama Universitas Jember kembali melaksanakan KKN yang dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa dengan sistem online atau disebut sebagai KKN Back to Village. Pelaksanaan KKN BTV periode ke-3 di tahun 2021 tidak berbeda dengan periode sebelumnya, KKN dilakukan di desa domisili setiap mahasiswa secara individu sehingga diharapkan dapat mengabdi pada masyarakat dengan mengembangkan potensi desa sekaligus menekan penyebaran virus Covid-19. Universitas Jember memiliki empat macam tematik yang berbeda untuk KKN BTV 3 sehingga mahasiswa dapat memilih salah satu tematik dan menyesuaikan dengan potensi serta permasalahan di desa masing-masing.

Qonita Nisrina Nazhifa, salah satu mahasiswa aktif Fakultas Pertanian, Universitas Jember, tercatat sebagai peserta KKN BTV 3 dengan dosen pembimbing lapang yakni Dr. Lilis Yuliati, S.E., M.Si, CPHCM pada kelompok 28. Qonita mengambil tema “Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19” di Desa Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember dengan sasaran yakni salah satu pelaku usaha yang terdampak Covid-19, Ibu Camila Krisnawati atau akrab disapa Ibu Mila. Sebelum pandemi, beliau menjual beberapa produk cemilan seperti aneka olahan cokelat dan lollipop pada beberapa toko pusat oleh-oleh di Kabupaten Jember dan toko kecil lainnya. Selama pandemi beberapa produk mulai ditarik dari toko karena berkurangnya konsumen yang menyebabkan produk masih banyak tetapi mencapai kadaluwarsa, sehingga menyebabkan kerugian yang besar bagi Ibu Mila. Hal ini membuat beliau membuat produk cemilan baru berupa stik keju yang masih dipasarkan secara offline. Permasalahan yang dialami oleh target sasaran adalah kurangnya pengetahuan terkait pemasaran melalui media online. Selain itu kemasan produk kurang menarik dan tidak memperhatikan labeling sehingga produk tidak dikenali oleh konsumen.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan target sasaran pada minggu pertama KKN, Qonita melakukan beberapa pelatihan dan pendampingan kepada Ibu Mila dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman terkait digital marketing dan labeling sebagai bentuk program kerja yang dilaksanakan selama 30 hari. Pelatihan dan pendampingan pertama dilakukan pada minggu kedua terkait dengan pembuatan desain logo UMKM menggunakan Canva. Materi ini dipilih oleh Qonita karena aplikasi Canva merupakan tools editing yang mudah digunakan bagi pemula, selain itu materi yang diberikan juga berisi tips untuk membuat logo yang menarik untuk produk makanan. Pendampingan pembuatan akun instagram juga dilakukan sehingga Ibu Mila dapat menjangkau pasar lebih luas. Pelatihan kedua dilakukan pada minggu kedua dengan materi terkait pengembangan inovasi produk dan strategi pemasaran. Produk cemilan stik keju memang banyak ditemukan dipasaran, oleh sebab itu melalui pelatihan kedua ini, Qonita mengajak Ibu Mila untuk membuat inovasi berupa penambahan sayur yakni daun kelor ke dalam bahan pembuatan stik keju “Hanah” sehingga memiliki nilai gizi lebih dan menambahkan perisa makanan bubuk sebagai variasi rasa. Peningkatan kemasan juga dilakukan untuk mempertahankan kualitas produk, yang semula menggunakan plastik biasa kini diganti menggunakan kemasan zip lock. Selain itu materi terkait strategi pemasaran dilakukan dengan tujuan supaya pelaku usaha dapat mempromosikan produknya melalui media sosial seperti Instagram dan e-commerce. Melalui program kerja yang telah dilaksanakan, harapannya dapat bermanfaat dan meningkatkan perekonomian pelaku usaha stik keju “Hanah” di tengah pandemi Covid-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun